"Kenapa bisa suka sama saya?"
Entah itu buruk atau merasa kurang beruntung disukai oleh makhluk seperti aku ini, tapi itu sungguh keterlaluan!! Aku sudah ngomong berapa kali sama dia tapi dia selalu tidak menganggap serius apa yang ku katakan.
"Kakak masih nanya itu? Setelah apa yang ku lakukan akhir-akhir ini? Jangan bilang, menurut kakak aku ngomong begituan cuma bercanda? Dan kelakuanku cuma main-main?"
"Okay.. saya cuma ingin memastikan saja." Renan terlihat merenung sejenak. "Saya mau ke Singapura seminggu, selama itu kamu pikirkan baik baik perasaan mu ke saya. Kalau perasaan mu masih sama, kamu yakin mau sama saya, saya akan mencobanya."
Kepalaku tiba tiba penuh sesak, berbagai spekulasi spekulasi mengerikan muncul di kepalaku, bagaimana kalau dia mencoba menerima lalu nanti setelah ia datang malah menganggap itu adalah omong kosong, atau dia mungkin pura pura lupa atau memang lupa betulan.
"Kakak ngomong beginian supaya aku berharap banyak sama kakak kan? Terus nanti kalo aku udah percaya, kakak malah ngomong aku tuh baperan orangnya, masa cuma gitu doang aku anggap serius."
Aku mencoba untuk berpikir dengan benar sambil memikirkan apakah benar apa yang kak Renan katakan.
"Kamu pikir saya segabut itu ngomong omong kosong ke kamu?." Sudut bibir Renan terangkat samar.
"Yaa bisa aja kan." Aku nggak mau kalah.
"Enggak sya.. saya ngomong begitu ke kamu serius, kalo kamu nggak percaya terserah kamu tapi aku mau kamu percaya." Katanya.
Aku melihat kesungguhan di matanya, dan woww ada apa dengan jantung ku?? Mengapa bergerak lebih cepat dari biasanya, dan bertambah keras setelah rambutku merasakan elusan lembut yang berasal dari tangan laki laki yang berdiri di depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smitten (On going)
Romance(Nesya denavi) Siapa yang mengira bakal jatuh cinta sama manusia tampan Mahasiswa Teknik yang baru aku lihat di Kampus?? Setelah mencoba berbagai cara agar bisa berkomunikasi langsung sama dia, akhirnya aku berhasil, walau dengan cara yang sedikit c...