Bagian 1 : mimpi

1.8K 195 4
                                    

Lou Binghe selalu bermimpi aneh setiap malam, mimpi yang sama dan berulang-ulang. di mana di alam mimpi itu ia melihat Shizun-nya datang ke gudang kayu di tengah malam, meletakan kepalanya di pangkuannya, mengusap kepalanya dan menyanyikan alunan lagu dengan suara pelan untuk menenangkan kegelisahannya.

Mimpi ini muncul setelah ia keluar dari celah dunia berbeda. Sebulan yang lalu, setelah pertemuannya dengan dirinya yang lain yang terlihat konyol, yang menentangnya bersama dengan Shizun-nya hingga ia terpojok dan kalah.

Apa yang salah? Mengapa Shizun itu berbeda dari Shizun-nya yang gila dan kejam? Ini membuatnya merasa tidak tenang.

Seakan ada perasaan samar yang membuatnya merasa marah dan terluka.

Tapi setiap kali ia merasa gelisah serta bertanya-tanya alasan mengapa dan kenapa, mimpi itu selalu muncul bersama dengan suara lembut samar di samping telinganya. Terdengar sangat nyata hingga ia merasa hangat. Diiringi dengan kalimat halus di akhir nyanyian.

Lou Binghe tenanglah, Shizun disini.

Setiap kali ia bangun dari tidurnya, ia mendapati dirinya dalam keadaan kacau, mengacak-ngacak rambutnya, mengusap wajahnya kasar, menebarkan aura permusuhan ke semua orang hingga para permaisuri dan selirnya tidak berani mendekatinya.

"Tuanku..." Suara halus dan manja itu milik Sha Hualing. gadis iblis itu dengan berani masuk ke dalam kamarnya, duduk di samping ranjangnya, memeluknya dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Lou Binghe yang terbalut pakaian tipis yang dibasahi keringat. Mengabaikan tatapan tak suka Lou Binghe.

Lou Binghe telah mengabaikan para istrinya sejak sebulan yang lalu. Saat itu ia baru saja kembali ke istana dengan pakaian berlumuran darah dan beberapa luka ringan di tubuhnya, wajahnya gelap di selimuti garis kemarahan. Sesampai di kamar, ia dengan gegabah menghancurkan seluruh barang di kamar, mengutuk Shizun-nya yang telah lama mati.

Tentu tingkahnya dengan cepat menyebar hingga ke telinga Sha Hualing, membuat wanita itu bergegas datang dari alam iblis menuju istana Huanhua dan Ia mendapati Liu Mingyan serta Ning Yingying yang berdiri di ambang pintu dengan wajah tak terbaca.

"Apakah kalian bodoh? Kenapa tidak menenangkannya?" Teriaknya galak

Liu Mingyan menatapnya sinis, tidak mengatakan apapun. Ning Yingying berinisiatif untuk membuka suara, mengabaikan aura permusuhan yang di layangkan kedua gadis itu. "Kami sudah mencoba, tapi.. tapi.. tapi A-Lou benar-benar tidak ingin di ganggu."

Liu Mingyan berdecih, menatap kearah Sha Hualing dengan tatapan merendahkan. Keduanya memang terlibat dalam persaingan. Sebagai dua permaisuri paling di sukai Lou Binghe, baik Liu Mingyan maupun Sha Hualing tentu tidak ingin kalah, masing-masing bersaing untuk mendapatkan atensi penuh Lou Binghe dan membuat pria itu terkesan.

"Jika kau tak percaya, coba saja.. aku akan bertepuk tangan dan berlutut di hadapanmu jika kau mampu memadamkan amarah Tuan."

Seperti yang diharapkan, Sha Hualing menanggapi ucapan Liu Mingyan, menyeringai sinis kearah gadis bercadar itu. Ning Yingying yang berada di samping keduanya menyusut, sedikit menjauh, sama sekali tidak ingin terlibat dalam obrolan keduanya.

"Ning Yingying.." panggil Sha Huanlin

Ning Yingying terkejut, refleks berkata."Ya?"

"Tolong ingatkan aku perkataan Liu Mingyan nanti, aku akan membuatnya berlutut dan mencium kakiku."

Lalu dengan lambaian tangan, ia berjalan dengan wajah terangkat melewati Liu Mingyan, dengan sengaja menyenggol pelan bahu gadis itu, melangkah menuju kearah Lou Binghe yang masih terlihat gila.

"Tuanku yang ku sayang.. apa yang terjadi?" Nada manja itu masuk ke pendengaran Liu Mingyan, membuat dahinya berkerut dan nyaris memuntahkan isi perutnya.

back to Qingjing || BingjiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang