Bagian 12 : kenangan Shizun (2)

893 133 10
                                    

Setelah setahun tinggal di kediaman keluarga Qiu, Shen Jiu masih juga tak mendapat keadilan, bahkan kekerasaan fisik yang di deritanya menjadi lebih berat. Ketika Qiu Haitang tidak ada di rumah dalam beberapa minggu, Ia pernah di kurung di kandang anjing, dan tidak diberi makan selama beberapa hari.

Ia juga di gantung dan di cambuk hingga seluruh badannya mati rasa.

Yang lebih parahnya, ia bahkan pernah di raba di beberapa tempat sensitif tubuhnya. Menggesekkan tubuh menjijikkan Qiu Jianlou ke tubuh kecil Shen Jiu. Ia juga sering memaksa Shen Jiu mengenakan pakaian wanita.

Orang itu gila! Qiu Jianlou adalah orang gila.

Saat itu, setelah Shen Jiu di kunci di gudang oleh Qiu Jianlou. Yue Qi datang menjenguknya. ia tak begitu sering datang dan mengontrol Shen Jiu, itu di karenakan sangat sulit menemui Shen Jiu tanpa ketahuan Qiu Jianlou. Jadi, hari ini ia mengambil kesempatan sebaik mungkin untuk menemui adiknya.

Keduanya bertemu, satu di depan pintu, satu lagi di dalam gudang. Pintu yang tertutup rapat menjadi pemisah mereka.

Yue Qi bertanya dengan suara serak, "bagaimana keadaanmu?"

Dijawab oleh Shen Jiu dengan ketus. "Menurutmu?"

Setiap kali Yue Qi datang, Shen Jiu selalu mengeluh dan menyalahkannya. Ia tak menyangkal. Shen Jiu begini juga karena dia, anak itu menyelamatkannya dari amukan Qiu Jianlou. Yue Qi menahan air matanya. "Aku akan segera menyelamatkanmu."

Telinga Shen Jiu berdiri, ia bertanya dengan tak acuh tapi Lou Binghe tau jika ada letupan harapan kecil di hati bocah malang itu. "Benarkah?"

Yue Qi mengangguk meskipun ia tau jika Shen Jiu tidak akan melihat. "Aku akan pergi hari ini, berusaha mencari sekte kultivasi yang bisa menerimaku."

Ada keheningan yang terjalin cukup lama sebelum Shen Jiu menyahut dengan iri, "enak sekali."

Yue Qi terkekeh, airmata jatuh kepipinya, membasahi wajah tampannya. "Setelah aku membawamu, kau tidak akan khawatir tentang apapun lagi."

Shen Jiu memutar bola matanya. Lou Binghe menyadari jika mata Shen Jiu memerah "Ya! Ya! Ya! Tapi pesanku jangan bersikap impulsif, jangan ceroboh. Kau tau? Kau sangat merepotkan jika sudah bersikap impulsif. Contoh nyata korban keimpulsifanmu adalah aku."

Ia melanjutkan, "aku akan menunggumu, selama apapun itu aku akan selalu menunggumu. Jadi cepatlah kembali dan jangan membuatku menunggu lama."

Percakapan mereka berlangsung singkat sebelum Yue Qi memutuskan untuk pergi. Menyadari jika Yue Qi sudah menghilang, Shen Jiu terdiam cukup lama dengan linglung menatap pintu. ia dengan gemetar menyentuh daun pintu lalu merosot ke tanah, ia menangis dengan menyembunyikan wajahnya.

Bahunya bergetar. Shen Jiu tidak dapat menahan gejolak emosinya. Ia merasa sedih dan kehilangan, tapi disisi lain ia juga merasa bahagia.

Tak ada lagi yang akan menjenguknya, tak ada lagi sosok Gege yang akan bertanya keadaannya. Ia akan tumbuh dan menderita di bawah tekanan Qiu Jianlou, ia memegang harapan besar di dadanya untuk Yue Qi.

Lou Binghe merasa dadanya diremas kuat oleh ribuan tangan, membuatnya merasa sesak. ia melangkah dengan linglung menuju bocah kurus itu. Berjongkok di depan Shen Jiu yang menangis. Ia ingin menyentuh anak itu, tapi ia tak bisa. Tubuh lemah itu menembus dirinya, membuat Lou Binghe merasa frustasi.

Berapa banyak Shen Jiu terluka? Berapa banyak Shen Jiu menahan? Lou Binghe tau jika harapan terakhir anak itu akan di patahkan dengan ganas oleh Yue Qi.

Shen Jiu tidak memiliki lagi tempat untuk berlari dan mengadu, ia sendirian. Lou Binghe memahami betul apa yang ia rasakan, ia memaksakan dirinya untuk memeluk anak itu meski ia tau itu sia-sia.

back to Qingjing || BingjiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang