1. prolog

91 8 2
                                    

"Sayang, kau benar-benar tidak tahu hari ini hari apa?" Jihyo bertanya seiring dengan mobil yang mereka naiki berhenti di hadapan kampus.

Gadis manis yang paling sabar dalam semua hal. Mempunyai tubuh idaman para wanita dan pria di luar sana. Mata yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, bibir penuh yang menggoda dan bersurai sebahu berwarna kecoklatan.

Nam Jihyo, perempuan yang belajar di kampus elit di Seoul, Korea. Berumur 21 tahun dan mempunyai kehidupan yang layakanya permaisuri di castle.

"Maaf, tapi aku sungguh tidak tahu apapun." Sang kekasih menjawab dengan tenang. Sejak tadi, gadisnya terus bertanya dan dia sungguh tidak tahu apapun tentang itu.

"Taehyung, kau lupa?" Jihyo berucap lirih. Menunduk sedih lalu memainkan jari-jarinya di atas paha.

Baiklah, ingatkan Kim Taehyung untuk selalu peka dengan semua hal yang ada pada diri Jihyo. Tapi Taehyung berani bersumpah kalau dia tidak ingat apapun.

Membingkai wajah Jihyo dengan kedua telapak tangannya, pria itu mengecup kedua belah mata sang gadis.

"Sayang, aku minta maaf. Akhir-akhir ini aku sungguh sibuk dengan pekerjaan kantor. Maklum saja, akan ada proyek baru untuk dilancarkan akhir bulan nanti," jelas Taehyung dengan sabar. Pria yang menginjak umur 26 itu selalu saja sabar jika itu berkaitan dengan Jihyo.

Jihyo tidak bisa membendung rasa sedih dalam dirinya. Dia hampir menangis, tapi mengingat kalau ponselnya dari tadi berdering menampilkan nama Im Nara di sana, dengan secepat kilat ia membuang rasa itu.

"Baiklah. Aku memaafkanmu." Sakit memang, tapi Jihyo tahu Taehyung sangat sibuk akhir-akhir ini. Jadi dia hanya mampu pasrah.

Taehyung tersenyum tipis setelah Jihyo menutup pintu mobil. Dia melirik ke arah jam bermerk rolex yang melingkari pergelangan tangannya. Ah, ternyata sudah pukul delapan lebih.

Manakala Jihyo hanya mampu terkekeh sumbang. Menatap mobil hitam Taehyung yang melaju membelah jalanan pagi ini.

Nyeri, ngilu, sakit, kecewa. Tidak. Bukan kerana Taehyung yang melupakan hari ulang tahun hubungan mereka yang sudah menginjak 3 tahun. Melainkan pria itu yang menyetir mobil kembali menuju ke rumah Jihyo.

[ BETWEEN TWO HEARTS ]

Sera tersenyum senang lalu membuka kotak pemberian sang kekasih. Di dalam sana terdapat dua kalung berbandul bintang dan bulan.

"Kau suka?"

Sera mengangguk dengan semangat. Hal bahagia yang tak pernah ia rasakan selama hidup walau orang tuanya mempunyai kasih sayang yang paling istimewa untuknya berbanding terbalik dengan sang adik.

Setelah kalung berbandul bulan itu disematkan di lehernya, Sera langsung mengecup singkat bibir prianya. Tak peduli dengan pengunjung kafe yang sedang menatap iri ke arah mereka.

"Terima kasih, sayang."

"Tentu. Apa saja untuk calon menantu mamaku yang satu ini."

"Tapi kalung bintangnya? Untuk siapa?"

"Tentu saja untukku. Bulan untukmu, dan bintang untukku. Bukankah sangat cocok jika kita memakainya?"

Sera tersenyum tipis. Menyesap sedikit kopi susunya, gadis itu hampir melupakan sesuatu.

"Taehyung, hadiah apa yang kau berikan untuk Jihyo?" Sera bertanya, dia menatap lekat ke arah Taehyung yang kebingungan.

Taehyung melipat bibirnya lalu berfikir dengan keras. Untuk apa dia memberi hadiah kepada Jihyo jika hari ini tidak ada apa-apanya dengan gadis itu melainkan hari ulang tahun hubungannya dan Sera yang ke 1 tahun.

BETWEEN TWO HEARTS Where stories live. Discover now