Chapter 1

1.3K 181 51
                                    

Hallow, kawan, everybodeh. Aku bawakan cerita yang dulu aku unpub karena aku ngga yakin sama endingnya. But, karena aku mikir aku harus bikin ff lagi. So, aku publish mereka lagi. Tetap sama dengan pairing kesayangan kita Yizhan wakanda. Canda wakanda. Bagi yang nggak suka botty manly bisa skip.
Yang belum baca. Let's get start it.

Berantakan

Peluh sudah membanjiri dahi serta lehernya. Tidak hanya itu, bahkan bajunya juga harus basah karena keringat. Kerja keras demi membantu orang tua, itulah jalan ninjanya. Tidak memperdulikan teman-temannya yang selalu menertawakannya karena menjadi satu-satunya yang tidak memiliki harta semewah mereka. Baginya harta termewah adalah ibunya seorang.

"Xiao Zhan!!" pekik seorang wanita dari belakang meja kasir.

"Sebentar!!" Teriak pemuda yang begitu tampan juga manis. Rambutnya cepak berantakan. Dia harus rapi sebenarnya agar tidak ditegur pihak sekolah.

Sudah beberapa kali dia keluar masuk ruangan BK. Bahkan hampir dikeluarkan. Sosoknya yang seperti berandalan kadang harus menjadi bulan-bulanan para guru disana.

Xiao Zhan segera menghambur ke belakang meja kasir. Lebih tepatnya kasir kantin sekolah.

"Ya bu?"

"Ini untuk meja disana ya.." tunjuk wanita yang hampir sama wajahnya dengan Zhan.

"Baiklah" Ujarnya, Zhan mengapit kuping nampannya, lalu berjqlan cepat tapi-hati-hati karena jangan sampai kejadian minggu lalu terulang.

"Silahkan."

"Ish, kenapa lama sekali? Dasar lamban" cecar teman sekolahnya.

Zhan menghela napasnya, ini jika bukan di sekolah, sudah Zhan tampar bibir anak itu dengan nampan.

"Maaf" jawabnya acuh.

"Pelayanan tidak ramah, bintang 1."

Astaga dikira restoran bintang lima? Disini kantin sekolah, hanya Xiao Zhan yang mau menjadi pelayannya. Tentu saja, dia tidak mau ibunya kesulitan menangani mulut pedas para anak-anak kantin.

Setelah mencaci di dalam hati, Zhan segera kembali ke dalam dapur.

Begitulah keseharian Xiao Zhan, siswa yang pintar namun harus terhalang biaya sekolah. Dia harus mebantu ibunya menjaga kantin. Kadang Zhan tidak mengancingkan seluruh seragam putihnya tapi memakai kaos hitam. Banyak yang terpesona jika saja dia kaya. Sebaliknya, mereka langsung menghindar ketika tahu dia hanya anak dari penjual di kantin sekolah.

Xiao Zhan tertawa lucu ketika mendengarnya, masa bodoh. Dia hanya ingin sekolah dan membantu ibunya. Impiannya itu membangunkan toko, atau restoran besar untuk ibunya. Meski kadang Zhan harus keluar masuk BK karena dia terlihat seperti anak urakan dan suka membolos tapi dia cukup sopan dengan guru.

Pribadinya Xiao Zhan itu keras, suka membantu orang tua, namun dia juga acuh dengan lingkungan sekolah. Apalagi dengan yang menjelek-jelekannya. Ingin berteman silahkan, tidak, juga tidak akan mempengaruhi kepintarannya.

Pernah sekali dia tidak mendapatkan kelompok, teman-temannya menekannya agar segera pindah sekolah. Jawaban Xiao Zhan, jika tidak nyaman, mereka saja yang pindah, kenapa harus Xiao Zhan. Lalu teman sekelasnya cemberut. Xiao Zhan itu berada di kelas 2 maka dari itu dia harus semangat agar cepat lulus.

"Berapa kali ibu katakan, jangan membantuku." tukas ibunya yang melihat kantin sedikit lebih tenang. Hanya beberapa anak yang datang membeli minuman berasa.

My Chaotic BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang