May

6.5K 43 0
                                    

Selamat tanggal 1 Mei! International Labour's Day!


"Aku sudah tidak tahan lagi." Dia berbisik nakal ditelingaku.

Kami sedang berada didalam lift berdua. Han Xeng dengan frontal meremas bokongku. Satu tangannya lagi ia letakkan dipinggangku.

"Apa kau melakukan semua ini dengan semua wanita?"

Pintu lift terbuka. "Aku hanya berkencan dengan gadis yang membuatku tertarik."

Dia langsung menyerang bibirku dan menggendongku seperti koala ke kamar paling ujung.

"Mmmmhhh..."

Han Xeng melepaskan bajuku dengan kasar. Oh, mantelku yang malang!

Dia mencium disana sini dengan serampangan.

Kuremas juniornya pelan. Ia mendesah hebat. "Jangaannhhh,"

"Kau punya kondom?" Tanyaku.

Dia membantingku keatas ranjang lalu menindihku. "Untuk apa? Aku akan mengeluarkannya diluar."

"Oh, aku tidak pernah berhubungan tanpa kondom."

"Kalau begitu sekarang kau akan."

Segera setelah itu Han Xeng meremas payudaraku dengan kencang sambil menciumi leherku, membuat banyak kissmark.

Tangan nakalnya turun kebawah. Kepusat tubuhku. Disana ia mengocoknya pelan. Baru setelah itu tiga jarinya masuk sekaligus dan mengocok pusat tubuhku lagi. Aku mengenjang dan melepaskan orgasme pertamaku. Dia tertawa.

Oke, saatnya balas dendam.

Sekarang, kugerakkan tanganku naik turun—mengocok penisnya yang panjang dan besar. Ia mendesah. Han Xeng kini berada dibawah dan aku sedang dengan hati mengulum miliknya yang gagah itu.

"Ahh... aku hampir sampai..." Racaunya tak jelas.

Saat ia hampir melepaskan spermanya, kuhentikan kulumanku. "TIDAK. TIDAAAAK!!" Ia terdengar marah.

Aku hanya menatapnya dengan nakal.

Katanya, "Kau mau bermain-main denganku hah?!"

Oops, tampaknya aku sudah membangunkan singa yang sedang tidur. Ia tampak marah karena ulahku tersebut.

Kurasakan Han Xeng menampar pipiku lalu menindihku lagi. Hey, hey. Dia bermain kasar rupanya. Han Xeng meremas payudaraku lagi dengan lebih kencang. Rasa nikmat kini berubah menjadi sakit.

Ia juga menciumku dengan brutal. Tidak memberiku sedetikpun untuk bernapas. "Mmmh.. mmh..."

Tangan satunya bergerak di vaginaku. Menggoda klitorisku yang sudah membengkak. Tidak berapa lama kemudian aku orgasme lagi. Sialan!

"Masukkan cepat, Han Xeng!"

Han Xeng turun. Memposisikan dirinya untuk memasukiku.

Aku sudah tidak tahan lagi. "Cepat, sialan!"

Dia hanya menyelipkan penisnya diantara lipatan pahaku. Lalu menggoda klitorisku dengan penisnya yang panjang itu.

"CEPAT MASUKI AKU!" kataku tidak tahan lagi.

Aku hampir menangis frustasi. Ah, aku menginginkan penisnya dengan amat sangat.

"Katakan kau mencintaiku."

Aku menggeleng.

"Baiklah kalau begitu aku akan pergi." Han Xeng bangkit. Ia mengambil Iphonenya dan merekam wajahku yang sedang kesakitan karena kenikmatannya.

"Tidak, jangan pergi! Masuki aku sekarang, kumohon." Aku mengerang frustasi.

"Katakan kau mencintaiku."

"Oke, aku mencintaimu, Han Xeng!" Tepat setelah itu Han Xeng melempar Iphonnenya dan memasukkan miliknya kedalam pusat tubuhku. Aku mengerang. Rasanya sangat menyenangkan!

"Ah... ah..."

Han Xeng memompa miliknya dengan kuat. Aku bergerak berlawanan arah. Menambah kenikmatan yang sangat hebat diantara kami.

"Aku... arghh..." Katanya tak jelas. Kurasakan rahimku menghangat. Oh, dia mengeluarkannya didalam. Sialan!

Bibir Han Xeng meraup bibirku lalu melumatnya dengan ganas.

"Aku tidak bisa jika hanya melakukannya sekali." katanya.

Kami lalu melanjutkan malam itu dengan percintaan-percintaan yang lebih panas.

Aku menghabiskan beberapa malam bersama Han Xeng. Setelah percintaan yang panas itu, dia datang kembali menemuiku dan hubungan kami terus berlanjut. Kami bahkan bertemu setiap hari untuk melakukan hal tersebut.

Tapi setelahnya, Han Xeng selalu menggunakan pengaman. Awalnya dia menolak dan berjanji untuk mengeluarkannya diluar. Tapi, tidak. Aku tidak percaya lagi kepadanya sejak percintaan pertama kami.

Aku sedang memainkan tabku diatas sofa milik Joseph. Hari ini Joseph akan pulang dari Beijing.

Saat pintu terbuka, Joseph yang berantakan muncul disana.

"Hai, Xien Lie."

Aku meletakkan tabku dan menghampiri Joseph lalu memeluknya. Joseph mencium pipiku pelan.

"Hei, kau bau sperma. Kau habis bercinta?"

Dia mengangguk. "Ada perempuan cina yang cantik disini. Akhir-akhir ini aku berkencan dengannya. Dia tadi menjemputku dan kami melakukannya dimobil. Sangat hebat kau tahu! Lain kali, akan kukenalkan padamu."

Joseph lalu menarikku untuk duduk didepan meja kerjanya.

"Apa bisnis di Beijing lancar?"

Dia mengangguk. "Setelah kerjasama dengan Han Xeng Group kupikir prospeknya akan meningkat. Cepatlah kau membuat Hakoichi melepaskan proyeknya itu!"

"Aku sudah berusaha, Joseph! Besok Hakoichi akan melakukan kunjungan ke Hongkong untuk melihat proyek tersebut. Satu lagi proyeknya berada di Okinawa. Aku yang akan memeriksanya."

"Kudengar kau sudah bercinta dengan Han Xeng,"

"Hey, aku juga sudah melakukan dengan yang lain." Kataku gusar.

Kata Joseph, "Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak jatuh cinta kepadanya. Ingat, kau harus membunuhnya setelah kepindahan kontrak itu selesai."

"I know."

"Aku tidak suka melihatmu berkencan dengannya Xien Lie."

"Kami hanya menghabiskan beberapa malam."

Oke, aku mulai tidak menyukai perdebatan ini. Besok aku akan ke Okinawa dan aku belum mengepak barang. Sekarang, aku hanya membuang waktu dengan perdebatan tidak penting ini.

"Jangan jatuh cinta kepadanya. Itu akan merugikan."

Aku tertawa. "Tentu tidak. Oh ayolah? Berapa lama kau mengenalku? Aku melakukan ini untuk pekerjaanmu. Lagipula, aku tidak pernah mempunyai hubungan yang serius dengan pria."

"Kau bisa menjamin semua ini?"

Aku mengangguk. "Sudahlah, Joseph. Kau baru pulang dan mendebat semua ini. Lupakanlah, aku dan Han Xeng tidak mempunyai hubungan yang spesial."

"Oke,"

"Sekarang aku harus pergi. Saat aku menemuimu lagi, kupastikan Hakoichi sudah terbunuh dan proyek itu jadi milikmu."

Setelah itu, aku mengambil tabku dan pergi meninggalkan ruangan Joseph.


See you on June~

Tokyo Hot Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang