June

4.7K 41 0
                                    

Hakoichi pergi ke Hongkong hari ini. Aku dan Han Xeng pergi ke Okinawa. Kunjungan ini dilakukan untuk melihat proyek yang sudah setengah jadi pembangunannya itu.

Han Xeng berada disisiku sepanjang hari. Ketika malam, kami menghabiskannya dengan percintaan yang hebat. Setelah melakukan kunjungan ke Okinawa itu, Hakoichi akan menandatangi kontrak kerjasama kami.

Aku dan Han Xeng berada disalah satu penginapan yang kami pesan. Dia duduk didepanku. Melahap dengan tenang makan malamnya. Ini hari terakhir kami di Okinawa. Besok pagi kami akan kembali ke Tokyo untuk melanjutkan negosiasi yang sebentar lagi akan selesai ini.

"Kau tampak lebih diam hari ini," Katanya.

Aku hanya tersenyum.

Beberapa hari di Okinawa bersama Han Xeng membuatku tidak nyaman. Dia memperlakukanku dengan sangat manis—hal yang tidak pernah kudapatkan sebelumnya. Aku tidak pernah mempunyai hubungan yang serius sebelum ini.

Hubungan ini juga tidak serius yang kukira.

Tapi sikap Han Xeng itu sedikit membuatku tidak nyaman. Karena, itu menimbulkan sedikit getaran dalam hatiku. Dia memperlakukanku seperti kekasihnya. Mengenggam tanganku sepanjang perjalanan ke proyek. Membukakan pintu mobil untukku. Menungguku ketika aku berada ditoilet. Juga hal-hal lain yang menyenangkan untukku.

Kusesap pelan wineku yang masih tersisa. Gelas cantik itu sekarang sudah kosong.

"Aku akan mengajakmu keluar setelah ini. Ada yang ingin kubicarakan."

"Sepenting apa?" Tanyaku.

Han Xeng meletakkan sumpitnya lalu meneguk minumannya.

"Sepenting hidupku,"

Oke, apalagi ini?

Aku hanya mengikuti Han Xeng saat kakinya melangkah menuju pantai. Kebetulan penginapan kami berada ditepi pantai.

Sekarang, aku berdiri dihadapannya.

Katanya, dengan intonasi yang datar dan tenang. "Menikahlah denganku."

Demi dewa zeus dan dewa-dewa lainnya! Apalagi ini? Aku agak terkejut karena ajakannya itu. Kami baru beberapa hari saling mengenal, hanya menghabiskan malam bersama untuk memenuhi kepentingan biologis kami, dan sekarang ia melamarku?

Aku tertawa seketika.

"Kau sedang bercanda?" Tanyaku disela tawaku yang sangat keras.

"Tidak." Jawabnya yang langsung membuat tawaku berhenti. Oke, dia serius. Itu kesimpulan pertama.

Han Xeng mengecup bibirku pelan. "Aku tahu kau berpikir ini terlalu cepat. Tapi aku menyukaimu. Sejak pertemuan pertama kita. Kau cerdas, kau cantik, kau juga hebat diatas ranjang. Kau membuatku tertarik. Menikahlah denganku, segera."

"Kau melakukan ini dengan semua gadis yang kau kencani?"

"Oh, tidak. Berhentilah membicarakan gadis yang pernah kukencani sebelumnya. Kau juga jatuh cinta kepadaku bukan? Kau menikmati malam-malam kita."

"Ini terlalu cepat, Han Xeng. Aku tidak pernah mempunyai hubungan yang serius dengan pria. Lagipula kita belum tentu akan bertemu lagi setelah ini."

"Menikahlah denganku."

Aku diam. Tidak pernah ada laki-laki yang serius denganku. Aku pernah melihat beberapa, namun ternyata mereka hanya memanfaatkanku karena perusahaan milikku juga merupakan salah satu perusahaan multinasional yang berpengaruh.

"Kau bisa mempertimbangkannya. Tapi, kuharap kau segera memutuskan. Aku meminta ini karena aku mencintaimu. Bukan karena aku ingin mendapatkan apapun dari perusahaamu. Aku mencintaimu, Xien Lie. Bukan mencintai perusahaanmu."

Setelah itu, Han Xeng mencium bibirku lagi dan aku membalasnya.

Sekarang, aku benar-benar pusing.

Aku berada di ruangan Joseph. Kurapikan pakaianku, sebentar lagi penandatanganan kontrak kerja itu.

Joseph sedang sibuk melihat berkas-berkasnya saat ia tiba-tiba bertanya kepadaku yang sedang memoleskan bedak.

"Bagaimana hubunganmu dengan Han Xeng?"

Oke. Sekarang dia menanyakannya. Aku bingung apakah aku akan menceritakan tentang permintaan untuk menikah dengannya itu atau tidak.

"Kau mempunyai sesuatu yang menganggumu? Kau terlihat gusar setelah pulang dari Okinawa. Apa yang terjadi?" Tanya Joseph lagi.

Aku duduk di depan meja Joseph. Joseph menutup berkas-berkasnya dan melepas kacamatanya.

"Dia melamarku."

Kedua matanya membulat. "Jangan bilang kau jatuh cinta padanya. Kau harus membunuhnya."

Aku diam.

"Katakan sesuatu, Xien Lie!"

"Oke oke, aku akan membunuhnya. Tapi..., kupikir ia benar-benar serius untuk menikahiku. Kau tentu tahu kan jika aku belum pernah mendapatkan laki-laki sepertinya."

"Kau harus ingat bahwa dia membawa pengaruh buruk."

"Oke Joseph, oke!" Bentakku. "Lagipula aku juga belum memberikan jawaban tentang lamaran itu. Aku tahu apa yang harus kulakukan."

Aku bangkit berdiri. Saat hampir keluar, kudengar Joseph berkata lagi. "Kau akan mendapatkan pria yang lebih dari dia. Jangan jatuh cinta padanya, Xien Lie. Kau tahu apa yang harus kau lakukan. Dia tidak benar-benar mencintaimu."

Aku hanya mendengus kesal dan pergi meninggalkan Joseph.


June, Happy Birthday to my.............. special!

Tokyo Hot Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang