Kebahagian merupakan sebuah rasa yang ingin manusia miliki , bahkan menjadi titik tempuh yang harus di capai. Pada tingkatan rasa , bahagia menjadi bentuk rasa berupa eforia , sentosa atau bentuk lainnya yang mempunyai makna yang sama ; kebahagiaan.
" Semoga kamu bahagia "
Kata-kata tersebut sering teriringan pada pengucapan selamat pada momen momen perayaan. Seperti pada lilin angka yang ditiupkan padam , diselipkan doa yang menghujam. Atau pada bait-bait doa yang melebur penuh penghayatan pada pukul 3 pagi. Semuanya memiliki pengharapan yang sama ; kebahagiaan.
Hingga pada akhirnya sebuah rasa kebahagian menjadi suatu hal yang di agung-agungkan. Diluar dari rasa bahagia menjadi begitu mengerikan , hal sangat di hindari. Ketika kebahagian datang , seseorang dengan mudah nya menceritakan kebahagian dengan semua orang. Lantas ketika rasa kesedihan bertamu , seseorang akan berdiam diri menjadi layaknya introvert yang berdiam diri dikamar menghabiskan hari harinya untuk merasakan kesedihan. Tidak ada tempat cerita untuk kesedihan , aneh.
Hanya saja kesedihan hanya bermukim sebentar pada ruang hati , mencari obat yang instans untuk merasa bahagia kembali. Dikala bahagia datang bertamu , seseorang merasa belum puas akan hal itu. Seseorang akan mencari anak tangga untuk menaiki satu tingkat kebahagian selanjutnya.
" Lantas bahagia itu hak atau hanya sebuah kewajiban yang harus di raih ? "
Jika memang bahagia merupakan hak sejak lahir , mengapa bahagia begitu rumit untuk di rasakan. Apakah seseorang hanya ingin merasakan gembira tanpa perlu duka ? Omong kosong. Padahal seringkali kita merasa begitu bahagia ketika kesedihan telah berdamai dengan hati. Berbagai bentuk rasa akan kembali pada rumahnya yaitu bahagia.
Jika hati adalah sebuah rumah. Maka biarkan kesedihan datang untuk bertamu. Biarkan ia bersemayam sementara , siapkan saja ruang kosong untuknya. Lantas pada akhirnya tamu tidak akan menetap bukan pada satu rumah ? Setelah kesedihan selesai bertamu , bahagia akan bergantian bertamu. Biarkan sebuah hati terbiasa tidak membedakan rasa kesedihan begitu teramat sakit untuk diterima.
Pada dasarnya itu semua hanya tentang bagaimana seseorang menerima berbagai bentuk rasa. Menerima menjadi sikap emosional yang harus dimiliki oleh hati.
" Tidak ada salahnya bagaimana bahagia itu tercipta , namun bahagia pasti tercipta ketika seseorang telah menerima berbagai bentuk dari segala rasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Sajak Untuk Bercerita
PoezjaDalam mengungkapkan segala bentuk rasa terkadang penjelasan secara lisan tidak bisa menjelaskan secara lugas. Pada bait-bait yang berkelompok menjadi bab bab dengan judul yang berbeda ini , aku ingin bercerita lewat cerita berbentuk sajak , prosa...