Bab 2 (malaikat penolong)

64 55 78
                                    

Vania yang sedikit was-was itu menatap tajam pria itu. Dan segera berbalik perlahan. Tanpa aba-aba ia berlari cepat. Meninggalkan pria itu, yang kini menatap bingung ke arah gadis yang berlari itu.
.
.
.
.

Blam!!

Suara pintu kaca besar itu terbuka tiba-tiba, dan ditutup dengan kerasnya. Menimbulkan suara kencang di ruangan minimarket sepi itu.

Menampilkan sosok gadis berhodie putih, dengan penampilan sedikit berantakan.

Gadis itu menyangga tubuhnya dengan kedua tangan menyangka dilutut. Membungkuk, dengan napas yang terlihat ngos-ngosan.

Pegawai yang berjaga disitu sedikit kaget dengan suara tadi. Dan menatap aneh pada gadis yang datang tiba-tiba itu.

Sadar bahwa ia tengah diperhatikan. Gadis itu segera berdiri tegap, dan mengatur napasnya seperti semula.

Tak lupa ia tersenyum aneh, seraya meminta maaf pada pegawai yang berjaga itu. Karna telah mengagetkannya.

Gadis itu melihat sekeliling minimarket itu. Sepi. Hanya ada satu pegawai pria yang berjaga dikasir. Tak mau menunggu lama ia pun masuk dan mencari barang yang ia tuju untuk dibelinya.

Sebelum ia akan mencari barang akan dibeli. Ia menoleh kebelakang tempat dimana ia bertemu pria aneh tadi.

Karna memang dilapisi kaca besar. Jadi terlihat dari dalam, begitu sebaliknya.

Dan syukurlah, pria itu sudah tak ada disana. Batinya sebenarnya bertanya, kemana pria itu pergi. Tak mau memikirkannya, gadis itu memilih tak peduli.

Toh, juga bukan urusannya. Ia tak menampaki juga, jika ia sedikit lega karna pria itu telah pergi.

Gadis itu berjalan mengelilingi setiap rak yang berisikan produk yang beraneka macam ragam tersusun rapi. Wajahnya sangat serius, ketika ia menilik salah satu produk yang ia akan beli itu.

Saat ia sudah menemukan apa yang pas untuk dibeli. Segera ia berjalan menuju kasir untuk membayarnya.

Ia ingin segera pulang, sungguh ia ingin berguling dengan kasur empuknya saat ini.

"ini saja mbak?" tanya pria kasir.

"i-iya mas" jujur saja. Gadis itu sedikit malu membeli pembalut wanita, tapi yang melayani seorang pegawai pria.

"semuanya jadi 25.000 kak" ucap pegawai itu, memberikan belanjaan yang sudah dibungkus plastik putih dan diberikan pada gadis itu.

Gadis itu menerima belanja-annya, seraya tangan kirinya merogoh saku jeansnya. Gadis itu bingung kala uang yang ada disakunya hanya 20.000 saja.

Ia pun mencari-cari di saku lain.
Dan apesnya! hanya uang itu yang ada. Hal itu tak luput dari pandangan pegawai itu.

Gadis itu tersenyum tak enak. Seraya mencari-cari uang yang tersisa pada setiap sakunya. Ia pun mengambil ponselnya, berniat untuk menghubungi seseorang yang bisa membantunya.

Tapi, Ia rasa.. malam ini memang hari sial baginya. Bagaimana tidak?! Ponsel harapan satu-satunya baginya saat ini. Tiba-tiba saja mati.

Apes banget gue!

Tiba-tiba saja datang seorang pria, dan berdiri tepat disamping gadis itu. Gadis itu sedikit bergeser, berniat memberikan tempat untuk pria yang ingin membayar itu.

Pria yang memakai hoddie hitam itu, terlihat membeli sebuah minuman berkaleng dan berniat membayarnya pada kasir itu.

"semuanya 15.000 kak"

Pria itu dengan segera merogoh saku jaketnya. Dan mengambil uang lembar berwana hijau, dan memberikannya pada kasir itu.

Sementara itu. Gadis berhoddie putih itu tampak masih berusaha mencari sisa-sisa uang yang ada disetiap kantongnya.

The Secret of Introvert Boy [HIATUS, AKAN BERUBAH JUDUL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang