selamat membaca!
*
Manik mata yang serupa dengan sang Protagonis itu menatap sang 'kakak' yang sedang tertidur pulas, sambil mengigau tentang sang ibunda, lalu tentangnya.
“Kakak. Dengarkan aku.”
Bisiknya pelan. Melanjutkan, dia mendekatkan bibirnya pada telinga sang 'Main Chara'.
“Kita akan bertemu lagi. Meski aku hanya ilusi, setidaknya kita bertemu di alam mimpi.”
Labium merah muda itu membentuk kurva senyuman, lalu menepuk kepala orang yang sedang tertidur itu.
“Jangan takut sendirian, kak. Aku selamanya akan tetap bersamamu, hehe.”
***
**
*Bulir transparan itu jatuh dari manik obsidian tersebut. Wajahnya frustasi, bibirnya ngilu, hatinya lelah sekali.
Adiknya nyata. Adiknya memang ada.
Mengapa mereka masih belum mengerti juga? Bagaimana cara Aldari untuk menjelaskan lagi pada mereka?
Adiknya nyata! Aria nyata!
“Aargh!”
Bantingan kotak perhiasan itu bertepatan dengan rengkuhan hangat, sekaligus dingin dari seseorang. Suara lembut familiar ini, dia Aria.
“Ssh.. Kakak, aku disini. Jangan dengarkan mereka, ya? Aku akan selalu bersamamu, selamanya.”
Aldari hanya mengangguk seraya mengeratkan pelukan mereka.
***
**
*Alangkah indahnya, bila kita bisa selamanya hidup dalam fatamorgana karya sang pujangga.
Oh, dia sudah terlampau ragu, terlena pada sang ilusi yang tampak begitu nyata wujudnya.
Akankah sang Tokoh Utama akan ‘Pulang’?
Pulang ke tempatnya semula?
Entahlah, biarkan waktu yang menjawab pertanyaanmu, wahai.
“Aku, kamu, akan tetap selalu bersama, meski kamu sudah terbujur kaku. Kita, selamanya akan tetap bersama.”
Fatamorgana,
Fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
一 𝐅𝐀𝐓𝐀𝐌𝐎𝐑𝐆𝐀𝐍𝐀 #파타모가나
Conto🝐 ⃞ֹ۪📌𝐇ell♡︎! welcome t♡︎ 𝚍𝚊𝚛𝚔𝚎𝚜𝚝'𝚜 book! ❁⃝ ּ ࣭ ׄ𝗙𝗮𝘁𝗮𝗺𝗼𝗿𝗴𝗮𝗻𝗮 ; (//fàťāmöŕgąñà//) fenomena di mana ilusi optik yang biasanya terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir atau padang es. P...