Bagian 02

14.8K 1.2K 2
                                    

"Aku tidak sengaja menyenggol vas bunga, masuk dan bereskan!"

Seorang gadis pelayan masuk setelah mendapat perintah dari Arietta, gadis tersebut mengambil pecahan vas dan membawanya pergi, kemudian kembali dengan sapu dan pel untuk membereskan sisa vas yang lebih kecil.

Arietta hanya duduk diam melihat pelayan tersebut bolak-balik mencari sisa pecahan vas. Setelah dipastikan tidak ada pecahan yang tersisa, pelayan tersebut menanyakan sarapan yang diinginkan Arietta.

"Bawa aku ke ruang makan."

"Eh? A-ah baik!"

Pelayan tersebut mengantar Arietta ke ruang makan dan memintanya menunggu sebentar karena koki harus memasak terlebih dahulu sarapan untuk Arietta.

"Di mana Aeris?" tanya Arietta setelah menyadari jika hanya dirinya seorang berada di meja makan.

"Nyonya, apakah anda lupa jika kemarin Aeris sakit setelah memakan kue yang mengandung kacang?" pelayan tersebut balik bertanya.

"Ah, aku lupa."

Arietta berdiri dari kursinya, tanpa aba-aba ia menarik kerah pakaian pelayan tersebut, membuat gadis pelayan tersebut terkejut.

"Dia Nonamu kan? Panggil dia sebagaimana mestinya, atau kubuat kau tidak bisa berbicara selama sisa hidupmu!" Arietta melepas kerah pelayan tersebut dan sedikit mendorongnya menjauh.

Gadis pelayan tersebut bergidik ngeri seketika, tanpa banyak bicara langsung mengangguk dan pergi tanpa mengangkat kepalanya.

Tidak lama sarapan siap, Arietta menikmati sarapannya dalam keheningan karena hanya ada Arietta di ruang makan yang luas tersebut.

Setelah sarapan Arietta kembali ke kamarnya dan menghabiskan waktu seharian untuk membaca buku-buku dari perpustakaan, dengan itu Arietta sedikit memahami hal-hal umum di dunia barunya sekarang.

Cahaya matahari berganti menjadi cahaya bulan yang menembus gelapnya malam. Arietta melirik jam dinding di kamarnya dan menyadari jika jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Arietta menutup bukunya, menghembuskan napas pelan sebelum beranjak pergi dari kamarnya. Dengan bantuan cahaya dari lilin kecil yang ia bawa, Arietta berjalan melewati lorong yang gelap dan sepi.

Tibalah Arietta di depan pintu kamar yang terbilang besar, kamar tersebut berada di ujung lorong yang gelap.

Tanpa mengetuk Arietta masuk ke dalam kamar tersebut. Kamar yang gelap dan sunyi, hanya terdengar suara hembusan napas pelan yang berasal dari tempat tidur.

Arietta meletakkan lilin di atas meja, menarik sebuah kursi dan duduk tepat di samping tempat tidur.

Seorang gadis kecil dengan rambut blonde yang indah tertidur di atas tempat tidur yang begitu luas. Wajah gadis kecil tersebut sedikit memerah dan napasnya tidak beraturan.

Arietta meletakkan tangannya di dahi gadis kecil tersebut, untungnya suhu tubuh gadis kecil tersebut tidak terlalu tinggi.

Gadis kecil yang terbaring lemah di hadapannya saat ini adalah Aeris Sylvione, anak kedua dari Keluarga Sylvione, sekaligus anak tiri dari Arietta.

Tentu saja Arietta tahu penyebab Aeris dalam kondisinya sekarang, kemarin sore Arietta yang asli mencampurkan kue berbahan kacang ke hidangan yang akan dinikmati Aeris. Padahal Aeris sendiri memiliki alergi yang parah terhadap kacang-kacangan.

"Uh? Nyonya Duchess?"

Arietta menarik tangannya segera setelah mendengar suara Aeris, ternyata Aeris terbangun dan menyadari keberadaan Arietta.

Menjadi Ibu Tiri Sang ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang