Suara TV dimalam hari menggema disebuah apartemen, menonton sang pemilik yang tertidur lelap di atas sofa. Tumpukan kertas dan laptop yang masih menyala dibiarkan begitu saja oleh sang pemilik.
Malam semakin larut, pintu apartemen dibuka dari luar memperlihatkan seorang wanita berparas anggun yang terlihat lesu membuka alas kakinya. Ia terlihat mendekati meja, mengambil remot dan mematikan TV yang sedari tadi masih menyala.
Merasa ada pergerakan lain, sang wanita yang sedang tertidur diatas sofa terbangun dan melihat wanita yang lain sedang mematikan TV.
"Sana" panggilnya dengan pelan.
"kau baru pulang?" Jihyo menatap Sana yang hanya diam. Tanpa menjawab Sana memasuki dapur mereka dan meminum segelas air. Selesai membasahi tenggorokannya tanpa perlu berbasa-basi dengan Jihyo, ia menuju ke kamar mereka dan mulai membersihkan diri setelah seharian berada di luar.
Jihyo menghela nafas pelan, membereskan barang barang yang berserakan di atas meja dan memasuki kamar mereka untuk bersiap-siap tidur.
Kesunyian mengisi malam mereka, Jihyo melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 3 dini hari sementara Sana sepertinya sudah terlelap sedari tadi meninggalkan Jihyo yang termenung tidak bisa tidur. Jihyo bergerak menghadap kiri ke kanan dengan gelisah membuat pergerakan yang cukup membuat Sana terbangun.
"tidak bisakah diam, kalau kau tidak bisa tidur setidaknya jangan mengganggu dengan bergerak seperti itu" ucap Sana dengan masih membelakangi Jihyo.
Jihyo menggumam kata maaf dan berusaha untuk tidur sebelum Sana memarahinya dan menyuruhnya untuk tidur diluar seperti sebelum-sebelumnya.
Sana dan Jihyo 'terpaksa' menikah dikarenakan paksaan atas orang tua mereka. Hubungan bisnis lebih tepatnya. Memang itu adalah alasan klise, namun apa daya Sana berkali-kali membantah namun paksaan tetaplah paksaan dengan syarat yang diberikan oleh orang tua mereka
"jika kalian masih belum mempunyai perasaan satu sama lain dalam jangka waktu 1 tahun, kalian boleh bercerai"
Dan siapa sangka, hanya Jihyo yang menaruh perasaan pada Sana sedangkan gadis itu masih sibuk bersama dengan pacarnya yang memang sudah menjalin hubungan sebelum mereka menikah.
Apa alasan yang membuat Jihyo jatuh cinta pada Sana padahal gadis itu sudah menunjukkan ketidaksukaan sejak pertama kali mereka bertemu.
Jihyo tidak tau.
Dia hanya menyukai bagaimana Sana sebenarnya sangat lembut dalam memperlakukan orang lain.
Sayangnya, itu tidak berlaku pada Jihyo.
Saat itu Sana dan Jihyo sedang berkunjung ke kediaman orang tua Jihyo. Suasana dirumah hening, mereka tidak tau kalau orang tua Jihyo sedang pergi.
"HAI KAK SANA" adik Jihyo yang berumur 9 tahun berlari keluar kamarnya saat ia melihat sang kakak bersama istrinya datang berkunjung setelah sekian lama.
Sana yang semula memasang wajah datar, tersenyum lebar dan menyambut pelukan adik Jihyo dengan senang hati. Ia berkali kali mengecup kepala si kecil, dan menggumam kata 'rindu' kepada Chaeyoung, adik Jihyo.
Sebuah kejadian kecil yang membuat Jihyo senang. Tanpa sadar ia tersenyum lebar melihat kedekatan Sana dengan sang adik.
Seharian mereka dirumah penuh dengan tawa dan kekonyolan yang timbul dari Chaeyoung dan Sana. Sementara Jihyo hanya duduk diatas sofa sambil menyelesaikan pekerjaannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/317904140-288-k153677.jpg)