Permohonan

7 1 0
                                    



"Sana!"


"Sana!"



Jihyo menyusuri tiap sudut ruang apartemen memastikan bahwa Sana sudah kembali dari kencannya dengan Tzuyu. Bagaimana tidak (sedikit) khawatir, pasalnya jam sudah menunjukkan pukul 12 malam ditambah hujan lebat yang mengguyur kota namun Sana belum juga pulang dan panggilan dari Jihyo tidak kunjung dijawab.

Jihyo berfikir bahwa mungkin Sana menginap dirumah Tzuyu, menghabiskan hari hari mereka bersama terkurung hujan. Namun, setidaknya Sana mengirimkannya pesan agar Jihyo tidak khawatir.


Sepertinya apa yang dipikirkan Jihyo tidaklah terjadi, karna sebuah notifikasi pesan masuk dan segera ia buka.


'jangan khawatir, aku berada di supermarket didekat apartemen kita'


Jihyo mengerutkan keningnya, apa yang dilakukan Sana di supermarket selarut ini?

Jihyo mengirimkan pesan balasan berupa 'aku sangat khawatir, apa perlu aku jemput?'
Sebetulnya Jihyo cukup malu sehabis mengirim pesan, karena ia sedikit gengsi mengatakan bahwa ia khawatir kepada Sana.

Pesan itu tidak kunjung dibalas oleh Sana, sampai jam menunjukkan pukul 1. Jihyo mulai tertidur pulas diatas sofa menunggu kedatangan Sana.


"Aku pulang"


Sana melepas sepatunya dan menatap Jihyo yang tengah tidur di atas sofa. Perlahan ia mendekat dan membangunkan Jihyo memintanya untuk pindah tidur ke kamar agar lebih nyaman.


"Ji, bangun dan pindah ke kamar"


Jihyo perlahan bangun. "Sana?"


Melihat Jihyo sudah bangun dan memanggil namanya, ia beranjak memilih untuk membereskan dirinya yang basah kuyup akibat menerjang hujan lebat yang tak kunjung berhenti.


"Sana!"


"Kau pulang hujan-hujanan?"


"Kenapa tidak minta jemput?" Jihyo mengekori Sana sampai ke kamar dan membuntutinya dengan beberapa pertanyaan serta nasihat nasihat klise betapa khawatirnya ia jikalau Sana sampai sakit karena hujan-hujanan.

Jihyo bergerak lebih dulu mengambil handuk dan reflek membantu Sana mengeringkan badannya.

"Cukup Jihyo, aku ingin mandi dulu" Menghentikan pergerakan Jihyo, Sana beralih mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.


"Jangan mandi terlalu lama, Sana!"








Pintu kamar mandi dibuka, memperlihatkan Sana yang sudah mandi dengan rambut basahnya. Sana menatap sebentar ke arah punggung Jihyo (membelakangi Sana) yang duduk menghadap jendela luar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Blame Me; SahyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang