Chapter 2

301 70 38
                                    

Note : vote and comment!
[20 vote baru up next chapter]

Musim salju adalah musim kesukaan Sooyoung. Bukan atas dasar ia menyukai salju karena cuaca dingin menghembus setiap perincian kulit melainkan hanya karena seorang pria yang mengubah hidupnya. Pertemuan pertama kali mereka ditakdirkan bertemu saat Sooyoung akan pulang ke sekolah tepat diperhentian bus dan hubungan mereka berakhir juga tepat saat berakhirnya musim salju yang menyentuh tanah seolah mimpi ngeri saja. Setiap malam Sooyoung tidak bisa tidur dengan nyenyak oleh karena alasan terkutuknya.

Pada hari itu seorang pria menghembuskan haba dari mulutnya ke telapak tangan menunggu kehadiran cinta hati. Menyandarkan tubuh pada mobil sambil bergesekkan antara dua telapak tangan agar menghilangkan rasa dingin.

Butiran salju turun perlahan menyembah bumi. Vante jadi tidak sabar melihat wajah keterujaan dan ceria milik Sooyoung sepulang dari sekolah. Kerumunan pelajar sibuk keluar dari perkarangan sekolah namun gadis yang sangat ia sayangi masih belum menunjukkan diri.

"Sayang!" Panggil Vante seraya mengarahkan kedua tangannya di samping mulut seolah ingin sooyoung mendengar panggilannya dengan jelas.

Tetapi tunggu dulu. Keadaan Sooyoung tidak seperti biasanya. Kali ini gadis kecil itu benar-benar dalam mood tidak baik. Wajahnya yang ditekuk dan tangan dilipat pada dada. Ia lansung tidak menatap wajah Vante.

"Apa ada masalah? atau ingin es krim?" Tanya vante sementara tangannya ligat mengetatkan mantel pada tubuh sooyoung agar gadis itu tidak dalam keadaan dingin karena Sooyoung juga mudah terefeksi akan demam.

Vante menarik bahu kekasihnya karena sadari tadi Sooyoung tidak mengendahkan ucapannya. "Ayo kita masuk ke dalam mobil dulu. Mau kue?" Tanyanya lagi mencoba untuk memujuk.

Masih tidak bergeming. Gadis kecil itu tetap dalam keadaan mengalihkan pandangan darinya. Vante yang tidak kesabaran lantas menarik tubuh kecil itu sehingga duduk dipangkuannya.

"Apa yang ahjussi lakukan? turunkan aku!" Sooyoung memberontak minta diturunkan namun tubuh Vante yang dua kali lebih tinggi dan tegap mengunci pergerakkannya dengan menarik kedua tangan sooyoung dibalik punggung gadis itu.

"Masih mau marah? hmm?"

"Ahjussi sudah tahu jawapannya tetapi kenapa masih bertanya?"

Iya sebenarnya Vante sudah mengetahui alasan Sooyoung menarik wajah dan tidak mengendahkannya pujukannya.

Kejadian tempo hari sooyoung sudah beritahu soal Vante tidak perlu menonjolkan diri semasa menjemputnya karena isu percintaan antara gadis muda dan seorang ahjussi telah menjadi sasaran exclusive hangat di sekolahnya.

"Bukankah kita sepasang kekasih? mengapa ingin mendengar dan peduli kata orang lain sayang?" Vante berujar lalu mencium kening gadis itu penuh kasih. Tangannya mengelus lembut pipi gembul sooyoung dan turun ke leher membuatkan gadis itu jadi terbuai sendiri.

Nada cuek tadi pelan-pelan berubah kearah rengekan. Pintar sekali permainan Vante jika ingin menurunkan mood buruk sooyoung. "Tetapi ini disekolah ahjussi...teman-temanku bisa melihatnya."

"Tidak akan!" Tegasnya membuat sooyoung merinding diposisi.

Entahlah perlakuan Vante sangat manis namun rasa takut bersamaan bercampur baur. Apa keputusan mereka untuk bersama akan menjadi kenyataan? Sooyoung tidak pasti.

Disaat Vante menggeselkan wajahnya diceruk leher dan memberikan beberapa kilatan ciuman disana gadis itu cepat-cepat menjauhkan dirinya dengan menahan dada pria itu. "Kita tidak bisa terbabas ahjussi...aku masih sekolah." Namun sooyoung menjadi bingung melihat kekehan singkat Vante.

HOLD ME AHJUSSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang