Bab 1. Ulah Jeongwoo

2.8K 173 15
                                    


"Jeongwoo! Mana orang tuamu?" Jeongwoo yang ditanyai demikian hanya terdiam, memutar otaknya untuk menemukan seribu satu alasan.

"Jangan coba-coba kamu berbohong dan mengelabui saya lagi, atau saya akan memberikan kamu langsung SP 3!" ancam guru BK yang sudah jengah dengan tingkah laku Jeongwoo dan kepandaiannya dalam mempengaruhi seseorang melalui omongannya.

"Ibu yang cantik nan rupawan, Jeongwoo yang berparas tampan ini mana berani membohongi ibu. Tunggu saja, sebentar lagi orang tua saya akan datang." Jawab Jeongwoo dengan tenang.

"Sampai hari ini orang tuamu tak datang kembali, saya tidak akan memberikan toleransi lagi kepadamu!"

"Santai bu, santai. Jangan pake urat dong bu ngomongnya, nanti cantiknya ibu hilang loh!" ucap Jeongwoo sembari mengedipkan sebelah matanya. Yeri hanya menggeleng kepala melihat tingkah absurd muridnya yang luar biasa ini.

"Kalo ngomong yang sopan, saya ini guru kamu, ar-"

"Artinya ibu juga orang tua di sekolah, ibu mau ngomong itu kan? Saya sudah hafal bu." Ucap Jeongwoo cengengesan setelah dengan rasa tidak bersalahnya memotong ucapan sang guru.

"Tapi-, ibu masih muda. Ibu gak cocok kalo jadi orang tua saya. Cocoknya ibu jadi pendamping hidup saya." Senyum Jeongwoo begitu lebar membuat mata serigalanya menyipit.

"Biasanya itu buaya yang gombal, bukan serigala." Dengus Yeri sebal.

"Apa? Serigala? Itu panggilan sayang buat saya ya bu? Akhhhh akan saya terima dengan senang hati." teriak Jeongwoo senang.

"Kamu itu ya-" belum selesai kalimat Yeri suara ketukan pintu menginterupsi kedua orang yang ada di dalamnya.

"Masuk." Ucap Yeri dari dalam.

"Permisi." Suara wanita paruh baya terdengar di indera Jeongwoo, seketika bulu kuduk Jeongwoo berdiri.

"Silahkan masuk dan duduk bu." Derit bangku ditarik terdengar di sebelah kanan Jeongwoo.

"Maaf bu saya datang terlambat, saya baru tau pagi ini kalau ternyata surat ini sudah diberikan dua hari yang lalu." Wanita tersebut mengeluarkan amplop coklat yang sudah lusuh ke hadapan Yeri, seketika Jeongwoo menengguk salivanya kasar.

"Saya mendapatkan surat ini dari nak Jaehyuk, awalnya dia ingin mengembalikan kepada Jeongwoo secara langsung ketika surat ini terjatuh dari dalam tas Jeongwoo, namun karena tidak bisa menemui Jeongwoo di rumah dia menitipkan kepada saya. Dan saya adalah orang tua dari Jeongwoo." Mama Jeongwoo menatap sinis anaknya.

"Alamaak, alamat dipukuli ni pantat gue kayak anak TK" batin Jeongwoo.

"Jadi ada masalah apa sehingga mengharuskan saya untuk datang ke sekolah?"

"Baiklah, saya jelaskan dulu duduk permasalahannya. Sewaktu belajar di Lab Komputer, Jeongwoo ternyata diam-diam menonton MV Kpop,bukannya mengerjakan tugas yang diberikan kepada gurunya untuk membuat dan mendesain halaman web, Jeongwoo malah tidak memperhatikan dan asyik dengan dunianya sendiri. Ke dua, ketika di Lab kimia, dengan sengaja Jeongwoo mencampurkan cairan ke tabung reaksi temannya, sehingga membuat percobaan temannya meledak. Dan ketiga di waktu pelajaran Biologi, ketika ditugaskan untuk mengamati struktur dan anatomi tubuh katak, Jeongwoo malah melemparkan katak tersebut ke teman perempuannya, sehingga menimbulkan kehebohan dan kekacauan." Ucap Yeri menjelaskan panjang lebar. Rose memijat pelipisnya, lelah dengan perbuatan anak semata wayangnya ini. Jeongwoo hanya nyengir memasang wajah tanpa dosa.

"Jeongwoo, kan sudah mama bilang jangan aneh-aneh di sekolah!" geram Rose

"Jeongwoo kasihan dan gak tega ma kalau kataknya sampe dibedah, diakan makhluk hidup. Butuh hidup juga." terang Jeongwoo dengan polosnya.

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang