SENIOR, OH SENIOR

2 0 0
                                    

"Lo udah ngerjain tugas belum?" tanya Ruo Xin, sambil menarik salah satu kursi yang ada di perpustakaan lalu ia duduk.

An Cheng ikut menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Ruo Xin. "Belum." sambung An Cheng.

"Ckck.. Bisa bisanya yaaa lo belum ngerjain!"

"Iya nanti gue kerjain, bukunya aja sama lo."

"Yaudah sih kerjain bareng aja, gak usah banyak alasan deh."

"Gak mau ah, mending gue kerjain di rumah. Bisa sambil dengerin musik, makan, tidur-tiduran."

"Gimana lo mau pinter? Ngerjain tugas aja masih main-main!"

"Ruo Xin, lo lupa?"

"Lupa? Lupa apa?" tanya Ruo Xin.

"Lupa kalau gue dulu selalu jadi juara 2 di sekolah. Gue juga kapten basket dan selalu memenangkan olimpiade basket. Lupa lo?" ucap An Cheng.

"Oh, gitu doang." jawab Ruo Xin sedikit meledek.

"Hmmm, lo ngeledek gue ya!" ujar An Cheng, kemudian ia mengelitiki pinggang Ruo Xin sampai-sampai Ruo Xin tertawa dan menjadi sorotan para mahasiswa yang juga sedang di perpustakaan.

"Aw...Aw...Aw... An Cheng! Geli! Udah udah! dilihatin tuh!" ucap Ruo Xin.

An Cheng pun menghentikannya, namun ia tetap terkekeh melihat ekspresi wajah Ruo Xin yang mulai memerah.

"Muka lo kok merah? Wah, jangan jangan lo naksir ya sama gue! hihihi." ledek An Cheng lagi.

Karena ia merasa ketahuan, Ruo Xin pun beranjak dari duduknya sambil memasukkan buku Psikologi yang tadi dipinjamnya ke dalam tas lalu ia pun meninggalkan perpustakaan.

"Gawat gawat! Kalau sampai An Cheng tahu, bisa mati gue!" batin Ruo Xin.

Ketika sedang berjalan sambil terburu-buru, tanpa disengaja Ruo Xin menabrak seniornya yang bernama Li Wei.

"Brukkk...!"

"Aw... Ma... Maaf, Kak!" ucap Ruo Xin, sambil membantu Li Wei merapikan bukunya yang jatuh.

"Aduh, Ruo Xin! Kalau jalan tuh pakai mata, dong! Jadi jatuh kan buku gue!" bentak Li Wei.

"I... Iya maaf, Kak!"

"Maaf maaf! Lo pikir, dengan lo minta maaf doang semua buku-buku gue bisa rapi sendiri gitu?!"

Melihat Ruo Xin yang dimarahi oleh Li Wei, An Cheng pun mempercepat langkahnya dan mencoba membantu Ruo Xin.

"Ruo Xin, kamu gak apa-apa?" tanya An Cheng, sambil membantu Ruo Xin merapikan buku-buku Li Wei.

"An Cheng! Ngapain sih, kamu bantuin dia? Biarin aja dia beresin sendiri! Jelas-jelas dia yang salah!" ujar Li Wei dengan mimik wajah cemburu.

An Cheng mengela nafas sambil menatap wajah Li Wei. "Ruo Xin itu temen gue, jadi wajar kalau gue bantuin dia." sambungnya.

Li Wei mengentakkan kakinya. Buku-bukunya pun sudah selesai dirapikan, kemudian An Cheng beranjak dan memberikan buku-buku itu pada Li Wei. Li Wei pun mengambil bukunya dengan sekali tarikan, kemudian ia pergi meninggalkan An Cheng dan Ruo Xin.

"Lo gak apa-apa?" tanya An Cheng.

Ruo Xin hanya menggeleng, dengan raut wajah masih ketakutan.

Hello, Zai Jian!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang