Semua hal tentangnya, aku suka
—SafiraSafira melihat Mahesa. Lebih tepatnya, gadis tersebut sedang melihat temannya yang tengah sibuk bermain basket dengan tatapan yang berbinar-binar. Betapa tampan dan kerennya Mahesa saat berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring.
Safira memberikan botol air dingin kepada Mahesa. Entah kenapa walaupun saat ini laki-laki tersebut berkeringat, di mata Safira pria itu terlihat sangat seksi.
"Makan dulu yuk sebelum pulang." suara berat Mahesa masuk ke telinga Safira, kemudian mengangguki ajakan sahabatnya itu.
Benar. Safira dan Mahesa adalah teman dekat. Hubungan pertemanan mereka terjadi karena Mahesa pindah di sebelah rumahnya alias tetangga baru Safira waktu itu. Secara kebetulan juga masuk di SMA yang sama, dan ternyata satu kelas.
Mahesa mengangkat jari kelingkingnya. Safira mengernyit kening bingung.
"Anggap saja ini janji persahabatan kita mulai hari ini," kata Mahesa.
Safira tertawa, "Ngapain, sih? kalau mau sahabatan ya tinggal sahabatan aja, harus banget pake janji jari kelingking? Kayak anak kecil lo," ujar Safira.
Mahesa berdecak, "Biarin aja. Cepetan tangan gue pegel, nih." Pada akhirnya Safira menautkan jarinya ke kelingking Mahesa.
Hari itu Safira dan Mahesa resmi menjadi sahabat.
"Woi, Safira!" Safira terkejut. "Lo lagi mikirin apaan, sih? tugas kuliah lo? udahlah jangan dipikirin. Bukannnya makan malah bengong," lanjut Mahesa.
Safira tetawa dalam hati, lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri. Tiba-tiba saja kenangan masa lalu ketika dirinya dan Mahesa sepakat menjadi sahabat terlintas dibenaknya.
Gue suka sama lo, Mahesa. Maaf, gue malah naruh perasaan sama lo.