Setelah open recruitment selesai, seluruh panitia PKKMB akan berkumpul untuk kegiatan Konsolidasi Besar atau biasa disebut KOBAR yang dilaksanakan dengan tujuan agar seluruh panitia dapat lebih mengenal satu sama lain serta melatih kerjasama dan kekompakan melalui permainan berkelompok. Hal itulah yang membuat Jisha saat ini sudah berada di kantor Direktorat Kemahasiswaan Gedung Puswa untuk menyerahkan surat peminjaman Auditorium sebagai tempat pelaksanaan KOBAR PKKMB 2022.
"Hen, pokoknya kalau dari kemahasiswaan udah mulai rewel tolong lo yang tanggepin, ya," ucap Jisha kepada Mahendra yang berada di sampingnya. Mereka saat ini sedang duduk di depan ruang kemahasiswaan sambil menunggu pegawai kemahasiswaan datang.
Dalam hati, Jisha berdoa bahwa pegawai kemahasiswaan yang nantinya akan mengurus suratnya bukan Mbak Retno, yang terkenal cerewet, sinis, dan suka memberikan ceramah out of topic. Namun, doa Jisha sepertinya tidak terkabul karena ketika pintu terbuka, sosok Mbak Retno dengan kerudung merah darah muncul menghampiri mereka. "Siang, Mbak. Saya Jisha dan ini rekan saya, Mahendra. Tujuan kami ke sini untuk mengurus surat peminjaman Auditorium Cakrawala yang untuk kegiatan konsolidasi pengurus PKKMB 2022, Mbak."
"Oh, bisa jelasin alasan kenapa harus di Auditorium Cakrawala? Soalnya itu kan gedung baru sementara keperluan kalian sepertinya nggak terlalu... penting," ujar Mbak Retno. Jisha dan Mahendra sontak saling lirik sembari mengulas senyum tipis. Here comes trouble.
Proses perizinan yang seharusnya dapat selesai dalam waktu 15 menit, nyatanya berlangsung hampir 2 jam bersama Mbak Retno. Entah sudah berapa kali Jisha menguap karena bosan, untungnya ia sedang memakai masker sehingga tidak terlalu terlihat. Gadis itu kini sibuk mengirimi pesan kepada pacarnya, membiarkan Mahendra yang terpaksa harus menanggapi obrolan Mbak Retno, mulai dari menjelaskan asal usul terbentuknya Auditorium Cakrawala, membahas birokrasi kampus, mengkritik kinerja BEM, hingga merambat ke curhat urusan percintaan yang membuat Jisha mendengus kesal.
"Setelah saya cek, sepertinya tanggal 6 akan ada Rapat Dekan di Auditorium Cakrawala. Sementara sudah booking satu hari penuh karena masih belum ada kepastian kapan jamnya. Kalau kalian konsolidasi di ruang connecting lantai 1 Gedung Puswa, bagaimana? Sepertinya cukup untuk menampung pengurus PKKMB," ujar Mbak Retno tepat setelah 2 jam penuh ngobrol ngalor-ngidul. Jisha jadi curiga selama ini Mbak Retno menerima gaji buta.
Karena tidak mempunyai pilihan lain, Mahendra akhirnya menyetujui usulan Mbak Retno, "Baik, nggak apa-apa, Mbak, tapi kalau semisal ternyata Rapat Dekan jamnya tidak bentrok dengan konsolidasi kami, tolong hubungi Jisha ya, Mbak. Terima kasih banyak, Mbak Retno."
Jisha ikut berdiri dan mengambil ranselnya, "Iya, atau menjelang hari-H saya coba konfirmasi kembali ke Mbak Retno. Maaf mengganggu waktunya sampai dua jam nih, heheh saya jadi nggak enak. Kami permisi dulu, terima kasih ya, Mbak," tutur Jisha, kakinya segera melangkah keluar karena takut Mbak Retno akan kembali melanjutkan ceramahnya.
Setelah sampai di luar gedung, Jisha secara tiba-tiba duduk di pinggiran taman depan gedung.
"Kenapa, Jis?"
"Aduh, bentar, Hen. Ini gue berasa jiwa gue disedot Dementor, capekkk banget."
Mahendra sontak tertawa mendengar ucapan Jisha kemudian dirinya mengeluarkan ponsel dan memotret Jisha yang menurut Mahendra seperti anak hilang. "Udah, ayo duduk di mobil aja," tawarnya sambil mengulurkan tangan ke arah Jisha."Buset, Mahendra Agung, gue salut banget lo mampu ngeladenin Mbak Retno selama dua jam! Respect!" seru Jisha sembari masuk ke mobil putih milik Mahendra.
"Gue aslinya juga nggak kuat, Jis. Cuma kasihan aja ngeliat lo mukanya bete banget. Eh, abis ini lo ada agenda lain?"
Jisha melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 16.05, "Nggak ada, sih. Paling nungguin pacar gue jemput. Mau minum es buah di kantin FH dulu nggak? Gue haus banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepanitiaan | Jisoo ft. 95 line
FanfikceKata orang, kepanitiaan di kampus meninggalkan kesan tersendiri bagi mahasiswa karena dapat menjadi tempat untuk bernagi canda dan tawa, menambah pengalaman, memperluas relasi, dan kalau beruntung, mungkin saja bisa bertemu seseorang yang cocok untu...