13. Mengejar Ugal-ugalan

91 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Tidak peduli seberapa sering kamu menolak, aku tetap akan datang padamu. "

-Alatera Andhira-

....


Tera merapikan rambutnya yang saat ini ia kepang satu. Hari ini adalah hari dimana ia akan kembali mendekati Alfa. Senyuman lebar terbit di bibirnya saat matanya tak sengaja menatap Alfa yang berjalan bersama Gavin di koridor sekolah. Ia berlari menghampiri Alfa dan Gavin dengan ekspresi senang yang tak bisa dia sembunyikan.

"Gantengnya Tera, gimana kabarnya? Baik?" Tera menyapa setelah sampai ke samping Alfa.

Alfa melirik sekilas. Namun kembali menatap ke depan. Sedangkan Gavin yang berada di samping Alfa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan melihat tingkah nyeleneh Tera.

"Gantengnya Tera, " panggil Tera dengan suara manja.

Alfa menghentikan langkahnya, ia memejamkan matanya sejenak. Cowok itu berbalik ke samping menatap Tera dengan sedikit menunduk karena perbedaan tubuh mereka yang cukup kontras. "Urat malu lo udah bener-bener kagak ada ya?"

Tera hanya terdiam dengan senyuman manisnya. Ia sudah bertekad tak akan sakit hati lagi dengan kata-kata kasar yang keluar dari bibir Alfa.

Alfa mengusap wajahnya kasar. "Berapa kali gue harus bilang ke lo untuk berhenti? Apa lo bener-bener gak ngerti bahasa manusia?"

"Ngerti kok, tapi gue gak mau nyerah. Gue bener-bener pengen nunjukin ke lo, apa itu cinta yang tulus."

"Emang lo tau cinta tulus itu gimana?" tanya Alfa dengan wajah tanpa ekspresi.

Tera tersenyum. "Tau kok, tau banget! Tapi gue susah buat ngasih tau lo lewat kata-kata. Gue mau langsung buktiin ke lo aja."

"Gila!"

Tera yang mendengar perkataan Alfa hanya tersenyum. Ia nampak tak peduli dengan kata-kata kasar Alfa yang ditujukan untuknya. Ia sudah kebal dengan kata-kata kasar itu.

Tera melangkahkan kakinya selangkah ke depan Alfa. "Izinin gue Alf, izinin gue buat nunjukin perasaan dan usaha gue ke lo. Kalo pada akhirnya gue tetep gak bisa buat lo jatuh cinta ke gue, gue bakal nyerah dan pergi. Gue gak bakal berbalik lagi ke arah lo, kalo lo bener-bener gak bisa jatuh cinta ama gue."

Alfa hanya terdiam.

Tera tersenyum manis. "Tapi gue pastiin, entah itu kapan. Gue yakin 100% kalo lo bakal suka sama gue. "

Alfa tersenyum remeh. "Tapi sayangnya, gak bakal pernah terjadi! " Cowok itu mengubah raut wajahnya menjadi datar. "Karena itu cuma mimpi lo doang, dan mimpi lo kagak bakal jadi nyata. "

"Gak ada yang tau apa yang bakal terjadi nanti, Alf! Siapa tau aja, lo yang bakal nyari gue dan jadiin gue rumah buat lo pulang. "

"Terserah lo," ucap Alfa. Ia kembali melangkahkan kakinya yang tadi tertunda tanpa peduli pada Tera yang saat ini cemberut.

"Eh, kok jalan duluan? Tunggu gue dong! My prince, tungguin princess nya dong." Tera berlari kecil mendekati Alfa. "Mau gandengan gak?" tawar Tera sembari menjulurkan tangannya ke hadapan Alfa.

Alfa melirik sinis ke arah Tera. "Gak sudi! "

"Beb! "

"Gila! "

"I love you Alfarel!"

"Sinting! "

Gavin yang masih berdiri di posisi saat Alfa berhenti hanya bisa menghela nafas melihat kedua orang itu. "Jalan lo masih panjang, Ra."

***

"Tera cantik siapa yang punya? Tera cantik siapa yang punya?Tera cantik siapa yang punya? Yang punya ..." Tera menatap ke arah Alfa dengan senyuman manis. "Alfa seorang!" Ia melanjutkan nyanyiannya dengan memberikan finger love ke arah Alfa sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit. Namun cowok itu hanya memasang wajah tanpa ekspresi.

Tera menopang dagunya dengan kedua tangannya. "Bagus gak lagunya?" tanya Tera dengan senyuman manisnya.

"Lo makin hari makin stress! "

"Iya, stress banget! Karena bisa-bisanya gue makin jatuh cinta ama lo. " Tera berucap masih mempertahankan senyuman manisnya.

"Gue pengen deh, lapor ke polisi buat nangkep lo! Karena udah curi hati gue." Tera menghela nafas. Ia menatap sayu ke arah Alfa seraya bibirnya maju ke depan. "Tapi kalo lo di tangkep, gue gak bakal natep masa depan gue lagi dong. "

Alfa menatap datar Tera. "Bisa diem gak? "

"Kalo lo nyium bibir gue, gue pasti diem kok! Kan kunci dari bibir gue, bibir lo! " Tera memonyongkan bibirnya.

Alfa memejamkan matanya sejenak. Ia menatap cewek gila didepannya itu dengan sinis. "Lo bener-bener gila!"

"Tau kok!" Tera membalas sambil tersenyum manis.

Alfa menatap datar Tera. Ia lalu bangkit hendak pergi dari perpustakaan meninggalkan Tera. Niat hati ingin belajar, harus ia urungkan karena gangguan dari cewek gila di depannya.

Tera yang melihat Alfa berdiri meraih lengan cowok itu seraya mendongak. "Lo mau kemana?"

Alfa menepis tangan Tera dari tangannya. "Bukan urusan lo!"

Tera berdiri dari duduknya. "Kemana pun lo pergi, gue mau ikut."

Alfa menatap tak percaya pada Tera. "Gue mau ke toilet, lo mau juga ikut?"

Tera terdiam. Pikirannya melayang membayangkan jika ia ikut masuk ke dalam toilet cowok. Cewek itu menunduk dengan wajah merona malu. "Kalo itu sih, gue gak bakal ikut." Tera bergumam pelan namun Alfa masih mampu mendengarnya.

Alfa menghela nafas. Ia langsung pergi meninggalkan Tera tanpa berbicara apapun lagi.

Tera yang sedari tadi menunduk kemudian mendongak menatap punggung Alfa yang perlahan menjauh keluar perpustakaan. Cewek itu menghela nafas. "Masih banyak waktu, Ra."

----------










ILY Alfarel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang