Kami terus saling adu pukulan hinggan Rin kembali, "Slurpp---" Suara menyeruput kopi.
"Hai!masih ribut?" Tanya Rin sembari duduk menyereput kopi dari sedotannya.
"Glup---" Kami menelan ludah
Ran berdiri menghampiri Rin, "Rin,Kakak minta,Haus...." Pinta Ran manja
Rin menjauhkan minumannya dari Kakaknya "Gak ya kak,beli sendiri sana"
"Rin Kakak haus" melas Ran
Rin menjulurkan lidahnya,Aku berdiri dan menyuruh Rin membeli 2 kopi lagi untuk Aku dan Ran.
"Ta-tapi jauh loh,S-bucks nya" Rin berusaha menolak
Aku melototinya "Ini Aku loh yang nyuruh."
"Baiklah,baiklah,mana uangnya?" Rin mengulurkan tangannya
Aku melirik kearah Ran,Ran buang muka terhadapku "Hehehe,ngutang dulu"
"Heh!mana bisa!" Rin shock
"Udah bisa sana bilang aja minta bon nya atau titip ini,kartu pelajar" Suruhku
Rin mengambil kartu pelajarku "Punya bos makin kesini,makin kurang waras" ujar Rin sembari jalan
Aku duduk disamping Ran
"Gak usah dibelikan,padahal Aku bisa beli sendiri" ketus Ran
Aku menendang kakinya "Kalau bisa beli sendiri kenapa gak kasih uang nya ke Rin?hah?!"
Ran terdiam, "Dompet ketinggalan di rumah"
Aku melirik celananya "Alesan,itu menonjol dikantong apa?"
Ran mengambil dompetnya dan mendudukinya "Mana gak ada"
Kita saling membuang muka
"Kenapa dia milihin Tuan baru kayak dia coba?kayaknya setengah gak waras ini" Ujar Ran dalam hati,Ran menghela nafas dan memijat kepalanya
"Heh,kamu gak ucapin HBD gitu ke Aku?"
Ran melihatku seperti tatapan ifeel "Dih,pengen banget ya di ucapin"
"Yaudah si kalau gak mau ngucapin gak usah liatin begitu" Aku melipat kedua tanganku dan membelakanginya
Ran berdiri dan berjalan menuju lift,Aku memperhatikannya.
"Mau kemana?" Tanyaku
Ran berhenti dan melirik kearahku "Menghampiri Rin" lalu pergi begitu saja meninggalkan ku
Aku menghela nafas "Sendiri lagi..."
"Kata siapa Kamu sendiri?"
Aku melihat kehadapanku,Lelaki seusiaku berambut hitam agak keriting,mata besar berwarna biru dan dia tersenyum lebar kearahku.
"Siapa kau?" Tanyaku
Dia duduk disampingku dan mengulurkan tangannya "Namaku Hanagaki Takemichi,Salam kenal"
"O-oh---Mikey" Aku menjabat tangannya
Aku melihat Takemichi menggoyang-goyangkan kakinya dikursi itu,Aku melihat senyuman palsu terpancar di bibirnya.
"Takemichi--" Dia melirik kearahku
"Ya?"
"Ah--maaf,Hanagaki"
Dia tersenyum, "Tidak,Takemichi juga bagus...Aku menyukainya,Mikey..."
Aku membalas senyumannya dan dia menunjuk kearah bibirku "Wah,kau tersenyum,kau lebih manis kalau senyum begitu,dibanding tadi cemberut,muram,kayak gak punya masa depan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream & Die
FanfictionGimana jika suatu impian itu menjadi kutukan yang mematikan? pilihan mana yang harus dibuat dan siapa yang harus di korbankan?Aku?Kamu?atau Kalian?? Penasaran?Yuk,kepoin :).