0.0

305 53 30
                                    

One Shoot NARUHINA Fanfic



A Story by Aairt Aginstu ( Tiara )


________________

|| What About Me? ||
________________
.
.
.

Malam ini suasana di taman tengah kota tokyo sunyi senyap, maklum di musim dingin bulan desember ini orang-orang lebih memilih berada di dalam ruangan dengan mesin pemanas di banding duduk di bangku taman yang menghadap ke danau beku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini suasana di taman tengah kota tokyo sunyi senyap, maklum di musim dingin bulan desember ini orang-orang lebih memilih berada di dalam ruangan dengan mesin pemanas di banding duduk di bangku taman yang menghadap ke danau beku. Ya tentu saja.

Namun pada kenyataannya di sinilah Hinata dan Naruto berada, di sebuah taman, duduk di bangku kayu sambil menghadap ke danau yang beku.
Naruto terus menggerakan kaki kanannya membuat sebuah suara bertalu akibat pertemuan sol sepatunya dengan tanah, dia hanya menatap lurus ke arah seberang danau sambil menggigiti kuku jari jempolnya, Naruto terlihat sangat dilema.

Sementara Hinata terus menundukan kepalanya menatap lututnya yang sedang ia remas, tidak terlihat jauh berbeda dari Naruto raut wajah Hinata juga tampak kebingungan. Sebenarnya situasi macam apa ini? Hinata tidak suka situasinya, ini membuat dirinya gelisah, detak jantungnya juga berpacu lebih cepat, dan napasnya berhembus tidak beraturan. Dia juga benci keringat di telapak tangannya, itu alasan kenapa dia terus meremas lututnya.
“Bagaimana jika  Shion mati?” Tanya Naruto masih dengan ekspresi dan gestur tubuh yang sama.

Hinata menghela napas panjang, dia mengangkat kepalanya menatap ke arah depan. “Shion berhasil diselamatkan.” Balas Hinata lirih. Matanya ametisnya terlihat kosong dan sayu, bukan karena habis menangis namun lebih pada lelah.

“Ya. Tapi bagaimana jika saat itu aku terlambat datang?” Naruto menghentikan hentakan kakinya, dia melirik Hinata dengan mata yang dipenuhi rasa bersalah serta khawatir. “Shion akan kehilangan banyak darah karena menyayat pergelangan tangannya.” Lanjut Naruto. Dia menggigit bibir bagian bawahnya sampai bibir tebal kecoklatan itu menjadi putih.

Hinata memutar kepalanya menghadap Naruto. Gadis berambut indigo itu tersenyum lembut. “Tapi kau datang tempat waktu dan berhasil menyelamatkannya.” Balas Hinata. “Aku dengar dia sudah baik-baik saja. Kali ini apa alasannya, kenapa dia ingin mengakhiri hidupnya lagi?” Tanya Hinata dengan suara yang dibuat setenang mungkin. Dia berusaha menutupi perasaan marahnya, sedihnya, kecewanya. Saat ini dia hanya ingin menenangkan sahabat kuningnya itu.

Hinata dan Naruto memang sudah bersahabat sejak kecil, mereka pergi ke sekolah yang sama sejak dari taman kanak-kanak hingga kini mengejar S1 di perguruan tinggi yang sama namun berbeda jurusan. Naruto masuk ke fakultas ekonomi, sementara Hinata masuk ke fakultas kedokteran. Karena bersahabat sejak kecil mereka jadi sangat akrab, Hinata tahu semua tentang Naruto dan begitu juga sebaliknya Naruto tahu semua tentang Hinata.

What About Me? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang