Hanya butuh sedetik untuk aku bisa mengenalimu. Dan hanya butuh waktu sedetik untuk aku tenggelam dalam waktu dulu.
Aku adalah seorang yang menikmati karya - karyamu dulu. Aku adalah salah satu pengagum rahasiamu. Karyamu, perilakumu, itu semua menenggelamkanku kedalam hati yang berbunga.
Aku Adri, Ayunda Adriana, yang dahulu adalah seorang pelajar biasa dengan kemampuan akademik yang biasa pula. Dan dulu aku tidak memiliki keinginan ataupun cita - cita dalam menjalankan kehidupan yang menurutku sekarang terlalu keras. Aku dulu adalah pelajar yang hanya mengikuti alur sebagai seorang pelajar, belajar disekolah, mengikuti ekstrakurikuler, pulang istirahat, dan besoknya ke sekolah lagi. Kalau libur atau tidak ada ekstrakurikuler, aku bisa saja pergi dengan teman - teman kelasku ke suatu tempat untuk menghilangkan kepenatan dalam belajar.
Tapi ketika aku mulai melihat sebuah karya seni yang ditampilkan dimading sekolah sebagai salah satu pemenang lomba bahasa antar sekolah, yaitu poster mengenai pendidikan dan cita - cita, aku mulai mengagumi karya tersebut, aku tenggelam dengan kata - katanya. Sampai saat pemberian penghargaan tiba, hari senin, setelah upacara bendera, pengumuman pemenang itu biasa diumumkan.
Sesosok lelaki tinggi dengan wajah kecilnya menyunggingkan senyum, menerima penghargaan dari sekolah atas prestasinya dalam lomba poster tersebut. Namanya Alvin, dia beda kelas denganku, saat itu masih kelas X semester 2, jadi aku baru saja mengenalinya. Kalau dia tidak maju, mungkin cukup lama untuk aku tahu keberadaan Alvin disekolah itu. Karena aku bukan termasuk orang yang tidak mudah kenal dengan orang lain. Kecuali, orang itu terkenal dan aku sudah kenal lama dengan dirinya.
Dan berkat bakat melukisnya itulah, aku mengenali Alvin, cowok tinggi dengan senyuman manis. Bukan cuma aku saja, semua anak cewek mengakuinya dengan teriakan khas mereka masing - masing saat itu.
Seiring dengan waktu, dia terus menambahkan piala kejuaraan untuk sekolah dibidang karya seni rupa. Banyak orang yang menambah kagum dengan kepandaiannya itu. Begitu juga aku, tapi aku yang sebatas anak biasa - biasa saja tidak mampu untuk mendekatinya, hanya bisa memandang dari jauh.
***
Puisi dari Adri untuk Alvin
Dalam Diam
Aku
Mencintaimu dalam diam tak bersuara
Seperti angin bisu menentramkan jiwa
Tak ingin bergejolak membuat badai
Karena hati masih takut untuk memulai
Aku
Hanya ingin mencintaimu dengan sederhana
Yang tidak membuat hati terluka
Dan yang kupilih hanya diam
Tenggelam dalam angan
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Berjumpa Lagi
RomanceThere are no accidental meeting between souls. Aku bertemu denganmu karena ada alasan, dan kamu pun begitu. Dan pada saat itulah, aku percaya dengan adanya kepercayaan waktu. Percaya waktu yang tepat akan mempertemukan jiwa yang tepat.