Sebuah benda elektronik yang memiliki layar berwarna selayaknya televisi dengan ditambah keyboard yang melengkapinya menambah kesan hectic sebuah meja layaknya meja seorang pegawai kantoran. Tetapi sebenarnya, meja tersebut bukan dimiliki oleh seorang pekerja kantoran tetapi hanya seorang novelis yang masih mengejar ketertinggalannya dari teman – teman seusianya.
Ketertinggalan disini bukan masalah financial, melainkan cita – cita ataupun tujuan hidupnya yang belum pasti. Bukan hanya sekedar pemilihan career yang settle, tapi juga permasalahan relationship dan jati diri. Karena financial sudah ada solusinya, dia kerja dan ada side job juga sebagai freelancer.
Kacamata radiasi berlensa minus 0.25 dikanan dan silinder 0.25 dikiri, diambil oleh seorang yang berperawakan kecil, kulit sawo matang, dan terlihat lebih muda dari usia aslinya yang sudah seperempat abad.
"Hey, you did great job today! You're so good at it!" Ucap Adri dalam hati sambil melihat layar laptop yang sedang ia gunakan untuk menuliskan sebuah cerita kehidupan imaji dan tercampur dengan kehidupan nyata yang ia miliki.
Nada dering khas pop country-nya Taylor Swift mengudara dipenjuru kamar tidur sekaligus ruang kerja Adri. Itu menandakan adanya telepon masuk yang mungkin saja penting, dikarenakan jam sudah menunjukkan waktu malam tetapi masih ada saja telepon masuk.
Ini pertanda ada kerjaan yang belum kelar, ini pertanda Adri tidak bisa menuntaskan tulisan untuk novel terbarunya lagi.
"Siapa nih? Malam – malam masih telpon aja." Gumam Adri sendiri seraya mengambil telepon genggamnya yang ada diatas Kasur uniknya.
"Malam, dri. Lo lagi sibuk nggak?" Tanya seseorang dari seberang telepon
"Nggak, kenapa emang?" Ucap Adri terpaksa berbohong dengan kondisi saat itu
"Gini Dri, lo bisa nemenin gue nggak buat rapat bareng vendor ama client besok." Ucap David
"Bahas apa lagi ini?" Tanya Adri
"Bahas hasil sayembara logo ama mascot itu loh. Si bos lagi nggak bisa" Ucap David
"Tim lo yang di 2D emang lagi pada sibuk semua apa?" Tanya Adri
"Dri, ini masalah nego loh, gue nggak mau ambil resiko. Mending ama lo kan yang udah lebih pro daripada di tim gue. Ya, pleaseee!!!" Ucap David
"Ya udah, gue temenin besok dah. Gue kirain kerjaan gue ada yang direvisi, lo telpon malem – malem gini." Ucap Adri
"Kerjaan lo mah mulus, lancar jaya, bos aja sampe takjub loh, rapi bener kaya jalanan di Jepang." Puji David ditelepon
"Emang lo pernah ke Jepang, Vid? Sangsi gue lo pernah ke Jepang." Tanya Adri
"Lo nggak usah tanyain lagi soal itu, Dri. Faktanya gue emang belum pernah kesana. Wkwkwkwk." Ucap David
"Sama brother." Balas Adri dengan ketawa ngakak
"Makanya kumpulin duit jadi bisa travelling kesana." Ucap David
"Boro – boro ngumpulin. Bisa transfer buat nyokap bokap aja syukur gue." Ucap Adri
"Ah bener banget lo, Dri. Bisa buat makan aja syukur yah, untungnya gue ada side job. Jadi masih aman lah dengan kehidupan Kota Jakarta ini. Wkwkwkwk" Ucap David
"Ahahaha, semangat berjuang buat kita berdua bro." Ucap Adri
"Yap, semangat Ayunda Adriani, rekan seperjuangan gue yang keren abis." Ucap David
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Berjumpa Lagi
RomanceThere are no accidental meeting between souls. Aku bertemu denganmu karena ada alasan, dan kamu pun begitu. Dan pada saat itulah, aku percaya dengan adanya kepercayaan waktu. Percaya waktu yang tepat akan mempertemukan jiwa yang tepat.