Dunia gemerlapnya club malam adalah agenda wajib seorang Maraka. Dia adalah anak bungsu keluarga Wigantara, keluarga yang cukup terpandang. Ayah dan kakak laki-lakinya adalah pengusaha dan anggota dewan, sedangkan ibunya adalah pemilik butik terkenal langganan sosialita.
Mungkin orang- orang menganggapnya sempurna, namun tidak baginya banyak sekali kekacauan pada keluarganya. Semua kekacauan tersebut ditutup demi reputasi Wigantara.
Dia melampiaskan dengan dengan kehidupan malamnya. Bagi dia, hanya teman-temannya yang bisa mengerti dirinya.
" Woy mar, udah kali minum mulu. Kalo teler sampe ketahuan bokap Lo. Kita yang diomelin " ucap David teman Maraka.
David sebenarnya sudah beberapa kali memperingatkan Maraka untuk tidak minum terus. Bukan hanya dia, dua temannya yang lain juga memperingatkan Maraka. Lino dan Gavin sudah sampai mulutnya berbusa memperingatkannya namun dianggap angin lalu. Sekarang Maraka hampir teler, ah tidak lebih tepatnya sudah teler.
" Ini gimana ? Anterin pulang apa gimana ? " Tanya Gavin kepada mereka.
" Lu gila, kalo pulang dia digantung sama bokapnya yang ada " Lino yakin Maraka akan marah melihat anaknya seperti ini pulang- pulang. Apalagi sekarang sedang kampanye dan ayah Maraka mencalonkan diri menjadi gubernur. Bisa gawat kalau ayahnya tahu.
" Ya udah ke rumah gua aja, kebetulan bokap sama nyokap gua lagi keluar negeri " usul Gavin, dia anak tunggal jadi rumahnya sekarang kosong paling hanya beberapa pembantu yang bekerja disana.
" Ya udah, bawa ni bocah " tunjuk David ketubuh Maraka.
" Ye, lu aja. Gua mah ogah Lo tahu sendiri badan gua kecil kayak gini. Maraka Segede itu. Bisa patah badan gua " Badan Lino memang paling kecil diantara mereka.
" Iya lu aja sih, vid. Badan Lo paling gede disini ".
David berdecak, selalu dirinya yang dikorbankan dalam situasi apapaun.
Maraka akhirnya dipapah David, untuk keluar dari tempat ini. Maraka yang sudah sangat teler terus bergumam tidak jelas " eh ini, mau kemana ? Gua masih mau goyang sampai pagi, musik koplo everybody. Hoak yah...asekkk... ".
"Udah diem Lo, ikut kita aja. Biar lu aman dari amukan Bokap lu " kesal David, mendengar ocehan Maraka.
" Ngga, aku masih mau disini. Kita party sampai pagi, hahahaha".
" Udah, Lo sekarang lagi mabuk jadi diem aja " peringat Lino.
" Aku ngga mabok, liat nih " melepaskan rangkulan David " liat ini aku masih sadar " setelah mengatakan itu dia malah oleng.
Teman- temanya membantu Maraka berdiri. David sedikit kesusahan menyeimbangkannya karna tubuh Maraka juga lumayan tinggi " Lo tuh mabok, bilang ngga tapi oleng.
" Maraka, mau dibawa kemana ? " Tanya Citra salah satu teman mereka. Dia anak seorang politikus terkenal sesuai namanya dia sangat menjaga citra keluarganya. Didepan media dan orang lain dia seperti malaikat tapi dibalik itu dia seperti iblis. Dia menyukai Maraka tapi Maraka cuek dengannya.
" Lu ngga liat, dia dah mabok ky gini. Gua mau ngungsiin dia dulu. Kalo disini yang ada nih anak kagak berhenti minum " tutur Gavin.
" Ngga usah, biar dia disini aja. Gua yang jagain. Lagian gua baru dateng, masa Maraka mau pergi aja ".
" Ngga..nggak, Maraka tetep ikut kita. Lo mau disini Yaudah sini aja". Gavin tidak mau terjadi apa-apa dengan Maraka " ayo kita pergi dari sini" ajaknya pada David dan Lino.
***
Setelah kejadian mabok semalam. Maraka terbangun dengan keadaan kepala yang sangat pusing. " Aduh, pala gua pusing banget".
KAMU SEDANG MEMBACA
Until Jannah
RomanceMaraka, lelaki yang tidak percaya cinta dan pernikahan harus menikahi Yasmin, gadis yang taat agama. Pernikahan tersebut dilakukan untuk menutupi skandal ayahnya yang anggota dewan. Bagaimana keadaan rumah tangga mereka yang dibangun tanpa cinta ???