Jealous

373 24 5
                                    

Setiap Jumat malam, Ayu akan selalu makan malam bersama Ivan. Ini adalah tradisi yang mereka mulai ketika mereka memulai karir mereka untuk memastikan mereka tetap berhubungan satu sama lain. Mereka masih saling mengirim pesan sepanjang minggu dengan cerita mereka sehari-hari, tetapi apa pun yang terjadi, mereka selalu bertemu untuk makan malam pada hari Jumat. Itulah mengapa hari Jumat adalah hari favorit Ayu.

Ivan dan Ayu telah berteman sejak tahun pertama mereka kuliah, dan setelah melewati banyak suka dan duka di kampus, mereka berdua tetap bertahan satu sama lain. Ivan telah menjadi seseorang untuk Ayu bersandar pada saat-saat sulit. Itu sebabnya Ayu selalu menantikan makan malam mereka.

Jumat ini tidak berbeda, Ivan menyapa Ayu dengan pelukan hangat dan senyuman. "Hai, Ayy," sapa Ivan, "How was your week?"

"It was tiring," keluh Ayu saat mereka memasuki restoran. Saat mereka dibawa ke meja mereka, Ayu bertanya, "How was yours?"

Ivan tersenyum padanya. Ivan menarik kursi untuk Ayu sebelum duduk sendiri. "Good!" Ivan memberitahunya. "Really good! Aku punya temen kantor baru. Dia duduk di sebelah aku."

"Kalian akur?" tanya Ayu. Dia ingat teman kantor terakhir yang dimiliki Ivan. Itu adalah pria yang lebih tua yang terus-menerus memandang rendah diri Ivan dan pekerjaannya. Ayu telah mendengarkan Ivan mengatakan beberapa kata-kata kasar tentang pria itu sebelum pria itu dipindahkan. "Dia baik?"

"Baik banget!" jawab Ivan. "Namanya Natasya, dan dia setahun lebih muda dari aku. Dia baru di perusahaan, jadi aku yang bantuin dia. She's really sweet." Ayu membuka mulutnya untuk memberitahunya bahwa itu bagus, tapi Ivan lanjut berbicara. "Dia agak canggung, tapi baik. She really wants to do well. Aku sama dia juga jadi partner untuk ngurusin satu proyek baru, jadi kita berdua bakal kerja bareng selama beberapa minggu ke depan. Oh, dia juga baru di kota ini, jadi aku kepikiran untuk ngajak dia makan kapan-kapan. Maybe to our dinner next week?"

Ayu mendengarkan Ivan mengoceh tentang teman kantornya dengan perasaan tidak senang yang semakin besar. Ayu senang Ivan bisa akur dengan teman kantornya, tapi dia juga merasa kesal. Mengapa mengundangnya ke makan malam mingguan mereka? Jumat malam adalah waktu Ayu untuk bertemu Ivan dalam seminggu. Bahkan teman-teman mereka yang lain tahu untuk tidak mencoba mengganggu jadwal mereka yang ini. Tapi Ivan malah ingin mengundang orang asing. Tetapi, memikirkan Ivan pergi berdua saja dengan Natasya juga membuat Ayu merasa mual.

"Gimana menurut kamu?" Ivan bertanya, dan Ayu menyadari bahwa dia tidak tahu apa yang ditanyakan Ivan. Seolah-olah Ivan tahu, dia tersenyum dan bertanya lagi, "Gimana pendapat kamu kalau Natasya gabung sama kita untuk makan malem minggu depan? She's really great. Aku yakin kalian berdua bakal akur juga."

"Kamu kayaknya suka banget ya sama dia," kata Ayu alih-alih menjawab.

Ivan memiringkan kepalanya, senyum bingung di wajahnya. "Ya suka, kan dia baik," kata Ivan. "Kamu kan tau gak banyak orang di kantor aku yang seumuran sama aku. Seneng aja sekarang ada Natasya. I just want her to feel welcome."

"I'm sure she does feel welcome," ucap Ayu, tidak bisa menahan nada kesal dari suaranya. Ayu mengerti, Ivan belum pernah memiliki orang seperti Natasya sebelumnya. Natasya sangat hebat, dan misi baru Ivan dalam hidup adalah membuat Natasya merasa diterima di lingkungan barunya. Ayu mengerti hal itu.

"Okay," kata Ivan pelan. Dia menatap Ayu sejenak sebelum berkata, "Gimana kalau kita ketemu dia di restoran yang kita berdua suka Jumat depan?"

Ayu mengangkat bahu dan membuat suara yang tidak biasa, tetapi sebelum Ivan dapat menekannya, makanan mereka tiba, dan Ayu dengan cepat mengubah topik pembicaraan. Ivan dengan jelas memperhatikan perubahan topik, tetapi dia tidak mempertanyakan Ayu, melainkan hanya mengikutinya.

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang