45. DO YOU LIKE HER

408 36 0
                                    

Bab 45
Apa yang istimewa dari dia, hingga semua orang berputar di dia?

•••

"Vier nggak mungkin suka sama cewek kampungan itu!" Embun menampik cepat.

Ucapan Ivona dan Lila tentunya tidak bisa dipercaya dengan mudah. Embun juga bukan tipekal orang yang akan percaya suatu hal tanpa bukti.

"Bengongin apa?" tanya Vier, pria itu baru saja datang. Ia menarik kursi di depan Embun dan duduk dengan tenang.

"Er, lo ngagetin, deh!" kata Embun. Ia menopang dagu dengan sebelah tangan, menatap Vier penasaran. "Er ...."

"Kenapa?" tanya Vier singkat.

"Nggak apa-apa." Embun menggeleng.

"Lo aneh banget, sih." Vier agak heran dengan tingkah Embun. "Lo sakit, Mbun?!" Ia menyentuh kening gadis cantik di depannya.

"Nggak kok."

"Oke."

Mereka diam satu sama lain, sebelum pada akhirnya Embun buka suara.

"Apa lo masih suka sama gue, Er?" tanya Embun lagi.

Vier tertegun, tidak meduga dengan pertanyaan tersebut.

"Iya, gue masih suka sama lo." Vier menjawab apa adanya.

Mendengar hal itu, Embun tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia yang membuncah di hati.

Bodoh, karena sebelumnya ... ia malah memikirkan hal yang jelas tidak mungkin terjadi.

Sejak dulu, Vier selalu menyukai Embun dan hal itu tidak akan pernah berubah. Embun menjamin itu.

"Kenapa lo nanya begituan?" Vier ingin tahu.

"Nggak apa-apa." Embun tidak menjawab.

"Lo kepikiran Keenan, kan?" tebak Vier.

"Nggak, kok!" bantah Embun cepat. Malah bisa dibilang, akhir-akhir ini Keenan mulai leyap dari pikirannya.

"Keenan memang nyakitin lo. Tapi, gue nggak akan ngebuat lo sakit atau terluka, Mbun. Karena gue nggak akan pernah menjadi seperti Keenan."

"Hmm, gue tahu. Makasih ya, karena udah selalu ada buat gue."

•••

Naya baru saja tiba, ia memarkirkan sepedanya dengan rapi dan aman dengan kunci.

Sudah dua hari, benda istimewa itu menemani keberangkatannya ke sekolah. Dan karena itu, hari-hari Naya di sekolah menjadi lebih baik.

"Sepeda lo udah balik, Nay?" Suara itu, menghancurkan senyum Naya yang perlahan turun berubah jadi cemberut.

"Kalau udah tahu, nggak usah nanya-nanya!" kata Naya agak kesal.

"Ketemu di mana?" tanya Keenan ingin tahu.

"Ulah temen lo! Lo tanya sama dia, jangan sama gue."

"Ulah Vier?" Keenan kembali bertanya lagi.

"Nggak capek lo nanya mulu," sinis Naya, ia melangkah pergi meninggalkan Keenan.

"Kalau lo, apa nggak capek marah mulu?" Keenan mengekori Naya. Kini, posisinya berjalan berdampingan dengan gadis cantik berwajah judes itu.

"Suka-suka gue, lah!" ketus Naya.

"Lucu banget sih, lo, Nay." Keenan gemas sendiri, ia menarik pipi chubby Naya yang langsung di respon pelototan tajam dari pemilik pipi.

"Sakit tahu!" protes Naya, hendak balas dendam. Ia berniat memukul Keenan tapi tidak kena, Keenan menghindar dan lari dengan cepat.

PANGERAN PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang