sorry if there any typo(s)
***
Jika saja ada satu hal yang bisa kupertahankan untuk selamanya, aku mau dia.
Dari ratusan bahkan mungkin jutaan keajaiban yang ada di dunia, yang aku mau hanya memutar waktu dan menghilangkan rasa penyesalan ini.
Aku selalu ingin menjanganya.
Kapanpun, dalam keadaan apapun.
Selama ini aku selalu berusaha agar dia tak pernah merasa sendiri, tapi ternyata aku belum mampu.
Ketika dia membutuhkanku, aku malah selalu menghilang.
Seandainya aku tau lebih awal tentang apa yang selama ini terjadi padanya, aku pasti bisa membuat dirinya bertahan lebih lama.
Atau mungkin saat ini dia ada disini bersamaku, duduk berdua di bawah pohon beringin di samping lapangan sekolah.
Mungkin juga dia disini menemaniku makan satu cone es krim coklat, dan dia dengan es krim matcha kesukaannya.
Tapi semua itu hanya khayalan yang tak akan pernah terjadi.
Karena pada kenyataannya aku terlambat.Dear Raninda Heart Putri Sagita,
I promise to always put you in my heart.Since that night...
***
Suasana ibu kota terlihat sepi malam ini, tidak seperti biasanya yang selalu dipenuhi oleh mesin beroda hampir di setiap sudut jalanan.
Kurasakan angin berhembus cukup kencang sekarang, entah mungkin karena aku sedang berada di jalan dengan kecepatan cukup tinggi. Untungnya aku selalu memakai jaket ketika keluar rumah. Walaupun resletingnya tidak kututup karena malas, setidaknya ini membuatku sedikit hangat.
Tiba-tiba saja aku merasa perutku keroncongan, padahal baru 1 jam yang lalu aku mengisi perutku dengan semangkuk mie ayam bakso. Tapi ya sudahlah, tidak apa-apa, toh uangku masih cukup untuk membeli sebungkus nasi goreng.
Aku melajukan si idul, alias motor beat berwarna biruku, menuju salah satu kedai nasi goreng di pinggir jalan dekat komplek perumahan elit. Tolong jangan tanya kenapa nama motorku aneh, karena pada saat aku mendapatkannya yang pertama terlintas di otakku adalah 'idul'.
"Mas nasgor seafood satu jangan pedes ya." Pesanku pada seorang pria yang berprofesi sebagai pedagang itu.
Ketika berbalik mataku terpaku pada satu sosok gadis yang masih memakai seragam, dan saat kuperhatikan ternyata kami mengenakan seragam dari sekolah yang sama.
Tapi Ia tampaknya sedang melamun, terbukti saat aku mendaratkan tubuhku pada kursi kayu di sampingnya Ia sama sekali tak terusik. Dan wajahnya terlihat agak pucat.
Aku menepuk pundaknya pelan dan menyapa, "halo..." sapaku canggung.
Ia menoleh kearahku tapi kembali melanjutkan kegiatan melamunnya, seperti tak tertarik untuk membalas sapaanku. Aku pun tak menyerah, kembali aku menepuk pundaknya dan bertanya.
"Lo dari SMA 15 juga ya? Seragam kita sama."
Gadis itu hanya mengangguk tanpa mau menatap atau bahkan menoleh ke arahku. Lagi, aku melayangkan beberapa pertanyaan padanya.
"Kok lo belum pulang? Abis ada bimbel? Udah malem loh ini. Lo sendiri? Ga baik cewe pulang sendirian malem-malem."
"Lo juga sendiri." Balasnya singkat.
Sejujurnya aku sedikit terkejut, karena suaranya terdengar bergetar, seperti habis menangis?
"Tapi gue kan cowo, udah biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, Heart | Park Jisung NCT
Fanfiction"Aku tau hidupmu berat, tapi kumohon jangan menyerah..." Ini tentang seorang wanita paling kuat yang aku kenal, dengan ribuan badai yang menerpa hari-harinya, bersisakan satu alasan untuknya berada di dunia. ⚠️ Sensitive content ⚠️