PROLOG

318 140 236
                                    


******
"Manusia itu buta, karena apa? Lihatlah diluaran sana banyak orang yang melakukan 1000 kebaikan tapi akan tetap hilang bila orang itu melakukan 1 kesalahan."

Di tengah hujan deras mengguyur bumi, sesosok gadis sedang duduk di bawah naungan halte bus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah hujan deras mengguyur bumi, sesosok gadis sedang duduk di bawah naungan halte bus. Entah apa yang di lakukan gadis itu padahal sudah malam, terlihat dari mata gadis itu, ierlihat kosong seperti memikirkan beban yang berat

"Kenapa?"

"Kenapa semua berakhir sama."

"Kenapa aku yang akhirnya menderita."

"Aku muak."

Dia berbicara sendiri bagai orang yang tak tau arah jalan hidup, dari matanya ia terlihat frustasi dan lelah karena menghadapi semua tapi entah apa itu. Pakaiannya yang masih menggunakan seragam sekolah mulai basah karena terciprat air hujan yang semakin lama malah semakin deras

Di tangan gadis itu ada sebuah buku yang lebih tepatnya adalah raport yang mungkin milik gadis itu, ia memeluk raport itu sambil terus menangis tidak memperdulikan tatapan orang orang yang lewat memandangnya mencemoh mungkin ia sudah di kira gila

Biarkan saja orang orang menontonnya seperti apa ia sudah lelah kata batin gadis itu, tiba tiba ada sesosok laki laki yang menaruh tangannya di pundak gadis itu yang membuat gadis itu berjengkit kaget

"Kau siapa?!" Bentak gadis itu. sudah mengagetkan, songong pula wajah laki laki itu

"Malaikatmu baby." Jawaban nyeleneh laki laki itu langsung saja membuat gadis itu naik pitam

"Gaje anjir lo, pergi sana." Sentak gadis itu, moodnya sedang hancur di tambah dengan laki laki aneh ini yang tiba tiba sokab dengannya

"Gue tau lo lagi sedih, sini gue pinjamin pundak gue tapi ga gratis kapan kapan bayarnya." Ucap laki laki itu menarik kepala gadis itu untuk bersender di bahunya walau pertamanya gadis itu terlihat ogah ogahan akhirnya mau juga

"Gue gak punya uang jadi ga usah." Jelas gadis itu pada si laki laki ketika kepalanya masih di pundak laki laki itu karena ia merasa tangan si laki laki mengelus rambutnya dan itu membuatnya tenang

"Ga bayar pake uang nanti gue kasih tau, sekarang sini lo ceritain masalah lo dan gabakal gue sela. Lo boleh nangis atau apapun di hadapan gue jangan pura pura senyum." Balas laki laki itu meminta si gadis itu menceritakan seluruh isi masalahnya dan menjelaskan dia akan menjadi pendengar yang baik baginya

"Gue... Gue cape di suruh kejar angka, di suruh sempurna, apa mereka ga mikir? Gue juga manusia biasa ga bisa sesempurna itu, gue juga butuh dukungan mereka. Selama ini gue selalu jadi yang terbaik tapi apa balasan mereka?." Cerita gadis itu murung dengan matanya yang memancarkan kesedihan

"Mereka tetep aja ngomong gue kurang ini lah kurang itulah. kapan gue di omongin, sayang kamu udah the best banget soalnya udah berusaha sampai sini." Sambung gadis itu yang semakin pilih mengingat kelakuan kedua orang tuanya akhirnya gadis itu pun menangis dengan laki laki di sebelahnya yang masih mengelus rambutnya seakan memenangkannya

"Isokey, gue tau rasanya di posisi lo dan lo harus sabar ngadepin ini semua, gue tau ini semua berat buat fisik bahkan mental lo. Tapi gue mohon jangan nyerah ya." Nasihat laki laki itu bijak, seakan dia mengerti apa yang di rasakan si gadis itu sekarang

"Kenapa? Kenapa gue ga boleh nyerah hah, gue udah capek. Capek gini terus seakan gue ga terlihat." Ucap gadis itu yang mulai menangis frustasi. Kenapa kehidupannya tak seperti anak pada umumnya yang di sayang keluarga?

"Gak lo gaboleh nyerah, mau berjuang bersama hm? Nyatanya gue sama kayak lo, gue juga di gituin sama orang tua gue, bahkan akhir akhir ini mereka mutusin buat cerai." Balas laki laki itu yang ternyata kisah hidupnya lebih parah dari si gadis

Gadis itu pun terlihat syok dan langsung mengangkat kepalanya dari pundak si lelaki itu "lo-"

"Yah, gue sama kayak lo dari itu gue ajak lo buat berjuang bersama. Dan sekarang, lo mau ga jadi sahabat gue?" Tanya laki laki itu yang terlihat sangat serius dengan pertanyaannya

Sosok gadis itu pun kelabakan, bagaimanapun mereka baru saja kenal ia tak bisa dengan mudah mempercayai laki laki di depannya. Bagaimana kalau dirinya penipu atau pun yang lain? Pikiran pikiran negatif mulai bersemayam di benak gadis itu

"Hey, mau ga? Kalau mau ayo sebutin nama lo dan yah nama gue Kiernan Draven Voldemar khusus buat lo panggil Draven aja." Ujar Kiernan kembali buat menyadarkan si gadis, dan memperkenalkan namanya sekaligus

"Iyadeh gue mau, yaudah Draven gue Zephyra Nazeera Francisco dan karena lo ngasih nama khusus lo buat gue, gue juga bakalan kasih nama khusus gue, Zee." Balas Zephyra yang menyetujui ajakan Kiernan tadi

"Yaudah kita sepakat yah buat ngelawan mereka? Ga akan kita biarin mereka nindas kita terus kayak begini." Ucap Kiernan tulus yang di angguki oleh Zephyra sambil tersenyum pada Kiernan

" Ucap Kiernan tulus yang di angguki oleh Zephyra sambil tersenyum pada Kiernan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dark Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang