Langkah seorang gadis menggunakan jas putih kini sedang berlari terburu-buru melewati setiap lorong rumah sakit, dengan senyum manis ia masih sempat membalas sapaan pesien maupun suster yang dilewatinya.
"Huh akhirnya nyampe juga" ujarnya lega.
Ia segera merapikan rambutnya yang berantakan, tak lupa merapikan jas yang hampir kusut. Jia menghirup udara sebanyak mungkin lalu membuangnya perlahan.
"Oke Jia mari kita bertarung dengan penyakit malam ini!" ucapnya semangat.
Ia sudah siap begadang sampai pagi.
Tangan lentiknya membuka knop pintu masuk kedalam ruangannya.
"Eh Dokter Jia"
"Astaga, kamu ini ngagetin saya aja May" ucapnya dengan wajah terkaget.
Orang itu menyengir. "Hehe maaf dok, sebenernya saya juga kaget pas mau keluar eh malah ada yang masuk" jelasnya.
"May apa malam ini saya telat lagi?"
Perawat sekaligus asistennya itu menggeleng. "Nggak kok dok"
Jia menghela nafas lalu duduk dikursi hitam yang memang tersedia khusus untuknya.
"Syukurlah saya gak jadi kena amukan dinosaurus hari ini" ujar Jia membuat sang asisten terkekeh.
"Oh ya malam ini saya menangani berapa pasien?"
"Ada sekitar 5 dok, 2 pasien ada dikamar melati, 2 pasien dikamar anggrek, dan satunya lagi dikamar cemara, selebihnya hanya ngecek pasien-pasien yang kemarin dok" jelas sang perawat bernama Maya.
Setelah membaca penyakit diderita pasien yang akan ia tangani Jia mengangguk mengerti.
"Ngomong-ngomong ini yang dikamar cemara dia anak kecil kemarin itu bukan sih?, pake kursi roda yang ada ditaman" tanya Jia mengingat ngingat.
Maya mengangguk. "Yap!, betul sekali"
"Kenapa bisa penyakit in--" Jia tak mampu berkata-kata dengan raut kaget.
Menyadari akan hal itu sang asisten langsung bersuara. "Dokter Jia gak mau saya buatin kopi dulu gitu biar nanti pas kerja gak ngantuk"
Jia menoleh, lalu mengangguk. "Boleh deh kopi susu ya, sekalian permen yupi"
"Oke bentar ya dok"
***
Jam demi jam berlalu, waktu kini menunjukkan pukul 20.54. 5 pasien sudah tertangani dengan baik, sekarang Jia berada diruang rawat Cemara bersama rekannya dokter Matteo. Ruang rawat yang memang di desain khusus untuk anak-anak.
Tangan Jia mengusap rambut anak kecil itu. "Kamu pasti sembuh" ucapnya.
Gadis kecil berumur sekitar 5 tahun itu mengangguk sambil tersenyum lebar. "Pasti dong, Caca kan anak hebat dan pemberani"
"Kalo caca bener-bener anak hebat dan pemberani, coba~ caca makan sayur-sayuran besok berani nggak?" ucap dari Dokter Matteo.
Caca langsung menggoyangkan tangan kanannya kekanan dan kekiri, sedangkan tangan kiri ia gunakan menutup mulutnya. "Nggak, nggak mau ah Caca kan nggak suka sayur, sayur itu pait, banyak uletnya hii"
"Mana ada ulet, itu kalo sayurnya nggak dibersihin makannya ada uletnya Caca, kalo dirumah sakit semua sayur pertamanya dicuci bersih"
"Tapi kan rasanya nggak enak pait" ucap Caca.
"Emang caca pernah makan sayur?" tanya Jia. Dibalas gelengan oleh Caca.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfried Idol
Teen FictionJianna Meglio. Gadis berparas cantik yang kini berusia 25 tahun itu menyandang status sebagai dokter ahli bedah di rumah sakit Cempaka salah satu rumah sakit terkenal yang berada di kota Jakarta. Suatu hari ada kabar mengejutkan dari salah satu dok...