Saat angin berhembus kencang membawa banyak cerita yang kian hidup dalam kedinginan, menusuk tiap relung tulang hingga terasa sangat menyiksa, di situlah sosok pria hidup, bertahan dalam keadaan yang kekal, tak mampu merubah... Bukan! Bukan tak mampu namun ia tidak menggerakkan otak pikiran bahkan jiwanya untuk memberontak, setidaknya sekali saja marah dengan keadaan, marah dengan apa yang di takdir kan, namun hanya bungkam, hanya diam seribu bahasa, dalam kegelapan, bahkan keterpurukan, ia hidup bagaikan sosok yang terpenjara dan terkurung dengan naas nya.
Argavian Zarendrav terlahir dari keluarga terpandang, keluarga yang serba berkecukupan, hidup dengan sebuah kemewahan. Terlihat bahagia jika terpandang oleh mata, sangat harmonis lengkap memiliki ayah dan ibu, memiliki 1 kakak laki-laki, 1 kakak perempuan, dan memiliki 1 adik perempuan yang sangat manis, hidup dengan banyaknya kerabat, teman, sahabat yang sangat menyayanginya, apa menjamin hidup seseorang akan bahagia? Tidak bagi seorang Argavian.
...
Suasana malam yang sangat gelap tidak menutup matanya untuk sekedar melepas penat di setiap harinya.
"Ga bosen bos ngajak nongki mulu? Gua heran hidup lo kayaknya cuma pas malem aja ya?" Pemantik api itu sudah membakar ujung batang rokok dan tak lupa ia hisap dalam, dan hembuskan perlahan sambil menatap wajah temannya.
"Ya lo pasti tau lah Jo." Ucap Arga pada johanes
"Yailah Jo pake di perjelas segala lagi, seorang Arga mana pernah betah sih di rumah? Udah mending sekarang dugem, ya kan bro?"
"Kem kem... Otak lo kalo ga bokep ya dugem, keknya pas bayi bukan di kasih asi tapi di kasih peju ya lo?" Ejek Gentala pada Kemal saat baru saja ia tiba dan turun dari motor kesayangannya.
"Bacot Gen, kayak otak lo suci aje."
"Udah, pesen deh minum gua yang traktir."
"Kayaknya Ar gausah lo ngomong gitu juga semua udah tau, kita nih hampir setiap hari lo traktir, ini sih bukan traktir, lo nafkahin tiga cowo ganteng sejakarta, wah berjasa banget pokoknya lo." Ujar bangga dengan sesekali mengibas rambut, Kemal merasa sangat tampan saat itu juga.
"Kem udah, udah ye? Udah di traktir gak tau diri, itu lo banget pokoknya."
"Asu nih lu Jo, kek ada dendam terpendam."
"Si goblok semua juga dendam sama lu mah Kem, mana ada orang yang kagak dendam sama manusia jahanam kek lu." Ejek Gentala dengan menjitak kepala Kemal lumayan kencang.
Argavian hanya bisa tertawa melihat tingkah tiga kawan baiknya, ini alasan mengapa pergi keluar membuatnya sedikit lebih tenang, dan mampu membuatnya meredam segala amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANGGANA
Teen FictionRibuan kata telah terucap, segala doa serta harapan, galaksi mungkin merangkum semua bagaikan indah dari setiap ucapan entah puji syukur atau pun keluh kesah. Kerap kali ia lelah namun selalu berhasil di gagalkan oleh takdir, tertampar keadaan sampa...