••✦[7 - I Love You So Much]✦••
happy reading!
vote + komen + share [✓]
***
Ruang tamu mendadak senyap. Tidak ada percakapan sama sekali. Vallerie sibuk mengobati luka-luka lebam di wajah Zavier, selanjutnya mengobati bagian yang berdarah dan yang terdapat sayatan. Ia melakukannya tanpa berniat bersuara, sementara Zavier sibuk mengamati wajah Vallerie saat mengobati lukanya. Pandangannya pun turun di bibir gadis itu, alhasil dia terpaku untuk beberapa saat.
"Gue gak bakal kasih first kiss gue ke lo," kata Vallerie tiba-tiba, seolah tahu apa yang ada di pikiran cowok itu.
Zavier berkedip, ia pun tersenyum miring. "Oh ya?"
Vallerie tak mempedulikan, tangannya masih setia bergerak mengobati luka-luka sayatan di lengan cowok itu. Namun nyatanya, dalam hatinya ia merasa waspada tingkat akut. Zavier yang sekarang itu orangnya nekat dan agresif. Vallerie tidak ingin membayangkan bagaimana akibatnya berdekatan dengan cowok itu seharian tanpa jeda. Lalu ia tersentak saat merasakan sentuhan di pahanya, ia segera melotot ke arah Zavier yang tetap tenang.
"Woi―"
Cup.
Vallerie kicep saat pipinya tiba-tiba dicium Zavier, ia semakin melototkan matanya emosi.
"Lo!!"
"Hati-hati, bibir lo selanjutnya," peringat cowok itu tak main-main, berhasil membuat Vallerie merapatkan mulutnya. "Good girl."
Anj*ng b*ngsat!
Vallerie menyumpah serapah saat merasakan tangan Zavier semakin bernafsu mengusap pahanya, bahkan sesekali meremasnya pelan. Setelah selesai mengobati luka-luka cowok itu, ia segera pindah lebih jauh, namun sialnya Zavier mengikutinya seperti anak ayam.
"Munduran nggak?!"
"Nggak mau. Begini aja."
Vallerie berkeringat saat berhasil dipojokkan di sudut sofa, ia mengalihkan pandang sambil berusaha mendorong Zavier yang mengurungnya. Sayangnya, Zavier tak memberi gadis itu celah untuk kabur. Tangannya meraih pinggang gadis itu dan mengangkatnya, alhasil Vallerie menjerit kaget saat tubuhnya tiba-tiba berpindah ke pangkuan cowok itu, apalagi dengan posisi yang cukup ekstrem karena keduanya saling berhadapan.
"Lo―"
Cup.
Zavier dengan nakalnya mencium dagu Vallerie, membuat gadis itu tercengang bukan main.
"Zav!!"
"Apa?" balas Zavier tenang, tak terintimidasi meskipun dipelototi dengan brutal. Justru ia merasa gemas dengan tingkah Vallerie yang seperti itu. "Argh, f*ck! Kissing yuk?!"
"DI MIMPIMU!" semprot Vallerie ngegas.
"Gue janji bakalan pelan-pelan, nggak main kasar. Beneran," tegas Zavier masih kukuh ingin berciuman. "Dijamin lo puas."
"Ogah!!" Vallerie pun memberontak ingin turun, namun digagalkan karena cowok itu menahan pinggangnya. "Lepasin! Lo ngga tau posisi kita ambigu banget hah?!"
"Biarin," tukas Zavier cuek. Jemarinya menyelipkan helaian rambut Vallerie ke telinga, bibirnya tersenyum smirk. "Biar semua orang ngiranya kita lagi aneh-aneh, terus dinikahin. Lagian bentar lagi tamat sekolah, 'kan?"
"Enak aja!" timpal Vallerie tak terima. "Gue gak mau nikah sama lo! Dih, ogah banget!"
Zavier tertawa hambar saat mendengarnya. Mungkin ucapannya nanti akan keterlaluan dan egois, tapi sungguh ia tidak ingin merelakan gadis di pangkuannya ini. Zavier terlalu terobsesi dengan Vallerie. Seumur hidupnya, ini pertama kalinya ia berkeinginan kuat tidak ingin kehilangan seseorang. Bagaimanapun caranya, entah itu dengan cara halus atau paksaan yang disertai ancaman, Zavier ingin Vallerie selalu ada di sisinya. Vallerie miliknya dan selamanya akan begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(HIATUS) My Dangerous Boy
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) --- Saat Vallerie tahu kalau pacarnya selingkuh dengan sahabatnya, dia langsung bilang putus saat itu juga dan pindah sekolah setelah mempermalukan mereka berdua habis-habisan. Baru seminggu dia di sekolah baru, tiba-tiba...