❝ 𝐏𝐀𝐑𝐓𝐍𝐄𝐑 ❞

3.2K 113 16
                                    

❝...Things that didn't
exist before Let's ge
through it together...❞

-Kebisingan, tatkala dunia berlomba mencari keunggulan. Sinting! Tikus ter-adsorptif kotor, manusia menempatkan sebagai sirkumstansi legal.

____ Off Jumpol, Germany

         Amsterdam, hal pertama yang terpenting adalah hidup dengan impian setinggi awan...

Cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. Pinterest

Off Jumpol the stories, begitulah Off mengukir tulisan singkat di buku khusus rentetan kata-kata puitisnya. Jari Off terus berputar mengukir, musim semi yang indah dibalik jendela terbuka mengirim suhu udara di bulan Juni terasa lebih hangat, yakni sekitar 15 derajat Celcius. Satu daun maple berkunjung di atas kertas berwarna coral, terlihat aesthetic. Jemari panjang Off segera mengambil lem perekat.

"Maple mu, ku hantarkan menuju keindahan tulisanku."

Suara delman menapak dan terhenti, membiarkan tangannya menghentikan gerakan tinta hitam mengukir, tungkai beralaskan kaos kaki menuju pintu kayu tersebut, geseran pintu daun yang memakan usia puluhan tahun itu berdecit, maka tampak sosok pria setengah abad yang menyerahkan undangan berpita hitam kepadanya.

"Guten Nacht, Laxius," kata Off. "Untukku?"

Si Tuan Laxius melangkah maju, menempatkan tangannya di pundak Off. Tampaknya, ada raut wajah tersirat mengabu, kini bibir tuanya membuka. "Anak muda, yang ku tau kau menetap lama di sini, rumah sewaku terdengar sepi, tanpamu."

Kalimat gamblang Laxius sulit di cerna, "Laxius, aku tidak mengerti."

"Ada secangkir teh, untukku?"

Off tentu bergeser untuk mempersilahkan masuk, "Americano, hari ini aku tidak menyeduh teh." Off menggeser kursi, untuk memberi tempat duduk. "Tunggu sebentar."

"Off Jumpol, cepat berkemas ..."

Perhatian Off sekarang teralihkan pada pria muda yang baru saja masuk tanpa ada sebuah kesopan santunan.

"Kau ..." Laxius melempas buku usang dari balik jubahnya, "Bawa buku ke negaramu, agar tebiatmu bisa berubah." Off yang melihat itu hanya tersenyum mengejek ke arah temannya, Arm.

"Aku tidak membutuhkan itu, simpan untukmu, Tuan."

Setelah menjawab Laxius, Arm mengikuti Off melangkah kedapur. "Off, kita tidak ada waktu, cepat ini kesempatan emas untukmu."

"Maksudmu?"

"Sudah membuka undangan mu?"

"Undangan?"

Arm mendesah. "Undangan yang dihantarkan, Laxius untukmu, undangan pertunjukan teater musik." Arm tak hentinya mengikuti Off dari arah belakang, tak henti juga Arm mendesah melihat gerak lambat Off. "Off Jumpol, pertunjukan itu tidak lama lagi, cepatlah berkemas."

[4] Devil's Model [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang