What should I do?

926 66 5
                                    

Apa yang bisa kamu lakukan ketika kamu menyadari bahwa kamu telah menemukan pasangan hidupmu pada seorang gadis kecil, dan kamu sudah jatuh terlalu dalam ketika kamu menyadari bahwa usia diantara kamu dan dia membentang terlalu jauh?

Hari itu langit diatas kota Swiss tampak berawan sehingga siang hari yang biasanya panas terik menjadi sejuk, Howard Hadraniel kala itu merasa penat dengan segala masalah skripsi yang terus-terusan di tolak oleh dosen pembimbingnya, ingin melarikan diri sejenak dengan merebahkan diri dihamparan rumput taman kota saat itu juga.

Dengan langkah lebar, Howard tidak sabar ingin segera merasakan lembut dan harum rerumputan yang pasti akan mengendurkan beberapa syaraf yang tegang di kepala dan lehernya yang seolah-olah nyaris putus .

Howard langsung melemparkan tas ransel yang membebani pundaknya dan merebahkan tubuh, menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

"Ah.....andaikan setiap hari aku bisa releks seperti ini, lega rasanya." dengan nyaman Howard memejamkan matanya dan menikmati semilirnya angin di pergantian musim panas ke musim semi.

" Apakah kamu sakit?" sebuah suara yang begitu lembut menyetakan Howard yang baru saja akan memasuki alam mimpi dan dia membuka matanya yang masih terkantuk kantuk, seketika itu juga howard tidak yakin apakah dia masih tertidur dan sedang bermimpi atau apa yang saat ini dilihatnya adalah sebuah kenyataan.

Belum pernah seumur hidupnya Howard melihat mata biru terang sejernih dan seindah dihadapannya kini, bibir kecil merah namun penuh bagai pita begitu manis, kulit putih halus bagai porselen dan rambut pirang ikal panjang nan halus bagai kapas membingkai wajahnya yang bulat .

Sempurna, itulah yang terlintas dihatinya . kecantikan bagai bidadari didunia kayalan yang menjadi sosok nyata kini menatapnya dengan rasa ingin tahu yang tidak ditutup-tutupi dan kepolosan yang memancar membuat Howard sukses terpesona.

"Om..., om kenapa ?, ditanya kok diam saja. Kata mama itu tidak sopan namanya."

" A.....apa....?", Howard berusaha mengumpulkan kesadaranya dari otaknya yang lumpuh sesaat oleh kecantikan gadis dihadapannya dengan mengubah posisinya yang tiduran menjadi duduk menghadap bidadari dihadapannya,

"Om sakiiiittttttt?" Tanya gadis itu kesal sambil mecebikan bibir merah ranum namun penuh, membuat kesadaran Howard kembali tersesat .

" Siapa nama kamu?" Tanya Howard setelah susah payah mengembalikan kesadaranya yang masih setengah melayang-layang terbawa arus kecantikan gadis ini.

" Ela, namaku Erela Charmeine, nama om siapa?", ujar gadis itu sambil mengulurkan tangannya.

"Howard Hadraniel." Jawab Howard sambil menyambut uluran tangan bidadari yang terasa begitu mungil dan lembut dalam genggamannya.

Kening gadis dihadapannya tampak mengerut menandakan gadis sedang memikirkan sesuatu dengan sungguh-sungguh, namun dalam pandangan Howard gadis itu tampak semakin menggemaskan, sehingga rasanya dia sudah tidak tahan lagi untuk segera merekuh kedalam pelukannya.

" Trus Ela panggil om apa?, Om Ho?, Om Ard?, Om Dra?, atau Om Niel?" tanya Ela beruntun membuat Howard tersenyum lebar.

"Panggil saja aku Own tanpa om , memangnya umur kamu berapa?" Howard menelusuri gadis dihadapannya dari ujung kepala hingga ujung kaki, barulah dia menyadari bahwa gadis dihadapannya ini adalah gadis yang masih sangat belia, menurut perkiraannya mungkin gadis ini berusia dua belas atau tiga belas tahun.

" Delapan tahun om, om sendiri umur berapa?", seketika itu juga langit seolah-olah menjadi gelap dan runtuh menimpa Howard.

Ini tidak mungkin, pasti gadis ini berbohong, apalagi dengan ukuran tinggi badannya , rasa-rasanya tidak mungkin dia baru berusia delapan tahun.

A Cup Of TeaWhere stories live. Discover now