Chapter 13 : Wrong Suspect

663 32 4
                                    

"Sepertinya rencana kali ini akan berhasil" gumam orang itu sambil melihat notifikasi instagramnya. Terlihat seseorang berusername "keylinesimpson" me-request untuk mem-follow akun instagramnya. Ia tersenyum bengis sambil meneguk kopi hitam di meja sebelahnya.

"Well, Keyline. Welcome to my game"

* * *

"Keyline hurry up! hurry up!" ujar Sean sambil meraih kunci mobilnya di atas meja. Aku masih kesulitan untuk memakai flat shoes ku. Ya, pagi ini aku kesiangan. Seharusnya aku menuruti kata Sean, kemarin aku pulang terlalu larut, sehingga waktu tidurku berkurang. Pagi ini aku bangun pukul 08:30am. Aku membilas tubuhku dengan cepat, kemudian memilih rok selututku yang berwarna coklat muda dan atasan berwarna pink peach dan cardigan berwarna pink peach + crem.

"Ayo key, nanti kau terlambat" ujar Sean sambil membuka pintu utama rumah. Aku mengangguk dan ikut berjalan cepat di belakang Sean. Pintu mobil telah terbuka, aku masuk ke dalam dan seperti biasa duduk di samping kursi kemudi. Sean menyerahkan beberapa lembar dolar, kemudian kami berangkat ke Rock Valley College.

"Key, aku akan menjemputmu tepat waktu. Tunggulah di halte yang ramai. Aku tak ingin kau menjadi korban bullying lagi oleh tiga wanita tidak waras itu" pesan Sean panjang lebar. Benar-benar cerewet. "Yaa Sean. Kau sudah mengatakan itu berulang kali" balasku. Sean menyunggingkan senyumnya, "Baiklah, take care !!" pesan Sean. "I will.."

Tepat di tangga masuk, aku melihat Kayla yang sepertinya sedang menunggu seseorang. Ia memakai bawahan jeans denim sedikit di atas lutut, di padukan dengan jaket denim lengan pendek dan kaus putih. Rambutnya di buat bun.

"Kaylaa!" pekik ku memanggil namanya. Sontak ia menoleh ke suara yang memanggil namanya berasal. "Heey Keyline!" sautnya sambil melambaikan tangan kanannya. Aku menghampirinya. Entah mengapa, Kayla tersenyum jahil. Aku menautkan kedua alisku, "Ada apa?" tanyaku.

"HAA THANKSS KEYLINE!!" kemudian ia memelukku girang seakan-akan aku memberikan sesuatu yang berharga dan mahal padanya. "T-tunggu, ada apa ini?" tanyaku kebingungan. Kayla melepaskan pelukannya, namun ia masih menyengir layaknya kuda.

"Kau mem-promote akun instagram ku!! OMG..OMG.. Banyak yang mem-follow ku! Oh May Gaaaaddh..." pekikknya histeris sehingga beberapa pasang mata melirik ke arah kami. Aku menggeleng-geleng melihat tingkah Kayla. "Ayo, masuk ke dalam kelas" ajaknya sambil menarik tanganku.

Ruangan kelas sangat ramai. Ketika aku masuk ke dalam kelas, tiba-tiba seluruh orang di kelas menoleh ke arahku dan Kayla. Dengan canggung aku berjalan ke kursi ku.

"Keyline, apakah hari ini akan ada terbitan baru??" tanya seorang mahasiswi yang mendekat.

"Ada" balasku singkat sambil tersenyum.

Ketika aku berkata 'Ada', hampir seluruh mahasiswi di kelas ini menghampiriku, termasuk mahasiswi-mahasiswi yang tadinya merumpi di meja Twesomegirl. Ku lihat raut wajah Agnes yang tadinya tertawa dan tertawa terus, sekarang berubah menjadi geram. Well, biarlah.

"Kali ini, kasus apa lagi? Apakah ada mayat lagi?"

Aku mengangguk, dan mengingat mayat pria tua yang terbaring di atas kursi rotan. Dengan bola mata yang memutih dan kulit pucat. Aku bergidik sendiri.

"Kali ini, adalah kasus transaksi narkoba. Pelakunya belum ditemu—" ucapanku terpotong. Mahasiswi yang mendengarkanku menjadi tambah penasaran.

"Ditemu, ditemukan?" saut seseorang.

Kemudian aku tersenyum jahil, yang membuat semua mahasiswi heran.

"Belilah terbitan Forest Hills, dan kau akan tau lanjutannya" ucapku.

Runaway [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang