1

47 2 0
                                    

Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata P E L A K O R....???

Atau....biasa yang gen Z sebut sebagai Ani-ani.

Sebenarnya, gue udah bisa prediksiin jawaban kalian sih. Pasti tidak jauh-jauh dari kalimat...

- Wanita sundal perebut laki orang

- Penghancur kebahagian

- Perusak rumah tangga

- Pezina

- Pendosa

- Wanita tidak tahu malu

- Wanita terkutuk, terlaknat, tersialan, dan ter..ter...ter..lain dan sebagainya.

Dan kalian tahu apa pendapat gue...

"Sak karepmu....!! alias....Whatever..."

Sambil lambaikan tangan cantik kepada para heaters-heaters sok bijak yang suka menuh-menuhin kolom komentar.

Dan ya, gue sekarang lagi mendalami peran sebagai seorang Ani-ani.

EITTSS...Tapi jangan salah, gue itu pelakor bukan sembarangan pelakor Sis. Gue itu pelakor antimainstream, ibarat komoditas, gue ini premium grade A, limited edition, dan kalian ngga bakalan nemuin pelakor kayak gue dalam 100 tahun mendatang.

Lah kok...???

Emang apa alasannya...???

Gini ya, biar gue perjelas. Biasanya kan kalau pelakor dalam kebanyakan sinetron itu identik dengan rayuan mautnya, yang bisa bikin laki klepek-klepek mirip ikan arwana kejebur got.

Belum lagi penampilannya yang aduhai seksi membahenol, berpadu dengan muka penuh tambalan plastik made in korea. Apalagi kalo bicara soal gunung kembarnya yang bisa ngalahin gedenya buah semangka. Udah pasti banyak laki-laki yang rela bakar duit demi supaya bisa icip-icip rasanya.

Itu baru karakteristik fisik penunjang karirnya sebagai pelakor saja, belum mencakup servisan ranjangnya. (Eits, yang masih bocil jangan merasa kepo ya...). Ibarat kata, sekali goyang, gunung krakatau bisa meletus sama se-anak2 nya sekaligus, he..he..he..lebay emang, tapi itu kenyataan say.

Tapi...lihat lah diri gue ini.

Hehe...tubuh pendek,

kulit kuning langsat,

hidung standar SNI (tidak mancung tidak juga pesek),

penampilan seadanya,

make up juga pake mode irit.

Pokok nya sangat tidak cocok dengan predikat pelakor yang saat ini gue sandang.

Dan isi dompet....

Hmm...???

Bentar, bentar gue cek dulu.

1 2 3 4

Cuma ada 4 lembar uang yang tersisa, 2 lima ribuan, 1 sepuluh ribuan, dan satu lembar 2 ribuan.

Lumayan lah...cukup buat beli odadingnya mang oleh.

Tapi jangan salah Sis, meski cash money gue jumlah nya kalah saing sama pengamen ibu kota, mesin ATM gue selalu stand by mengikuti kemanapun gue pergi. Kayak sekarang.

"Harry, tolong transfer uang lima juta ke rekening adikku. Dia bilang butuh uang untuk biaya kontrakan dan persiapan KKN nya"

Aku menoleh pada Pria tegap yang berdiri di belakang. Wajahnya sangar, badannya kekar layaknya TNI, memakai jas hitam khas bodyguard dan memiliki kelumpuhan wajah.

Taipan Kok...PELITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang