Selama dikelas, Kaia hanya menopang dagu sambil menahan kantuknya dikala kelompok lain sedang presentasi tugas makalah semester kemarin.
Baru juga ganti semester, udah nugas aja.
Karena giliran kelompoknya yang masih cukup lama, dan dirinya pun yang semakin mengantuk akhirnya meminta ijin untuk keluar sebentar.
"Lo kalo pergi bukan sebentar doang ya, balik-balik kita dah selesai presentasi." keluh ketua kelompok mereka- Cia, yang sudah hafal betul dengan kelakuan Kaia selama dikelas.
"Kali ini beneran bentaran doang kok. Gue ngantuk banget asli gak boong riil no fek."
Cia menghela napas lelah, "kalo lama gue telpon sumpah. Ga diangkat, ga gue susulin, biar aja nilai lo anjlok."
"Tega banget anjir."
"Ya makanya."
"Iye astaga, gue angkat telpon lo sambil marathon kesini."
"Yaudah sana."
Tanpa diusir pun dengan segenap hati Kaia keluar dari kelas.
Tangannya meregang ke atas sambil menguap lebar. Menikmati angin sepoi pagi hari yang menyapa wajahnya.
"Enaknya tidur dimana ya?" pikirnya. Sembari melirik sekitar mencari spot yang pas untuk ia jadikan tempat tidur. Dasar mahasiswa.
Setelah lama menerawang, akhirnya tempat yang menjadi tujuan tak berakhlaknya pun terlintas.
Tak ingin membuang waktu berharga lebih lama, Kaia melangkahkan kakinya secepat mungkin menuju perpustakaan.
Ya, perpustakaan menjadi tempat tujuan ia akan tidur. Adem, sepi dan hangat, sangat pas untuk tidur pagi hari. Ia lantas menuju pojok perpus yang jarang disinggahi mahasiswa, lalu meletakan buku yang ia ambil dengan asal ke wajahnya.
Jam 8 lewat 7 menit. Kaia menghitung, berjaga-jaga berapa lama ia akan ketiduran sampai giliran kelompoknya yang akan presentasi nanti.
Dari kejauhan, orang mungkin melihatnya tertidur pulas, tapi sebenarnya ia setengah tertidur dan setengah terbangun. Meskipun pemalas, Kaia tentunya tak ingin nilainya turun anjlok seperti yang Cia bilang.
Kaia itu pintar hanya saja pemalas dan mager, dan mama nya tak suka dengan sifat Kaia yang seperti itu. Bagi mamanya, memiliki otak cerdas tak cukup jika tidak dibarengi dengan belajar.
Dan jika ketahuan nilainya anjlok di semester yang baru, jangan berpikir ia akan menerima perlakuan manis dan kata-kata penyemangat dari mama nya, yang ada cercaan dan nasihat panjang lebar kali tinggi yang tak ingin ia bayangkan. Terlalu seram.
7 menit berlalu. Belum ada telpon sama sekali dari Cia dan itu membuat Kaia semakin ingin terlelap karena tak kuasa menahan kantuknya lagi. Berharap jika presentasi mereka akan ditunda besok hari, Kaia berjanji akan tidur lebih cepat malam ini.
Namun ketika ia sudah akan bertemu alam mimpi, dengan tidak etisnya ia terbangun akibat seseorang mendorongnya hingga terjatuh ke bawah meja.
"WOI ANJ-"
"Sstttt!!" Renjun menutup mulut Kaia kuat-kuat.
"Lhkoh cwhri mjwati khhhh??!!"
"Sstttt...diem..nanti kita diusir kalo berisik." Renjun semakin menutup rapat mulut Kaia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Garong | Huang Renjun
Fanfiction"Kenapa bisa ya ada orang yang punya dua kepribadian dalam satu waktu?" - Renjun- dengan sikapnya yang kadang normal dan abnormal, harus Kaia akui, ia kewalahan ngadepinnya. ©winniemelon,2022