2

8 4 7
                                    

Maaf di story ku ini bakal ada beberapa adegan 15+, jadi kalau ngga suka bisa di skip aja.

Enjoy💗



Cerah, menggambarkan sore hari ini. Para siswa mengikuti ekstrakurikuler basket tengah berlatih, dan salahsatu nya renjun. Hari ini tim merka berlatih dengan tim sekolah lain.

"Din pacar lo dapet skor tuh, malah diem aja,"
Dina hanya menatap yuna sekilas, malah kini menyibukkan diri mencari botol minum dari tas renjun.

"Lo sama renjun bahkan kayak orang gak kenal. Heran gue,"

Tidak menggubris, kini dina menyodorkan botol minum yang sudah dia temukan tadi,pada renjun yang ternyata sudah berdiri di hadapan nya.

"Balik,"

Renjun. Berdiri dengan peluh yang masih menetes dan tangan kanan yang kini memenarik lengan dina.
Renjun menyentak paska lengan dina, hingga sang empu mau tak-mau membuat dina lekas berdiri dari duduk nya.

"Bisa ga sih sehari aja gausah narik-narik gue?," Ujar dina bertanya. Namun percuma, menjawab nya pun mungkin renjun sudah tidak punya niat. Lalu kini renjun malah merangkul pinggang ramping milik dina.

Pria itu kemudian menarik tengkuk gadis itu, dan mendaratkan bibirnya pada rahang nya. Selalu saja begini, dina pun tak dapat menolak.
Renjun... Selalu bertindak sesuka hati.

Selalu bertindak tanpa persetujuan dina, entah itu memeluk nya, atau mencium nya secara tiba-tiba bahkan saat mereka dalam keramaian. Dina sudah terbiasa, sangat terbiasa.

"Langsung pulang atau mau makan dulu?" Renjun menyodorkan helm

"Pulang aja, gue capek."

Renjun hanya bisa mengangguk faham setelah sang kekasih berkata demikian, lalu melajukan motor nya saat dina sudah berpegangan erat pada pundak nya.
Motor besar itu membelah ramai jalanan, dengan keduanya yang dilanda keheningan.

Renjun fokus pada jalanan, dan dina yang fokus pada kaos basket milik renjun, dengan nomer punggung 25,tanggal lahir dina.

"Mampir?"

Renjun menggeleng, lalu mengusap kepala gadis nya itu.
"Kalo rumah lo sepi, ntar gue bakal mampir" Sahut nya dengan sedikit senyum miring terukir di bibir nya.

"Anak anj"

"Mulut lo din,"

"Bodoamat anjing" Perjelas dina karna sudah terlanjur kesal.

Tuk!!
Kiranya seperti itu, renjun dengan sengaja menyentil bibir dina, karna dia agak sedikit jengkel dengan ucapan gadis itu.

"Sakit sialan" Ujar dina yang mengusap pelan bibirnya.

"Ngomong sekali lagi"

"ANJ" Dina... Terlonjak kaget saat renjun...Renjun mengecup bibirnya, walaupun hanya sekilas. Tapi ini terlalu membahayakan bagi dina. MERESAHKAN ujar nya dalam hati.

"Sana masuk"

"Ah!" Dina berseru, membuat renjun menaikkan satu alis nya.

Dina membuka tas nya, mengeluarkan satu kotak berwarna biru muda, dan menyodorkan nya pada renjun.

"Titipan dari adek kelas,"

Nerta gelap renjun menatap kotak itu, dan kembali menatap dina dengan raut wajah datarnya.

"Buang"

Dina planga pelongo, membuang kotak ini maksudnya?

"Gue bilang buang,"

Tanpa basa basi lagi, dina lekas membuangnya pada tempat sampah yang tepat berada di sebelah nya.
"Yaudah gue balik" Dina mengangguk pelan.

"Oh iya jangan lupa, kalo rumah lo sepi kabarin gue."

"Anjir lo ren"

SEJOLI TOXIC (Renjun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang