chapter 01 - Stavocary

501 27 9
                                    

Sekolah menengah atas Shiver School of Winter Arts selalu penuh dengan suara gemuruh dan kebisingan yang tak ada habisnya. Namun, ada satu hal yang mampu menenangkan keributan di sana, yaitu musik. Hampir setiap murid di sekolah ini memainkan alat musik ataupun menyanyi. Bahkan, ada satu murid yang dikenal sebagai jenius ahli dalam bidang musik. Namanya adalah Kai Hiro Kasparov.

Kai adalah seorang pemuda yang pendiam dengan potensi yang mengagumkan. Orang lain bahkan nyaris tak pernah mendengar suaranya, kecuali ketika ia berdiskusi ketika di pilih sebagai pemegang benda putih seperti piano ataupun organ, yah memang pada dasarnya ia lebih berkecimpung dengan alat musik dibandingkan dengan nyanyian, Kai sendiri tumbuh dewasa dengan mendengarkan kisah cinta dari lagu-lagu klasik Beethoven, Chopin, dan banyak lagi. Dari kabar yang ku dengar ia merasa tergerak setelah mendengar nada-nada mereka yang berkilauan seperti permata.

Singkat cerita, di suatu hari di kelas musik, guru pengajar membentuk sebuah grup musik dengan Kai sebagai pemegang utama dalam memainkan piano. Meskipun pengusulan itu agak sulit diterima karena banyak murid lain yang merasa bakatnya di sia-siakan disekolah ini,  meski mereka tahu bahwa mereka tak sehebat Kai dalam memainkan piano. Namun tetap saja, tak sedikit murid yang merasa sakit hati akan perbedaan kesenjangan yang ada. Bahkan ada juga yang berpikir bahwa mentang-mentang Kai adalah keturunan langsung dari dua keluarga komponis ternama.

Dan yah, pada akhirnya mau tak mau murid lainnya tetap sepakat dengan usulan guru pada hari itu. Kai sendiri pada saat itu bahkan tak berbicara banyak dengan para anggota karena terlihat sekali bahwa ia jadi canggung begitu mendengar komplenan yang sempat ia dengar, jujur, dalam sudut pandang ku meski ia terkesan dingin dan tak peduli dengan lingkungan sekitarnya, ia tetap merasa tak enak hati pada kawannya yang lain, namun meski begitu, ego dalam dirinya juga tak sesederhana itu, karena ia terlihat akan terus berjuang, belajar, dan mengerahkan seluruh tenaga nya agar menjadi yang teratas dalam menguasai berbagai bidang musik, khususnya ketika ia bermain alat musik piano sesuai dengan tuntutan keluarga nya. Dengan ia yang harus mampu juga untuk menunjukkan penuh sisi emosional ketika bermain alat musik.

Jika ditanya apakah ia lelah, kurasa ia akan menjawab dengan spontan bahwa tentu saja jawabannya adalah ia, ia lelah dengan segala tuntutan dari pihak keluarga nya yang mengharuskan ia menguasai berbagai bidang dalam dunia musik. Dan jika kau penasaran bagaimana aku bisa tahu, tentu saja karena aku tak sengaja mendengar percakapan antara ia dan ayah nya, bahkan aku yang baru pertama kali mendengar percakapan itu sudah merasa seperti ada batu besar yang ditimpahkan secara paksa pada kedua pundak ku. Namun sialnya, darah tak bisa bohong, ego dan ambisinya dalam menguasai dan menjadi yang tertinggi dalam menguasai bidang musik juga bukan hanya imajinasi belaka. Terbukti dengan pencapaian yang ia raih kini meski ia masihlah murid sekolah menengah atas.

Dan inilah aku, Lillian Johnson yang cukup terkenal disekolah Shiver School of Winter Arts sebagai murid perempuan dengan suara nyanyian yang terbilang wow diangkatan ku. Omong-omong, aku satu angkatan dengan si murid terkenal nan jenius dalam bidang musik itu, yah, siapa lagi kalau bukan Kai Hiro Kasparov. Dari tahun pertama aku masuk dan bersekolah di tempat ini hingga menginjak kelas akhir, herannya aku selalu satu kelas dengan nya, bahkan tak jarang teman perempuan ku yang lain selalu meledek ku dengan berkata bahwa aku telah menggunakan seluruh keberuntungan ku karena bisa terus satu kelas dengan nya, what the he-

"Huh, yah sudahlah, lagi pula tak bisa kupungkiri bahwa bakat dan penampilan menawan yang ia miliki itu nampak menyilaukan mata"

Seiring berjalannya waktu, aku dengan sendirinya tentu berhasil beradaptasi dengan segala kesilauan yang ia pancarkan, mau bagaimana lagi karena kami selalu berakhir terpilih bersama meski dalam hati aku enggan. Teramat sangat enggan. Asal kalian tahu, fansnya di sekolah ini itu selalu tak segan-segan memancarkan aura kemusuhan yang luar biasa jika lagi-lagi aku, seorang Johnson terpilih sebagai pengisi vokal di grup nya. Sial! Untung saja keluarga ku juga termasuk keluarga ternama di dunia musik,  jika tidak seperti nya sudah habis dirinya menjadi bahan bullyan.

Liebe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang