chapter 3 - Kebohongan

8 1 0
                                    

"Taehyun tidak ada!" Kai panik, dia berhasil menemukan para Hyung-nya. Namun tidak dengan pria yang seumuran dengannya. Dia kembali ingat bahwa Taehyun jatuh tepat di saat tangga lantai dua roboh, dan kemungkinan pria itu berada tidak jauh dari runtuhnya tangga.

Tapi tidak ada siapapun di sana, berulangkali dia berteriak memanggil nama Taehyun dan selama itu juga dia tidak mendapatkan jawaban. Pemikirannya mulai buruk, bagaimana jika Taehyun tertimpa lebih banyak reruntuhan atau mungkin pria bersurai merah itu tidak sadarkan diri.

Lagi-lagi dia berlari, mencari kesana-kemari berharap menemukan sosok pria bersurai merah itu. Tapi hasilnya nihil, tidak ada siapapun bahkan suara pria itu saja tidak terdengar. Aneh, sangat aneh tapi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Pikiran buruk mulai menghantuinya, berbagai hal yang tidak dia harapkan terjadi pada Taehyun.

"Tenanglah Kai, sekarang kau harus membawa kotak ini pada yang lainnya dulu." Kai berucap sendiri, mengatakan pada dirinya bahwa dia tidak boleh panik.

Karena kepanikan hanya akan memperburuk keadaan saja. Itulah yang dia ketahui.

Langkahnya dia percepat, mendekati para hyung-nya yang terlihat sibuk mengobati luka masing-masing kecuali Yeonjun yang masih tidak sadarkan diri. Pria itu menaruh kotak berisi makanan dan minuman itu di depan para hyung-nya. Menatap penuh rasa cemas pada nasib Taehyun yang dia tidak ketahui keberadaannya.

"Kau sudah kembali," ucap Soobin basa-basi dengan kedua tangan yang sibuk memasang perban pada kaki kirinya.

Kai hanya tersenyum tipis, "Hyung..."

Beomgyu mendongak, menatap ke arah anggota termuda. Tatapan mata pria bersurai pirang itu terlihat cemas dan dia menyadarinya.

"Aku tidak bisa menemukan Taehyun. Aku sudah mencarinya di dekat bekas runtuhan tangga, tapi Taehyun tidak ada bahkan aku sudah mencarinya berulangkali tapi tetap saja Taehyun tidak ada. Bagaimana ini hyung, aku takut jika Taehyun...."

"Cukup Kai!" Beomgyu menghentikan ucapan buruk Kai. Dia tahu pria muda itu khawatir, tapi dia tidak suka mendengar hal buruk yang mungkin bisa saja terjadi pada Taehyun.

"Tapi hyung! Taehyun..."

"Tenang dulu Kai, aku yakin Taehyun baik-baik saja," sahut Soobin mencoba menenangkan Kai yang terlihat sangat panik.

Ini diluar kendali mereka, bahkan dia sendiri tidak tahu harus bagaimana sekarang. Memikirkan kondisi tubuh mereka juga tentu akan sulit untuk mencari Taehyun saat ini.

"Aku akan cari Taehyun lagi!" Kai tidak menyerah, pria itu kembali bangkit.

"Jangan bodoh. Bagaimana jika ada gempa susulan," sahut Beomgyu yang mencoba mengatakan sebuah kebenaran kejam lainnya.

Kai menghela napas kasar. "Lalu membiarkan Taehyun begitu saja! Bagaimana jika ada hal buruk yang terjadi pada Taehyun!?"

Marah. Pria paling muda di antara mereka tengah marah. Dia tidak habis pikir dengan pemikiran kedua hyung-nya. Apa keselamatan Taehyun tidak penting bagi mereka?

Beomgyu bangkit, memukul pelan kepala pria bersurai pirang itu. "Kau pikir aku tidak khawatir dengan Taehyun, kami khawatir tapi apa dengan lari ke tengah puing-puing di saat petir masih menyambar begini bisa membuat kita menemukan Taehyun?"

Hening, hanya terdengar suara petir yang masih menggelegar di sekitar mereka yang terdengar. Tidak ada jaminan mereka tidak akan terluka saat mencari Taehyun. Walau terdengar kejam, tapi mereka tetap ingin hidup.

"Tapi hyung, bagaimana dengan Taehyun. Aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi padanya."

Beomgyu mengangguk, "Tenanglah. Apa kau berpikir Taehyun akan mati semudah itu hanya karena kita tidak menemukannya. Soobin hyung bahkan berpikir bahwa Taehyun baik-baik saja sekarang."

Tidak ada jawaban, ucapan yang dikatakan Beomgyu tidak sepenuhnya salah. Karena mereka semua tahu bahwa Taehyun bukan orang yang mudah menyerah begitu saja. Pria itu memang tidak pedulian pada sekitar dan barang-barangnya, tapi bukan berarti dia akan membiarkan dirinya mati sia-sia.

Tidak ada yang lebih mengenal Taehyun dibandingkan mereka, dan Beomgyu tahu itu.

"Aku mengerti," ucap Kai mulai mengambil posisi duduk di sebelah Yeonjun yang masih tidak sadarkan diri.

Setelahnya hening, tidak ada yang mereka bicarakan. Saling sibuk pada pikiran masing-masing dengan harapan bahwa ini bukanlah akhir dunia. Tapi siapa yang tahu bahkan setelah kejadian ini terjadi.

"Uh..."

Yeonjun sadar, pria dengan surai biru itu bangkit dari tidurnya. Menatap satu-persatu temannya yang terlihat khawatir. "Dimana Taehyun?"

Tidak ada yang menjawab, mereka seakan sulit mengatakan bahwa mereka masih belum menemukan keberadaan pria bersurai merah itu.

"Aku bertanya sekali lagi, dimana Taehyun!?"

Tatapan Yeonjun berubah tajam, semuanya memilih menghindari tatapan itu. Saling memikirkan jawaban yang akan membuat anggota tertua mereka merasa tenang, tapi seberapa lama mereka berpikir yang ada hanya sebuah jawaban pasti. Bahwa mereka tidak bisa menemukan Taehyun dan tidak tahu bagaimana keadaan Taehyun.

"Maaf hyung, Taehyun...."

"Aku kenapa?"

Suara tidak asing mengalihkan pandangannya mereka. Menatap ke arah sosok pria yang berjalan santai dengan pakaian yang tidak kotor sama sekali. Semuanya bersih, bahkan surai merahnya masih terlihat rapi tanpa debu yang menempel.

"Taehyun!" Teriak mereka.

Pria itu tersenyum tipis, menerima pelukan Kai yang sangat erat. Bahkan dia merasa kesulitan bernapas karena pria yang lebih tinggi darinya itu.

"Kau darimana saja?" Yeonjun menaruh botol minumnya asal, menatap ke arah Taehyun yang dibilang baik-baik saja.

Pelukan Kai terlepas, keduanya duduk dengan tenang dihadapan anggota tertua.

"Hanya sibuk melihat keadaan sekitar," jawab Taehyun santai.

Ada yang disembunyikan, Soobin tahu itu. Terlalu aneh baginya menerima jawaban Taehyun yang tidak masuk akal. Dia melihat jelas sosok Taehyun yang jatuh dari tangga yang roboh, tidak hanya dia tapi semuanya. Mereka semua melihat itu, dan saat ini pria itu berbohong dengan mengatakan bahwa dia melihat keadaan setelah kejadian mengerikan itu. Apalagi tanpa terluka dan tidak seperti habis terkena reruntuhan bangunan Sekolah.

Apa masuk akal?

Jelas tidak, namun dia tidak ingin bertanya mengingat dia sendiri juga menyembunyikan sesuatu pada mereka semua.

"Tch.." Yeonjun berdecak.

Pria itu mengalihkan pandangannya, semua orang tahu bahwa Yeonjun bukan orang bodoh. Berbeda dengan Soobin yang selalu menerima kebohongan orang lain dengan tenang, Yeonjun memilih untuk menunjukkan bahwa dia tahu orang itu berbohong.

Seperti apa yang diucapkan Taehyun.

"Aku senang kau baik-baik saja Tae, tapi aku tetap saja tidak mempercayai apa yang kau katakan." Yeonjun mendengus, melirik Taehyun yang masih saja diam di tempatnya tanpa mengatakan apa pun.

"Sangat tidak masuk akal jika kau jatuh dari lantai dua tanpa terluka sama sekali," lanjut Yeonjun membuat Beomgyu menyentuh tangan pria itu.

"Sudahlah hyung, mungkin saja ada yang tidak bisa Taehyun katakan pada kita," ucap Beomgyu berharap tidak ada pertengkaran di antara mereka.

"Kau membelanya?" Yeonjun marah, tatapannya yang tajam semakin menajam membuatnya takut.

Taehyun menghela napas kasar. "Lalu jika aku mengatakan bahwa aku masuk ke dalam lubang aneh saat jatuh, apa kalian akan percaya?"

"Maksudmu?" Soobin menyahut, menatap tidak percaya pada Taehyun yang terlihat jujur.

"Lebih tepatnya, aku diselamatkan oleh lubang aneh yang menghubungkan dunia lain."

TBC

Apa ada yang menerima notifikasi aku update tadi. Maaf, tapi waktu nulis tiba-tiba tidak sengaja klik tulisan publikasi jadinya update di saat belum selesai nulis deh.

Sekali lagi maaf ya, dan sekarang chapter 3 sudah selesai. Kalau begitu aku pamit dulu dan sampai ketemu lagi...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Star Destiny'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang