NAMA-NAMA LAIN DARI SALAF ATAU SALAFIYAH
Bagi yang belum sempat membaca bagian 1, silakan klik: http://www.facebook.com/note.php?note_id=231647410174
Bagi yang belum sempat membaca bagian 2, silakan klik: http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest¬e_id=234673360174
Bagi yang belum sempat membaca bagian 3, silakan klik: http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest¬e_id=235718660174
Salaf atau Salafiyah memiliki nama-nama lain, di antaranya:
1. Al-Jama’ah.
2. Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
3. Ahlul Hadits.
4. Ahlul Atsar
5. Jama’atul Muslimin.
6. Al-Fiqatun Najiyah
7. Ath-Tha-ifah al-Manshurah.
8. Ahlul Ittiba’.
9. Al-Ghurabaa’.
Generasi awal dari Salafush Shalih, yaitu para Shahabat radhiyallahu ‘anhum, pada masa mereka tidaklah memiliki nama, gelar, serta nisbat yang membedakan mereka dengan firqah sesat yang ada pada zaman mereka. Hal itu karena mereka adalah orang-orang yang mengamalkan ajaran Islam secara utuh. Namun ketika munculnya firqah-firqah sesat dari kalangan ahlul ahwa’ (pengikut hawa nafsu), ahlul bid’ah (orang-orang yang menyeru kepada bid’ah), dan ahlu syubhat (orang-orang yang mencampur-adukkan antara kebenaran dan kebathilan), maka tampaklah nisbat serta gelar yang syar’i bagi mereka, yang membedakan antara mereka dengan firqah-firqah sesat yang ada.
Gelar dan nisbat tersebut bersumber dari hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, atsar para Shahabat, dan penjelasan para ulama Ahlul Hadits, di antaranya adalah:
1. Al-Jama’ah.
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahlul Kitab telah berpecah belah menjadi 72 golongan. Sesungguhnya (umat) agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72 golongan tempatnya di dalam Neraka dan hanya satu golongan di dalam Surga, yaitu al-Jama’ah.
[Shahih: HR. Abu Dawud (no. 4597), Ahmad (IV/102), al-Hakim (I/128), ad-Darimi (II/241), al-Aajurri dalam Asy-Syari’ah, al-Lalika-I dalam Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah (I/113, no. 150). Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 203-204).
2. Jama’atul Muslimin (Jama’ah Kaum Muslimin).
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“…Hendaklah engkau berpegang teguh (bersatu) kepada jama’ah dan imam kaum Muslimin.” Kemudian Hudzaifah bertanya: “Bagaimana kalau mereka sudah tidak mempunyai jama’ah dan imam lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Jauhilah semua kelompok tersebut, meskipun engkau harus menggigit akar pohon, hingga engkau mati dalam keadaan semacam itu.”
[Shahih: HR. Bukhari (no. 3606, 7083) dan Muslim (no. 1847), ini lafazhnya].
Al-Qadhi Ibnu Abil ‘Izz al-Hanafi rahimahullah (wafat th. 792 H) berkata:
“Al-Jama’ah ialah jama’ah kaum Muslimin, mereka adalah para Shahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan.” [Syarah al-‘Aqidah ath-Thahawiyah (hal. 382) takhrij Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah].