Prolog

37 4 0
                                    

" Seperti titik embun membasahi rumput hijau di pagi hari. Seperti itu juga sebuah hati ketika rasa yang tak biasa tiba tiba meraja. Memberi beraneka rasa kesejukan menghias hari hari penuh warna, bak warna pelangi selepas hujan. "

Berawal dari seorang Fajril Damara, pemain sepak bola handal, pribadi yang asik dan sopan, seorang religius yang taat dan patuh. Tiba tiba memberi perhatian lebih, tatap mata penuh makna dan penuh kelembutan sudah cukup bagi Elsha untuk mengerti isi hati seorang Fajril Damara, cowok religius yang hadir di usia remajanya.

Elsha tetap menjalani hari yang biasa, tapi dengan hati yang tak biasa. Setiap bertemu Fajril Damara tak ada kata yang terungkap, hanya mata yang mengungkap ada Something di sana. Ada sikap yang beda, ada rasa yang tak biasa.

Hingga pada suatu hari Elsha disadarkan oleh sebuah perbedaan, sebuah nilai - nilai yang tertanam begitu kuat sejak dini. Bahwasannya sebuah rasa yang tak biasa ini tidak seharusnya di biarkan tumbuh liar di hati.
Sedih? itu pasti, tapi akan semakin sedih jika rasa ini di biarkan tumbuh subur, karna Elsha tau, antara Fajril Damara dan Elsha tidak akan pernah menjadi " kita ".

Sesuatu yang salah kan? bagi Elsha iya, perbedaan keyakinan, ditambahi perjalanan masa remaja yang masih panjang. Masih banyak pernak pernik hidup yang belum Elsha lewati, membuat Elsha berkeputusan cukup rasa ini sampai disini, terimakasih untuk " rasa " yang sempat hadir memberi aroma keindahannya sendiri.
Biarlah rasa ini menjadi " rahasia " antara Elsha dan Fajril Damara.

" Tuhan kita cuma satu, kita yang berbeda. Aku terima semua ini sebagai rahasia, bahwa kita tak akan pernah menjadi kita "

~

SOMETHING WRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang