S.P 6 (-Pahaman)

53 13 1
                                    

"Om Hyunjin tinggi juga, kayak papa!"

Ira mengangguk setuju, dia sependapat dengan abangnya. Tampak cocok kalau bersanding menurutnya

"Om Hyunjin ini artis ya? Yang masuk TV gitu?"

"Haha bukan, ___" Hyunjin kembali berdiri setelah mengacak gemas surai lembut Ira. Kemudian kedua matanya menatap teduh sekali gadis kecil ini "Om hanya seorang model, belum sampai masuk TV tuh hehe"

Merasa mengerti, kedua anak Minho lantas mengangguk begitu mendapati jawaban tadi. Selanjutnya, dari Ira sendiri sudah terjalin percakapan percakapan ringan antara dirinya dengan Hyunjin yang dengan senang hati menjawab semua pertanyaan yang terlontar untuknya

"Oke kalau begitu, kita masuk ke dalam aja. Kalau diluar—"

Brruum

Brruum

TIN!

Kali ini decak kagum mereka tak kalah seperti saat mereka meihat Hyunjin memasuki halaman luas mansion Minho, karna kini satu mobil lagi kembali masuk menyapa mereka. Suara berat mobil menyita perhatian, terutama Nael yang tersenyum keren menatap siapa yang keluar dari sana

"Asik, ini nih jagoan gue!"

"Jagoan apa bang?" celetuk papanya

—Eh? Kedengaran ya?

Nael mendadak gugup, tangannya ia kibas kibaskan di udara sambil tertawa canggung

"Hehe.. bukan apa apa kok, pa"

Oke, Minho tidak ambil pusing. Atensinya ia arahkan ke satu sosok pria yang dia tau seorang progamer beberapa permainan online —karna anaknya salah satu pengguna juga— berjalan mendekat kearah mereka

Kata pertama yang dapat dia utarakan adalah, 'Manis'.

Pria yang lebih pendek darinya itu memakai topi lucu berwarna biru tua, terlihat cocok dengan rambut blondenya yang sedikit panjang dari ukuran seorang pria.

Ia menebak kalau riasannya tidak setebal kemarin karna dia bisa melihat jelas freckless yang ada di wajahnya.

Minho bisa melihat juga kalau pria ini mencerminkan dirinya sekali, bebas tapi juga manis. Bajunya juga mencerminkan seorang anak muda yang bebas. Dalaman baju yang dipakai seperti jaring jaring yang entah untuk apa menurut Minho —anak muda jaman sekarang membingungkan— dengan outer kemeja biru muda. Minho yang melihatnya merasa gerah, namun juga salut karna pria kecil ini bisa memakai pakaian gerah itu

"Kak Felix! Senang banget bisa jumpa kakak lagi!"

"Ey yo! What's up Nel?"

Puk

Puk

Felix —pria itu memeluk Nael dan dibalas penuh semangat olehnya. Nael benar benar seperti mimpi, figur panutannya sekarang ada di rumahnya bahkan memeluknya. Nael semakin percaya diri dengan jargonnya ini

"Kenalin, saya Felix. Salam kenal semuanya —Salam kenal Hyunjin ssi"

Merasa mengerti, Hyunjin meraih tangan itu dan ikut dalam aksi 'mari bersalaman'

"Oh iya Lix —Enggak usah terlalu formal, toh tiga hari ke depan kita bakal jadi teman satu rumah disini"

"Oh, oke oke.. Hehe"

Sebentar, Minho sepertinya salah dengar. Apa maksudnya tiga hari di rumahnya?

"T-tunggu sebentar tuan tuan, saya mau bicara dengan Changbin, maaf"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selection PapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang