11 - Frog Prince

8 0 0
                                    

Fio dan Lio mencengkram erat tongkat yang mereka pegang. Si kembar berharap wanita berambut pirang bernama Nuansha dapat melawan sisa Mutated Pig. Mereka menyeruduk ke arahnya. Tetapi, yang dilakukan Nuansha terus melompat. Sambil memperhatikan monster babi bergerak dari langit. Sekilas, tidak ada yang aneh kecuali memangsa manusia yang sudah mati. Tepatnya saat Raid Quest berlangsung.

Nuansha mencengkram lengan kirinya, sedangkan Cybernetic Right Arm miliknya menarik senar ke belakang. Lepaskanlah energi sihirnya dalam jumlah lima puluh anak panah. Sementara itu, Lio dan Fio bergerak secara terpisah. Bagaimanapun juga, kita tidak boleh terus menerus bersembunyi. Aku harus mencari cara untuk melawan monster babi sialan itu! ujar Lio dalam hati. Laki-laki kembar memanggil sihir secara terpisah. Muncullah seekor banteng seukuran dirinya. Meski demikian, keempat kakinya ditaburi sihir berupa kobaran api berwarna biru. Mereka berharap ada keajaiban saat Nuansha sedang bertarung sendirian.

"Lio, kita tidak bisa bergantung pada wanita itu terus menerus!" ucap Fio melalui telepati.

"Aku tahu, Lio! Tapi kita tidak punya skill apapun kecuali summon. Apa kau punya ide lain?"

"Soal itu—"

Fio tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan saudara kembarnya. Saat ini, Nuansha sedang berputar ke sisi samping kanan. Mengalihkan perhatiannya dan memusatkan konsentrasi pada beberapa ekor Mutated Pig. Cybernetic Right Arm belum bisa menguasai sepenuhnya. Kedua kaki dan tangan kanan bergesekan dengan tanah. Entah kenapa, Nuansha sangat tenang saat melawan Mutated Pig. Kecepatan bola matanya terfokus pada suatu titik kelemahan. Salah satu kaki tidak bisa berfungsi dengan baik. Kedipan matanya berusaha membaca pergerakannya. Ketika berjalan disertai serudukan kepala, Nuansha merasakan ada yang aneh dengan langkahnya. Dia mencoba melepaskan satu energi berwujud anak panah. Dilepaskanlah ke kaki bagian belakang. Saat itulah, Mutated Pig itu tersungkur ke tanah. Nuansha terkejut dengan pergerakannya. Di sisi lain, dia mundur ke belakang. Terdapat sebuah pohon besar di belakangnya. Mutated Pig langsung menyeruduk ke arah wanita berjubah. Melakukan sebuah tendangan ke belakang. Mengenai hidung mancungnya. Meski kulitnya mengeras, setidaknya jika terfokuskan pada bagian lonjong, itu juga bagian dari sebuah kelemahan.

"Sudah diduga," gumam Nuansha. Dia pun menoleh ke arah Lio dan Fio sambil berteriak. "kalian berdua perlambat pergerakan Mutated Pig tersisa. Aku akan menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat."

"B-baik!" kata Fio dan Lio kompak bersuara.

Wanita berjubah berlari di antara semak-semak di dalam hutan. Hentakan kaki cepat sambil melepaskan tembakan pada Mutated Pig. Menargetkan pada tiap kaki yang cacat. Tetapi, mereka langsung cepat sadar. Mutated Pig mengorbankan lainnya untuk bertahan hidup. Tetapi, badak bercula dua itu menusukkan tubuhnya. Mengorbankan dirinya supaya bisa mengalami serangan berantai. Fio dan Lio memilih jalan penuh beresiko. Tidak ingin mereka menjadi beban untuk seterusnya. Nuansha menyeringai lebar. Bersiap untuk melepaskan sebuah skill disertai dua bilah pisaunya. Ranting kayu pohon besar dihentakkan. Melompat secara zig-zag, menggoyangkan seluruh anggota tubuhnya hingga berputar spiral. Putaran itu memotong leher Mutated Pig hingga bagian salah satu kakinya. Sedangkan Mutated Pig tersisa berusaha mengeraskan tubuhnya. Terjadilah sebuah pantulan yang tidak terhindarkan. Mengakibatkan Nuansha terpental ke pohon. Wanita berjubah itu batu berdahak, tidak bisa bergerak untuk sementara waktu. Sedangkan Mutated Pig mendengus ke lubang hidungnya berupa asap putih. Senyuman tipis dari bibir Nuansha.

"Aku senang bisa mengandalkan orang lain."

Fio dan Lio berlari dari arah berlawanan. Mereka menggabungkan kekuatan tongkat sihirnya serta serudukan dari Mutated Pig. Melancarkan sebuah serangan akhir. Suara ledakan bergemuruh. Sampai-sampai, nyaring terdengar di area sejauh satu kilometer. Kepulan asap menyelimuti sekitarnya. Nuansha terbatuk-batuk mendengarnya. Kedua kaki diselonjorkan, menoleh ke samping kiri saat jasad Mutated Pig sudah dalam keadaan meregang nyawa. Termasuk monster babi lainnya.

Muncullah si kembar dengan napas terengah-engah. Lio dan Fio dipenuhi keringat bercucuran di wajah. Kedua kakinya mencoba untuk berdiri walau gemetaran. Nuansha tersenyum tipis, mendongak ke wajah mereka.

"Bagaimana rasanya pertama kali menyerang segenap seluruh kekuatan kalian?" tanya Nuansha.

"Tidak buruk. Apalagi, kau menjadi umpan yang pas. Tapi—"

"Kau pasti bertanya-tanya mengenai aku mempercayai kalian sepenuhnya bukan?" tebak Nuansha.

Sebuah anggukan dari Fio. Lio membatalkan sihir pemanggilan. Badak bercula dua telah selesai diaktifkan. Saat hendak berbalik badan, tiba-tiba Lio dimakan hidup-hidup oleh seekor katak. Nuansha maupun Fio terperangah kaget dengan munculnya katak. Saudarinya berteriak histeris. Memanggil nama Lio bersuara melengking.

~o0o~

, Bola Kristal pun muncul bersama Wilhelm dan Jacob. Membayangkan sebuah gambaran saat mereka berada dalam perjalanan. Serta mendapatkan berbagai macam informasi sesama otherworlder, Djaja Ridwan Hartanto. Gambaran patah-patah dari sisi kiri-kanan. Memperkirakan bahwa para petualang telah masuk ke dalam sebuah portal yang diciptakan oleh Wilhelm. Energi sihir membeludak saat Jacob memeriksanya.

"Apa yang sudah kau perbuat?"

"Memangnya salah Jacob?" tanya Wilhelm mengerutkan kening.

"Tidak, tidak! Justru sebaliknya. Apa yang sudah kau perbuat? Sampai para petualang bisa masuk ke dalam sihirmu?" tanya Jacob sekali lagi.

Wilhelm mengakui bahwa dirinya hanya mengaktifkan sihrinya ketika lagi senggang. Meski demikian, dia lebih tertarik pada struktur jaringan otot pada manusia hidup. Serta menyalin informasi yang dibutuhkan. Yang diambil mereka hanyalah beberapa quest yang dipilih dari para petualang dan monster mereka hadapi. Sentuhan layar dibentangkan Wilhelm. Sedangkan Jacob membaca tulisan dan bahasa yang susah dipahami. Mencoba untuk menerjemahkan percakapan di antara mereka.

"Sepertinya aku punya ide menarik. Karakter, monster dan lain-lain. Semua akan disusun hingga sepuluh lantai. Kau tahu kan maksudku?" usul Jacob.

"Kalau begitu, biar aku saja yang berburu monster. Tidak sabar, tangkapan apa yang pas untuk mereka!" seru Wilhelm penuh antusias.

Kemudian, Jacob memutar kembali ingatan dari para petualang. Masuk ke adegan pertarungan. Di tengah-tengah hutan, wujudnya berubah menjadi seekor katak. Lendir dari pori-pori tubuh keluar sesuai keinginannya. Meleleh hingga menyerupai agar-agar atau jeli yang disantap oleh manusia. Menyisakan kedua bola matanya, keluarlah seekor katak berukuran raksasa. Mahkota di atas kepalanya sebagai bukti, bahwa katak itu adalah seseorang yang sangat penting.


Bali, 11 Agustus 2022

Pawn of SacrificesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang