6. Day Five

359 29 7
                                    

Di pagi hari ketika Ivan bangun, dia langsung menelepon Ruben untuk memberi tahu bahwa dia tidak bisa datang untuk menemuinya hari ini.

"Kenapa Van?" Ruben bertanya ketika dia menjawab panggilan itu.

"Ben, sorry ya, kayaknya hari ini gue nggak bisa dateng deh. Gue demam nih dan kepala gue sakit banget," Ivan meminta maaf, merasa tidak enak karena tidak bisa datang untuk jadwal hari ini.

"Tuhkan, udah gue bilang kan kemaren, udah gue suruh istirahat juga. Bandel sih gak mau dengerin," Ruben mengoceh.

Ivan menghela nafas, "Ya maaf."

"Yaudah gak apa-apa kok lo nggak dateng, nanti gue kabarin terus ya," kata Ruben sebelum mengakhiri panggilan.

Setelah menelepon Ruben, Ivan dengan berat hati memutuskan untuk mengirim pesan ke Ayu untuk memberi tahu bahwa mereka tidak bisa bertemu hari ini. Tak butuh waktu lebih dari 5 menit, Ayu langsung menelponnya setelah Ivan mengirim pesan tersebut.

"Kenapa?" tanya Ayu saat Ivan menjawab telepon.

"Kenapa apa?" Ivan bertanya balik, lalu menekan tombol speaker sebelum meletakkan handphonenya di sampingnya.

"Kenapa kita hari ini nggak bisa ketemu?"

"Aku lagi sakit, Ayy." Ivan menjawab perlahan sambil mempersiapkan diri untuk omelan Ayu.

"Tuhkan, kemarin kamu pucet banget! Kenapa sih kamu nggak bisa jaga diri, selalu maksain diri untuk nyenengin orang lain. Harusnya kemarin kalo dari awal kamu udah nggak enak badan, ya bilang ke aku, kalo gini kan kamu sendiri yang kesusahan. Please start putting yourself first!" Ayu menegurnya.

Saat Ivan hendak membela diri, tiba-tiba kakaknya masuk ke dalam kamarnya, membawakan sarapan dan obat-obatan untuknya. Ivan langsung fokus kepada kakaknya dan dia benar-benar lupa bahwa dia sedang telponan dengan Ayu.

"Am I dreaming or is my sister actually bringing me food?" Ivan menggoda kakaknya.

"This is definitely against my will. Pertama-tama, mama dan papa nggak ada di rumah dan Kedua, banyak hal yang lebih penting yang bibi harus lakuin daripada ngurusin kamu." Irene menjawab sambil meletakkan makanan di tempat tidur dan obat di meja samping tempat tidur.

"Senang deh aku sakit pas kakak lagi di rumah," ucap Ivan, tersenyum sambil memeluk kakaknya.

"I hate sick you, you become extra clingy like a kid," kata Irene sambil berusaha membuat Ivan melepaskannya.

"My favorite sister," kata Ivan sambil melepaskan kakaknya untuk makan makanan yang telah disiapkan.

"Again, I'm your only sister!" Irene memukul kepala Ivan yang membuatnya hampir tersedak makanannya dan Irene langsung menepuk punggungnya.

"Be nice, I'm sick." Ivan memanyunkan bibirnya.

"Stop pouting, you look ugly," Irene berkata dan kemudian dia melihat sekeliling tempat tidur Ivan dan melihat handphonenya yang nyala. Irene langsung tertawa ketika dia menyadari bahwa adik laki-lakinya sedang menelepon seseorang selama ini.

"Dek, lagi telponan sama siapa?" Irene bertanya sambil melihat muka Ivan yang langsung berubah ekspresi.

Ivan segera meletakkan sendoknya dan mengambil handphonenya, dia melihat bahwa dia masih bertelepon dengan Ayu sepanjang waktu yang berarti Ayu mendengar betapa manja Ivan pada kakak perempuannya.

"Ayy?" Ivan memanggilnya.

"Iya, kenapa?"

"You've been listening this whole time?" Ivan memalingkan mukanya dari kakaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The DealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang