𝟑. 𝐏𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚

10 2 3
                                    

*Tekan Bintang!!(☆^ー^☆)*
*
*
*

Suara detik jam terdengar berulang kali diruangan yang cukup sunyi. Hanya ada satu penghuni yang tengah sibuk mencuci segala piring dan gelas kotor didapur sebuah Restoran. Terlihat menggunakan clemek yang di ikat pada pinggangnya, tanpa tersadar jam sudah menunjukkan waktu 17:30 yang artinya senja sudah mulai menampakkan dirinya.

"Ara, ini yang terakhir. Btw urusan depan udah selesai. Jadi lu bisa langsung pulang kalau udah beres ini." ucap seorang karyawan setelah meletakkan setumpuk piring dan alat makan lainnya yang kotor untuk dibersihkan.

"Siap! Gua bakal beresin semuanya." Jawab nya tanpa ragu dan kembali melakukan aktifitas nya.

"Ini yang terakhir Ara. Ayo kelarin sebelum malam. Lu harus ketemu Muki." Batin nya dalam hati, karena sudah 2 hari ini ia tak pernah melihat keadaan muki lagi jadi sebelum ke Minimarket untuk bekerja dia ingin menemui Muki nya.

─────────────────────────

"AaAaAaAaaaa!"

Seseorang berteriak seakan ingin melepas semua beban yang ada di pundaknya, ia berada sangat jauh dibawah bintang bintang malam dan juga jauh diatas tanah yang dipijak oleh semua orang. Saat diatas samar samar matanya melihat sosok asing jauh dibawah sana, seperti berjalan kearah gedung tepat ia berada. Sesaat sosok itu berhenti sebentar dan menatap atap gedung, sekilas mereka seperti melihat secara bersamaan.

"Apa dia melihat ku?" Ujar nya. Namun sosok tersebut sudah hilang dari pandangan nya dan mungkin sudah ditelan oleh hari yg mulai gelap.

"Kalau mau mati jangan disini." Dengan nada santai suara gadis itu mampu mengagetkan seseorang yang sedang sibuk memandang ke bawah seperti ingin melompat dari gedung yg tinggi ini.

"Ehh siapa juga yang mau bunuh diri."
Balasnya.
Namun ia tak lagi menerima balasan dari gadis itu. Ia hanya memandang gadis tersebut yang sibuk melihat sebuah tanaman.

Rasa penasarannya membuat ia mendatangi dan ingin bertanya lebih.
"Lu siapa ya? Lu manusia kan? Oooh atau rumah lu disalah satu gedung ini?" tanya nya panjang lebar. Namun masih mendapatkan sikap dingin seperti tadi.

"Dingin banget ya." ujarnya berusaha mencairkan suasana.
"Btw gua Nanda. Dan tadi itu sebenarnya..." Belum selesai Nanda dengan perkataan nya, gadis itu langsung menoleh kearahnya. Namun ia tidak mempedulikan jabat tangan ramah Nanda dihadapannya. Matanya menatap Nanda, ia melihat dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.

"Kalau mau mati pikir pikir dulu. Yang punya banyak masalah bukan cuma Lu." Bukan nya memperkenalkan namanya ia pergi meninggalkan Nanda yang sibuk memikirkan ucapan gadis tersebut tentang dirinya. Meskipun ia tak berniat untuk mengakhiri hidupnya tapi kata kata gadis itu  masuk akal untuk nya.

Saat tersadar dari pikiran nya ia sudah tak melihat gadis itu lagi.
"Kemana dia pergi?" Ia pun kembali melihat ke arah bawah gedung, yups orang yang baru ia temui tadi ternyata sudah berjalan menjauh seperti menghilangkan diri tanpa jejak.

─────────────────────────

Ara berjalan dibawah sinar bulan. Berada diantara orang orang yang sibuk berlalu lalang dijalanan, seperti orang yang sudah kelelahan dari aktivitas mereka dan menuju rumah ternyaman. Tak sadar langkah Ara memasuki kawasan sebuah taman yang dipenuhi dengan mereka yang mempunyai impian hidup sehat atau sebagian orang yang terobsesi ingin menurunkan berat badan dengan olahraga ditaman itu.

"Hah!" mendongakkan kepala menatap langit malam dan membuang nafas kasar ke udara, setelah hari yang berat ia lalui dan entah mengapa kaki nya harus menuntun Ara kesini.
"Meskipun terlihat sulit, setidaknya mereka mempunyai harapan untuk sesuatu yang mereka lakukan." mata nya melihat beberapa orang yang sudah mulai berusaha untuk mengejar sesuatu yang mereka impikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DREAM BUILDER...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang