Tentang Hantika

02. Tentang hidup hantika

Hai hai selamat pagi. Apa kabar kalian semua.

🍀🍂🍂🍀🍂🍂🍀

Keesokan harinya Navia pun mulai berangkat ke sekolah. Dia di jemput daffin, walaupun lagi kesel sama tuh cowok, tapi dia tetap harus mau berangkat sama pacarnya. Demi kaki nya supaya tidak pegal.

"Nav kenapa sih kamu dari tadi diam aja? Apa aku ada salah sama kamu? Pasalnya sejak naik motor Navia hanya diam saja. biasanya kan dia nyerocos mulu. Tapi kali ini hanya diam seribu bahasa. Ya mangkanya daffin heran. Dan untungnya daffin sudah mengenal pacarannya, kalo dia di diamin itu tandanya dia ada salah

"Ga apa-apa. Coba kamu pikir sendiri aja."

"Jangan gitu lah ay. Aku kan cuman bantuin tuh cewek." Dan Navia hanya memutar bola matanya

"Idih kalo ada salah aja baru mau panggil ay, dan satu lagi daff emang bantuin nya harus dengan cara nge-gendong tuh cewek ya?." Daffin gelagapan, pasalnya apa yang pacarnya bilang ada benarnya juga

"Hmm gak juga sih. Hehe maaf ay lupa." Daffin hanya nyengir di balik helm nya.

"Ihh! Kamu mah gitu!" Navia reflek langsung memukul bahunya daffin. Untuk meredakan kekesalan yang sejak kemarin dia pendam.

"Aduh-duh sakit ay, udah aku lagi bawa motor loh. Maaf nanti gak bakalan lagi kayak gitu."

"Janji loh ya."

"Iya janji, udah jangan cemberut-cemberut kayak gitu lagi, jelek tau."

"Apa? Coba bilang lagi" Navia melotot

"Hehe nggak apa-apa"

Dan akhirnya mereka pun sudah sampai di sekolah SMA cahaya harapan. Dengan suasana hati Navia yang seperti semula. Yang ceria dan cerewet.

🍀🍂🍂🍀🍂🍂🍀

Bahas soal Hantika. Jadi dia adalah seorang gadis difabel. Mungkin
kalian bertanya-tanya mengapa Hantika bisa kayak gitu? Jawaban nya adalah, dulu pas ia masih kelas lima SD, dia sempat kecelakaan pas naik motor bersama ayahnya. Waktu itu di pagi hari yang mendung ayahnya mau mengantarkan ia ke sekolah. Jalanan licin karna air hujan, ayahnya sudah berhati-hati mengendarai sepeda motor, tapi ini musibah, entah dari mana mobil truk itu melaju kencang, kejadian itu sangat tiba-tiba dan terlalu cepat. Truk itu menabrak hantika dan ayahnya, mereka terpelanting beberapa meter.

Di saat itu hantika masih sadar walaupun remang-remang, dia melihat ayahnya yang sudah tidak sadarkan diri, dan bersimbah darah, terutama di bagian kepala. Mereka ber-dua terluka parah di bagian kepala akibat benturan yang cukup kuat itu. Setelah itu hantika pun ikut tidak sadarkan diri, dan warga pun berkerumun menolong mereka. Ayah dan hantika pun di bawa ke RS terdekat.

Mama, farhan sama ashana tentu terkejut mendengar kabar dari RS kalo mereka kecelakaan. Mama sama ashana menangis di sepanjang jalan menuju RS, sedangkan farhan dia tidak menangis, tapi dia sangat-sangat takut terjadi apa-apa sama adik dan ayahnya. Tubuhnya bahkan sampai bergetar karna itu.

Tiap jam tubuh ayah makin drop, tekanan darah pun sudah mulai menurun. Ayah hanya mampu bertahan selama dua hari saja, dia meninggal karena luka yang sangat serius di bagian kepala itu.

Ayah meninggal jam enam pagi, dan di makamkan jam satu siang. Ayah di makamkan tanpa kehadiran hantika, karna ia masih belum sadar. Mama, farhan sama ashana sangat terpukul dengan kepergian ayah, bahkan ashana sampai memeluk dengan erat saat ayahnya itu mau di angkat ke peristirahatan terakhirnya. Farhan tentu memeluk adiknya dengan erat, supaya dia bisa mengikhlaskan kepergian ayah. Farhan memeluk mama dan ashana yang menangis supaya mereka tenang.