#9

35 4 1
                                    

-Taylor Allison Swift POV-

Aku masih bingung dengan kejadian kemarin.. Yurri menangis dan Justin tiba-tiba pergi dari pesta yang kubuat untuknya. Kulihat mimik muka Yurri yang memerah, matanya terus mengeluarkan cairan bening yang sesekali ia hapus. dan ia mencoba menutupnya dengan membenamkan wajah nya pada dada bidang Justin. Sebenarnya apa yang terjadi? Ah ya, mereka juga keluar dari Dance Room yang kenyataannya sudah lama tak dipakai oleh aku maupun keluarga ku. Yang tau ruangan itu hanya Jhon dan Justin. Dua lelaki itu. bahkan Yurri pun tak tahu.

"Aku pulang dulu, thanks for the party."

Kata-kata yang keluar dari mulut Justin seakan bagai kaset rusak dikepalaku, kata-kata itu terus berputar difikiran ku. Setelah Justin pergi, aku masuk ke Dance Room dan melihat Jhon. ya pacarku, sedang duduk dipojok dengan wajah yang ditutupi. ketika aku mencoba memanggilnya, tak ada jawaban. aku pun menguncang-guncang kan badannya, dan ternyata Jhon pingsan.

Aku ingin sekali bertanya pada Jhon apa yang sebenarnya terjadi. but i don't know aku merasa terlalu takut untuk bertanya. apa lagi keadaannya yang sedang mabuk berat. apa aku harus bertanya pada Justin?

*On The Phone*

"Hallo, Just."

"Aye, tay. what's up?"

"Can i ask something to you?" Tanyaku hati-hati

"Ya, sure"

"What happened with Yurri, yesterday?" Tanya ku lagi lebih hati-hati, terdengar hembusan nafas disana. sepertinya Justin.

"I don't know. Yurri won't to tell to me" ujarnya dengan nada yang santai,

"Ah, really? i saw Jhon too in the Dance Room. apa ada kaitannya?"

"I don't know, Tay. coba saja kau tanya pada Jhon. Taylor, aku ada urusan. bye"

*On The Phone End*

Sambungan pun terputus. aku tak tau, tapi perasaan ku berkata bahwa Justin berbohong. feeling ku berkata kalau Justin tau semuanya. tak mungkin juga kan Yurri tak bercerita padanya?

-Justin Drew Bieber POV-

Aku sedang bersiap-siap di rumah Yurri. karena aku akan datang ke acara yang diselenggarakan oleh panti asuhan disekitar Toronto. aku ditemani oleh Yurri. Dia sendiri yang ingin ikut bersamaku. ia bilang, ia ingin merasakan apa rasanya menjadi super star. sungguh alasan sangata-sangat bodoh. bilang saja ia ingin bersama ku terus, haha. tapi, ku akui Yurri itu adalah gadis yang sangat baik dan sangat ceria. kau tau tentang insiden kemarin? Yurri sudah memaafkan Jhon, totaly. dan raut wajah Yurri saat sarapan pun sangat ceria. aku makin kagum dengan gadis ini.

"Justin, handphone mu bunyi!!" teriak Yurri dilantai dua. ya aku sedang menyiapkan makanan untuk para anak-anak di panti asuhan, you know aku itu jago memasak haha.

Aku pun langung mematikan kompor dan menyuruh salah satu maid untuk memasukan makanan kedalam kotak makan, dan aku langsung menuju kamar. tertera nama Taylor S disana. ada apa? Ah pasti ia akan bertanya tentang kejadian semalam. aku harus menjawab apa?

"Hallo, Just." sapanya ditelfon,

"Aye, tay. what's up?" Tanyaku yang kubuat se-santai-santai-nya

"Can i ask something to you?" Ia mengucapkan nya dengan hati-hati disana,

"Ya, sure" balas ku yang kubuat santai, ah sudah pasti ia akan menanyakan kejadian kemarin.

"What happened with Yurri, yesterday?" Tanya-nya lagi dengan hati-hati. tuhkan sudah kuduga, ia pasti akan bertanya ini. aku pun menarik nafas dan membuangnya dengan kasar sehingga bisa terdengar oleh Taylor, mungkin(?) aku seperti ini agar Taylor sedikit percaya,

"I don't know. Yurri won't to tell to me" jelasku yang mungkin terdengar sangat santai oleh Tay.

"Ah, really? I saw Jhon too in the Dance Room. apa ada kaitannya?" Deg, aku bingung mau menjawab apa. aku diam sejenak...

"I don't know, Tay. coba saja kau tanya pada Jhon. Taylor, aku ada urusan. bye" ucapku yang langsung menutup telfonnya, sungguh aku tak mau mendengar pertanyaan-pertanyaannya. ia bisa kan bertanya pada Jhon? Kekasihnya sendiri? Untuk apa bertanya padaku?

"Siapa?" Tanya seseorang dibelakangku, aku pun menoleh dan menemukan Yurri sedang berdiri diambang pintu sambil menenteng jaket nya

"Taylor" ucap ku yang langsung menariknya untuk duduk di pinggir kasur, kulihat raut wajah nya berubah. berubah menjadi... panik? Ya, panik.

"A-ap-apa yang ia katakan, Justin?" Tanya nya gugup, aku tau ia sedang panik sekarang.

"Bertanya tentang mu." kulihat lagi raut wajah nya semakin panik, membuatnya semakin menggemaskan.

"APA YANG IA TANYAKAN, JUSTIN? TELL ME! TELL ME!" Ia menarik-narik lenganku dengan wajah yang pucat

"Ia bertanya, 'Justin, dimana Yurrica? Aku ingin menemuinya karena ia telah mencium kekasihku!' Ku bilang saja kau sedang tak ada dirumah dan aku tak tau kau dimana, selesai." ucapku yang sedikit dilebih-lebihkan. haha kalian tau? Ekspresi Yurri itu sangat... menggemaskan. aih apa yang aku fikirkan?

"APA?! PADAHAL KAN KEKASIHNYA YANG MENCIUM KU, BUKAN AKU!! AAAAAAA JUSTIN KAU HAR----"

"Ahaha you know? Youre face is so so cute. HAHAHA I'M LYING, HAHAHA" Teriak ku dengan diiringi tawaan. sungguh kalian harus melihat wajahnya. wajahnya berubah menjadi pucat pasi, bibirnya pun memucat tetapi masih terlihat warna pink nya, dan matanya... berkaca-kaca!! Hahahaha. Aku pun menunjuk-nunjuk ia yang sedang kebingungan, lalu ia tersadar dan langsung mencubit perutku

"KAU! MENYEBALKAN!!!" Teriak nya sambil menujuk kearah hidungku, dan kembali mencubitku

"Aww, it's hurt Yurri, it's hurt!" Ucapku

"I don't care. ini akibatnya karena kau berbohong padaku! Huh" balasnya yang hendak mencubitku lagi tetapi aku tahan, dan aku pun menarik lengannya untuk berhadapan denganku

"Hahaha, calm down Yurri. Ya, i was lied to you. but.. tadi itu memang Taylor." Ucapku dengan memegang kedua bahunya, ia terdiam lalu menunggu ku untuk melanjutkan bicara

"She just ask 'what happened to Yurri, yesterday?' Dan aku bilang aku tak tau. dan ia bertanya lagi 'ah, really? I saw Jhon too in Dance Room. apa ada kaitannya?' aku jawab tidak tau lagi, dan coba saja tanyakan pada Jhon. Setelah itu, selesai. aku tutup telfonnya," jelasku panjang lebar sambil menatap matanya.

"Tak mungkin aku memberitahu Tay tanpa seizin dari mu." lanjutku tersenyum. senyuman pun mengembang di bibir tipis Yurrica, ia langsung memelukku

"Thanks, Biebs" aku pun hanya mengangguk dan membalas pelukan Yurrica, sampai...

"Justin kenn----oh my god apa aku menganggu kalian?" Pekik seorang wanita paruh baya diambang pintu. aku melepaskan pelukan dan tersenyum pada Rathel -nenek Yurri- dan Yurri secara bergantian,

"No, grandma. ok Yurri, common. kau mau ikut kan?" Ajak ku pada Yurri yang sedang menundukan kepala menahan malu, ya tentu saja ia malu. Ia sudah tertangkap basah memeluk ku,ya memeluk Justin Bieber. The Superstar. Yurri pun mengangguk dan langsung mengekori ku dari belakang, seperti aku ini induknya. aku menarik tangan Yurri dan mengenggamnya,

"Don't you dare for walk behind me. You think, I am your mother, huh?" Ketusku tanpa menoleh kearahnya, Yurri hanya mendengus kesal dan melepaskan genggaman tanganku dengn kasar

"Don't you dare to hold my hands," ucapnya ketus sambil menyilangkan tangannya didada.

----
Haii, aku lagi semangat nulis karena aku lgi pusing untuk ngafalin! Yaa aku sedang UN sekarang huhu doain yaah!<3 give me vote, please?:)
-nadhira

You are mine and I am yours (Justin Bieber love Story)Where stories live. Discover now