02

3.4K 295 42
                                    

Gun terus memuntahkan cairan bening dari mulutnya. Ia bolak-balik berjalan menuju kamar mandi di kamarnya. Perutnya terasa sangat keram sehingga membuat kepalanya semakin pening. Selama sebulan setelah kejadian di mana Off yang menyetubuhinya. Gun benar-benar mengurung diri di kamar sehingga membuat kemarahan di keluarganya semakin membesar padanya. Gun tak memperdulikan itu, toh juga mereka tak akan peduli padanya bukan?

Seperti saat ini, Gun belum memakan apapun sejak kemarin. Apa ayah atau ibunya datang untuk menanyakan sudah makan apa belum padanya? Nyatanya tidak. Tidak ada yang datang menemuinya. Hanya kepala Han yang selalu melihat keadaannya saat ini

Setidaknya ada orang yang memperhatikannya.

"Tuan muda, apa anda masih berada di kamar mandi?" Itu suara kepala Han membuat Gun mengangguk di dalam sana. Jelas-jelas anggukannya tak terlihat untuk kepala Han sehingga kepala Han di luar sana masih ribut dengan pertanyaan keadaannya. Gun tersenyum, ia melangkah ke luar agar kepala Han bisa lebih tenang.

"Tuan muda, kau membuatku takut saja. Wajahmu terlihat pucat. Makan yang banyak eum" Gun mengangguk dan berterimakasih pada kepala Han yang kini menghilang di telan pintu kamarnya. Kemudian Gun duduk di tepi ranjang dengan memandang makanan tersebut.

Tangan kecil itu mengambilnya lalu membuang makanan tersebut seperti biasa. Mood makannya sedang buruk seperti hari-hari sebelumnya. Ia takut jika memakan satu suap nasi maka ia akan bolak-balik lagi ke kamar mandi.

Badannya sudah terlalu lemah. Gun melihat perutnya lalu mengelus perut tersebut tanpa sadar.

"Apa aku hamil?" Entah pikiran dari mana yang membuat Gun berpikir seperti itu. Ada senyuman di bibirnya jika itu adalah kenyataan. Biasanya orang-orang yang mengalami mual di pagi hari atau sehabis makan maka hal seperti itu bisa jadi morning Sick dari ibu hamil.

"Aku akan memeriksanya. Jika itu ada, kumohon kau tetap di dalam perut ini eum" Gun terbangun dari ranjang lalu mengambil sebuah jaket coat nya. Sebulan dirinya tak keluar kamar. Maka semua maid di sini langsung menyapanya dengan bahagia karena sang tuan muda keluar juga. Gun tersenyum kepada mereka

"Mau kemana kau? Apa kau ingin menjadi jalang dari orang yang tak pernah membalas perasaanmu itu?" Alice menegur Gun. Wanita cantik itu terlihat sangat kecewa padanya sehingga kata-kata yang tak pernah kasar kini terdengar sangat kasar seperti yang ayahnya katakan padanya.

"Aku ingin keluar sebentar ma" Alice langsung pergi begitu saja meninggalkan Gun yang berdiri diam menatap kepergian ibunya. Tak mungkin jika Gun mengatakan kalau dirinya ingin kerumah sakit untuk melihat hasil jelasnya juga memeriksa dirinya sendiri.

.
.
.

"Aku tak tahu jelasnya. Tapi aku melihatmu menyeretnya ke ruangan itu Off" Singto menjelaskan apa yang di lihat olehnya. Saat di mana Off menarik Gun kasar dan masuk kedalam ruangam sex itu, saat itu Singto juga berada di kamar mandi, jadi ia bisa menyaksikan bagaimana Off menyeret Gun dengan kasar

"Dia yang menjebakku untuk menyetubuhinya" ucap Off penuh penekanan sehingga mendapat putaran mata dari kedua temannya itu.

"Setelah kejadian itu dia tak terlihat sama sekali, biasanya Gun akan mengikutimu kemanapun, apa lagi pendaftaran Universitas yang kau lakukan saat ini. Lalu kemana dia sekarang?" Singto mengangguki ucapan dari Tay yang tak pernah melihat rupa Gun selama sebulan ini. Tak mungkin jika Gun tak mengikuti Off untuk mendaftar kuliah. Lalu saat pendaftaran tiba, yang mereka herankan adalah rupa Gun yang tak mengelilingi Off.

"mungkin dia mengakui kesalahannya dan..."

"Off kau terlalu kejam padanya" Singto berucap membuat Off menghela nafasnya kasar. Off tak akan sekejam ini pada orang lain. Tapi Gun? Lelaki kecil itu benar-benar membuat Off sebenci ini padanya.

Not Visible (OFFGUN END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang