Surat Kuasa

16 2 0
                                    

Alarm dari sebuah ponsel dengan lockscreen bergambar lukisan The Starry Night dari Vincent Van Gogh, berbunyi memekakan telinga sesiapapun yang berada di ruangan itu. 06:30 waktu yang ditunjukan oleh ponsel tersebut. Tak lama ponsel tersebut berbunyi, tangan dengan jari panjang dan kuku bercat pink berhasil meraih ponsel dan mematikan alarm itu dengan gerakan cepat. Tangan tersebut milik seorang gadis yang namanya akan tercantum dalam setiap halaman di cerita ini. Shin Yuna, nama gadis itu yang kini sedang menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya.

Sesaat sedang memikirkan riasan rambut apa yang akan dia kenakan hari ini, tiba-tiba seseorang berteriak di depan kamarnya sembari memukul-mukul pintu dengan tak sabar. "Hei, Shin Yuna sialan! cepat bangun dan buat sarapan, jika kali ini aku telat lagi karnamu kau akan mati di tanganku. Hei!!! cepat ku bilang!!"

Mendengar teriakan itu Yuna beranjak berdiri dengan malas. Dia membuka pintu dan langsung menuju dapur tanpa berkata sepatah kata apapun. Di meja makan sudah berada Bibi, Paman dan sepupunya Shin Ryujin yang baru saja berteriak meminta dibuatkan sarapan di depan kamarnya. Mereka tidak saling bertatap karna sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bibi sedang merapihkan riasan, sang Paman sedang sibuk bermain judi online di ponselnya dan Shin Ryujin sedang melakukan live streaming di akun media sosial miliknya.

Yuna memasak seluruh makanan untuk dirinya dan mereka berempat dengan tangan yang sudah lihai. Tentu lihai karna itulah tugasnya setiap hari. Memasak sarapan dan makan malam. Yuna harus pulang sebelum pukul 7:00 malam, karna jika telat dia tidak memiliki cukup waktu untuk menyiapkan makan malam. Sebelum pulang pun Yuna harus pergi berbelanja.

Dengan hati-hati bagai pelayan Yuna menaruh piring demi piring dan juga lauk yang telah dimasaknya di meja untuk mereka santap bersama. "Teman-teman aku rasa cukup sampai disini untuk live kegiatan pagi hari ku, terima kasih yang sudah mengirimkanku sticker. Kalian sungguh baik. Aku tidak bisa membalas komentar kalian satu persatu. Sampai jumpa di live ku selanjutnya, aku akan mengumumkannya di story ku siang ini. Dadaaaah" Ucap Ryujin mengakhiri live yang sedari tadi tidak kunjung usai.

Sejenak Yuna duduk di kursi hendak menyuap nasi, Bibinya berceloteh.. "Anak sialan sepertimu, jika masih ingin tinggal menumpang gratis harus rajin atau aku akan memasukanmu ke panti asuhan"

"Itu benar, sepertinya lebih baik jika Shin Yuna berada dipanti asuhan sehingga aku tidak perlu berpura-pura tidak mengenalnya di sekolah. Menyebalkan sekali, Ibu. Ibu, tidak bisakan Shin Yuna dipindahkan ke sekolah lain. Sekolah biasa, lagi pula buat apa dia sekolah seni. Apakah di Korea ini akan menghargai pelukis yang tidak punya orang tua? Hei Shin Yuna, sadarkanlah dirimu. Jangan sampai kau hanya menyianyiakan waktumu di sekolah yang salah. Pergilah ke sekolah umum dan jadilah pegawai kantor, dengan begitu kau bisa membayar biaya hidupmu kepada kami dengan cepat." Shin Ryujin meracau tak karuan

Yuna sudah terbiasa dengan pembicaraan seperti itu. Bagai lauk disarapannya. Yuna tidak menghiraukan hal tersebut karna itu hanya akan membuat dirinya sedih dan tidak bisa menikmati hidup. "Kalian sadarlah, uang asuransi orang tuaku sangat banyak. Kalian hanya orang miskin yang tidak bisa mengelola keuangan. Uang itu hak orang lain yang kalian gunakan tanpa tujuan. Sebesar apapun uang yang kalian habiskan tidak ada gunanya apabila kalian tidak pandai mengelola." Yuna membalas perkataan mereka.

"Tutup mulut busukmu. Pergilah dari sini jika tidak suka dengan tempat ini" Paman mulai ikut campur. Paman yang harusnya dapat melindungi Yuna dari apapun dan siapapun itu sungguh hanyalah iblis berbentuk manusia. Dia merupakan adik kandung ayah Yuna. Sebelum ayah Yuna meninggal, Paman tidak seperti sekarang. Bahkan Bibi dan Ryujin tidak jahat kepadanya.

"Tentu, aku akan pergi. Lihatlah nanti apakah orang miskin seperti kalian bisa hidup tanpa uang yang dihasilkan dari jeripayah orang lain? aku akan memberikan surat kuasa kepada pengacara ayahku dan mengambil sebagian harta yang tersisa sebelum habis oleh kalian" Yuna berdiri dan berjalan cepat menuju kamar lalu mengunci pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Bahasa] "Mark My World" (Fanfict Mark NCT & Yuna Itzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang