bagian : 01

41 4 0
                                    

pagi yang begitu cerah hingga sinarnya masuk melalui celah gorden dan mengusik seorang pemuda yang masih bergumul dengan selimutnya. pemuda itu perlahan membuka matanya membiasakan cahaya masuk ke dalam retinanya lalu mendudukkan dirinya sembari meregangkan otot-otot ditubuhnya.

"hahh..." pemuda itu menghela nafasnya berat.

"apa semuanya akan berakhir seperti ini? jika kau tak mencintaiku..." pemuda itu menjeda kalimatnya.

"mengapa kau menjadikanku kekasihmu? apa aku hanya pelampiasan mu?" lanjutnya.

ia menggeleng kepalanya pelan, ia tidak mau terus menerus seperti ini yang selalu memikirkan orang yang telah mengkhianatinya atau mungkin hanya dirinya saja yang menganggap hubungan mereka selama ini.

ia bergegas menuju kamar mandi karena hari ini adalah hari senin, ia harus berangkat sekolah setelah satu minggu tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. ya memang sakit tapi hanya hatinya yang sakit sedangkan tubuhnya baik-baik saja.

setelah sekitar tiga puluh menit di kamar mandi, akhirnya pemuda itu keluar dalam keadaan sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan juga wajahnya yang tampak fresh.

"aku malas berangkat sendiri" gumamnya.

"kau malas berangkat sendiri?" orang itu sudah berdiri didepan pintu kamarnya dengan seragam sama seperti yang digunakan pemuda itu.

pemuda itu tentu terkejut karena seingatnya ia tinggal sendiri di rumah karena orang tuanya diluar negeri mengurus pekerjaan mereka, lebih tepatnya pekerjaan papa dan mama nya hanya ikut menemani.

"lia? kau kapan datang? dan seragam yang sama dengan ku?" tanya pemuda itu, ia masih bingung dengan gadis di depannya ini. seingatnya semalam sebelum ia tidur di rumah ini tidak ada orang masuk.

"kak, kau lupa mengunci pintu depan untung saja aku yang masuk bukan pencuri" gadis itu melirik pemuda itu yang sejak tadi diam memandangi dirinya dengan tatapan rindu. dan benar saja pemuda itu langsung memeluknya.

"kakak..." pemuda itu menjeda kalimatnya.

"kakak merindukanmu" lanjutnya.

"aku juga merindukan kak hyunsuk, sekarang ayo kita berangkat ke sekolah nanti kita terlambat. aku tidak mau terlambat di hari pertama aku masuk sekolah" ucap lia seraya memanyunkan bibirnya. pemuda itu adalah hyunsuk, choi hyunsuk. kakak dari gadis bernama lia.

hyunsuk menggenggam tangan adiknya lalu berjalan keluar dari rumahnya, ia sekarang lebih semangat menjalani kehidupan nya karena sang adik yang akan menemaninya.

"kak, kita naik mobil? kau bilang kau malas berangkat sendiri?" tanya sang adik, pasalnya sedari tadi hyunsuk tersenyum kearahnya dan membuat lia merasa jika kakaknya ini mengalami gangguan kejiwaan.

"kau masuk saja ke dalam mobil nanti aku yang mengemudi"

"dasar aneh" cibirnya kepada sang kakak.

lia berjalan kearah mobil hyunsuk dan menunggu nya tetapi sudah sepuluh menit berlalu, sang kakak tidak ada tanda-tanda bahkan dia hanya diam dengan sorot mata yang kosong. lia yang sedari tadi menunggu pun akhirnya lebih memilih masuk ke dalam mobil kakaknya. sebelum itu lia sempat berteriak.

"CHOI HYUNSUK!! SAMPAI KAPAN KAU DIAM SEPERTI PATUNG HAH?! SAMPAI KITA BERDUA TERLAMBAT?!"

hyunsuk yang sempat melamun pun akhirnya tersadar dan segera berjalan kearah mobilnya. setelah masuk ke dalam mobil, ia pun langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"kak, kau baik-baik saja kan? aku sempat melihatmu melamun tadi" sang adik bertanya padanya namun tidak ada sahutan dari hyunsuk, ntah dia hanya ingin fokus mengemudi atau memang dia tidak mendengarkan pertanyaan dari adiknya.

Kamu adalah Takdirku (Hoonsuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang